I'LL Teach You Marianne

Masukan seorang teman



Masukan seorang teman

0Memasuki bulan Desember musim dingin pun mulai datang di London, orang-orang yang beraktivitas menggunakan pakaian tebal untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan udara dingin yang cukup membuat seseorang menggigil jika berdiri terlalu lama di halte bis. Sejak pagi Anne sudah mendapatkan teror dari Jack yang memintanya untuk tak pergi kemana-mana, Anne yang malas ribut pun mengiyakan semua perkataan Jack. Anne tak mau Jack datang ke apartemennya dan melakukan hal yang sudah ia lakukan padanya tadi malam di mobil, karena itulah Anne memilih menurut dengan semua larangan Jack.      
0

Linda dan Paul yang sudah berisik sejak tiga hari yang lalu pagi ini sudah berada di apartemen Anne, mereka berdua bergegas pergi ke apartemen Anne setelah Anne memberi kabar kalau ia sudah pulang ke apartemen.     

"Memangnya kau masih merasa dingin Anne?"tanya Linda penasaran, ia merasa aneh melihat Anne memakai jaket tebal di dalam apartemen.     

"Iya, memangnya kalian tidak?"tanya balik Anne tanpa rasa bersalah dengan berkali-kali merapikan posisi kerah jaketnya.     

Paul menggelengkan kepalanya begitu juga Linda, mereka sudah cukup nyaman menggunakan sweater lengan panjang serta kaos kaki sehingga merasa aneh ketika melihat Anne memakai jaket yang cukup tebal.      

Anne berdehem pelan, ia lalu duduk disofa dan mulai mencari siaran TV favoritnya. Acara perekrutan idol di Korea yang sangat booming di negara gingseng itu. Sementara itu Paul dan Linda memilih untuk melanjutkan aktivitas mereka di dapur, mereka ingin membuat pizza yang rencananya akan dimakan bersama-sama saat menonton film horor. Karena itulah mereka berdua membiarkan Anne menonton acara favoritnya, sebelum mereka kuasai TV besar milik Anne itu.      

Selama menonton acara favoritnya Anne tersenyum sendiri, ia senang sekali melihat perjuangan anak-anak muda yang menjadi trainee di sebuah agensi yang akan mengorbitkan mereka menjadi idol kpop. Awalnya Anne tak menyukai acara seperti itu, namun setelah mengetahui ternyata untuk menjadi seorang idol tidak mudah dan banyak lika likunya Anne akhirnya menyukai acara kesayangannya itu yang menunjukkan perjuangan para trainee itu.      

"Memangnya kau ingin menjadi seorang idol Anne?" tanya Linda tiba-tiba mengagetkan Anne yang sedang fokus menonton sebuah calon girlband sedang berlatih menari, Linda datang ke depan tv untuk meletakkan potongan buah kiwi dan apel yang baru ia bersihkan dan kupas diatas meja.     

Anne menoleh ke arah Linda dengan tersenyum lebar." Memangnya kalau kau suka masak seperti itu kalau ingin menjadi seorang chef? Tidak bukan, jadi kesimpulannya tidak semua hal yang kita tonton atau kita sukai lalu kita terobsesi ingin seperti mereka Linda, aku hanya suka saja melihat perjuangan mereka untuk mencapai mimpinya tidak seperti aku yang mudah menyerah ini." Anne menjawab penuh teka teki pertanyaan Linda yang sebelumnya.      

"Mudah menyerah? Memangnya apa mimpimu Anne?"     

"Pianis, aku ingin menjadi pianis hebat yang bisa menciptakan banyak karya legend seperti Beethoven dan Mozart." Anne menjawab penuh semangat dengan kedua mata berbinar-binar.      

Tawa Linda pecah seketika mendengar perkataan Anne, ia tertawa dengan sangat keras.      

"Menyebalkan,"sengit Anne kesal, ia mengomentari cara tertawa Linda yang penuh dengan nada ejekan itu.     

Linda menyeka air matanya yang keluar karena tertawa, ia lalu duduk disamping Anne dan merangkulnya dengan erat. "Come on Anne, jangan terlalu tinggi menghayalmu. Kita boleh bermimpi, akan tetapi jangan terlalu tinggi nanti kalau kau terbangun dari mimpi itu lalu terjatuh kau akan sakit dan kecewa Anne. Lebih baik biasa-biasa saja seperti aku, kita jalani apa yang sedang kita lakukan sekarang daripada harus mendapat kekecewaan yang akhirnya membekas di dalam hati bukankah itu sebuah tindakan sia-sia." Linda bertanya pelan sembari mencubit pipi Anne.      

"Memangnya kau tak mendukung impianku Linda?"tanya Anne lirih dengan kepala tertunduk.      

"Bukan aku tak mendukungmu Anne hanya saja mimpimu itu terlalu tinggi, coba kau lihat Edward. Dia berasal dari keluarga yang sangat kaya di London, kedua orang tuanya memiliki bisnis di bidang musik. Mereka juga dikenal sebagai keluarga pecinta musik klasik sehingga Edward pun diarahkan menjadi seorang pianis, namun seperti yang kau lihat Edward biasa-biasa saja bukan. Dia tidak menjadi pianis yang terkenal dan hebat seperti Beethoven atau Mozart yang kau kagumi itu kan? Jadi lebih baik kau jangan terlalu bermimpi setinggi itu Anne, aku bukan tidak mendukung mimpimu aku hanya kasihan padamu kalau harus mengalami kekecewaan. Percayalah Anne persaingan di dunia musik seperti itu sangat mengerikan, aku pernah membaca kalau banyak orang yang rela mencuri karya dari orang lain demi untuk kepentingannya sendiri dan kau tahu Anne bagaimana nasib orang yang karyanya dicuri itu? Mereka dibunuh dan dibuat gila ketika berusaha mengklaim karyanya yang dipakai oleh orang lain untuk mengangkat namanya itu, maka dari itu aku memberi masukan padamu untuk tidak berkhayal terlalu tinggi. Aku tak mau melihat engkau yang cantik ini menggila karena sebuah benda bernama piano itu, lebih baik kita jalani apa yang sedang kita jalani ini Anne. Kau sudah memiliki toko bunga yang laris bukankah lebih baik kita mengembangkan toko itu menjadi lebih besar lagi daripada kau memikirkan mimpimu untuk menjadi seorang pianis itu, lagipula memangnya kau bisa bermain piano? selama hampir enam bulan aku mengenalmu belum pernah semenitpun aku melihatmu menyentuh benda itu atau memainkannya,"ucap Linda panjang lebar menjawab pertanyaan dari Anne.     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan, mendengar perkataan Linda membuat Anne tidak yakin ingin menceritakan tentang kemampuannya dalam bermain piano. Ia memilih untuk menyimpan rapat-rapat rahasia itu seorang diri saat ini, padahal sebelumnya Anne ingin memberitahukan rahasia kecilnya pada Linda.     

Linda terkekeh melihat gerakan tubuh Anne, ia kemudian memeluk Anne dengan erat." Aku sayang padamu Anne, aku tak mau melihatmu dalam masalah. Lebih baik kita hidup seperti ini Anne, percayakah Anne menjadi orang terkenal itu sulit. Mereka pasti kehilangan privasinya Anne, jadi lebih baik kita seperti ini saja. Hidup dengan tenang tanpa harus memikirkan hal-hal berat seperti mereka, persaingan di dunia entertainment sangat gila Anne,"ujar Linda kembali mencoba untuk menyakinkan Anne agar tak melanjutkan mimpi yang menurutnya tak masuk akal itu.      

"Darimana kau tahu kalau persaingan di dunia entertainment itu gila?"tanya Anne pelan.      

"Kalau memang persaingan di dunia entertainment tidak gila tidak akan banyak artis, penyanyi, aktor ataupun orang terkenal lainnya yang bekerja didunia entertainment memilih bunuh diri Anne. Mereka pasti memiliki banyak tekanan dari banyak pihak yang membuat mereka akhirnya depresi dan tak bisa mencari jalan keluarnya, sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara instan seperti itu,"jawab Linda pelan. "Kalau mereka tidak memilih bunuh diri banyak yang akhirnya melampiaskan semua emosinya dengan menggunakan obat-obat terlarang, hal-hal seperti itu bukan menjadi sebuah rahasia umum lagi Anne. Dan aku tak mau kau mengalami hal seperti itu, aku tak mau melihatmu menderita Anne. Aku tak mau melihat Anne ku yang cantik ini harus menjadi seperti orang-orang itu yang terus-menerus dikejar wartawan, tak memiliki privasi dan hidupnya selalu menjadi sasaran blitz kamera,"imbuh Linda kembali menambahkan beberapa fakta yang memang lumrah terjadi di dunia entertainment seperti itu.      

Paul yang sejak tadi hanya diam menguping pembicaraan Linda dan bosnya hanya tersenyum, ia kemudian membawa pizza yang baru saja matang ke meja yang ada di depan TV dimana Linda dan Anne berada.      

"Kadang mendengarkan orang yang tidak memiliki impian yang sama dengan kita itu sulit nona, jadi lebih baik anda jangan dengarkan apa yang dikatakan Linda. Kalau anda memang ingin menjadi pianis kejar mimpi anda nona, lagipula anda cantik dan pintar aku rasa tidak sulit bagi anda untuk berlatih piano dalam waktu singkat," celetuk Paul tiba-tiba ikut berbicara mengomentari perkataan Linda yang sebelumnya.      

Linda secara reflek langsung menoleh ke arah kekasihnya itu, karena kesal ia melempar boneka hello kitty kesayangan Anne ke arah Paul yang berhasil Paul tangkap. Paul yang tak terluka karena lemparan boneka itu menjulurkan lidahnya menggoda Linda dan hal itu membuat Linda kesal. Linda pun akhirnya bangun dari sofa dan mengejar Paul untuk dipukul, sontak di dalam apartemen Anne terjadi adegan kejar-kejaran antara Linda dan Paul. Meskipun Linda berteriak-teriak memaki Paul yang berlari menghindari kejarannya itu Anne tahu kalau Linda tak benar-benar marah pada Paul, Anne yang sudah biasa melihat adegan Linda dan Paul seperti ini hanya tersenyum.      

Perkataan demi perkataan Linda pun kembali terngiang dalam ingatan Anne, "Kau benar Linda, aku pun salah satu korbannya. Karya original milik ibuku diambil oleh teman yang sudah aku anggap saudara itu." Anne membatin lirih mengingat apa yang dilakukan oleh Selma dan kedua orangtuanya belasan tahun yang lalu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.