I'LL Teach You Marianne

Arogansi Steffi



Arogansi Steffi

0Anne yang baru mengaktifkan ponselnya setelah dimatikan selama tiga hari saat tinggal dirumah Jack, mendapat sekali pesan dari Aaron dan Leon. Aaron yang terus menerus bertanya dimana posisi Anne saat ini tak ada satupun yang Anne balas, begitu pula dengan Leon yang bertanya tentang kondisinya. Setelah secara tak sengaja Anne mengangkat panggilan videonya, Leon menjadi sangat bersemangat sekali menghubungi Anne kembali.     
0

Linda dan Paul yang sedang menikmati pizza merasa terganggu saat melihat Anne justru sibuk dengan ponselnya terus, karena jengkel Linda akhirnya merebut ponsel Anne dan menyimpannya ke dalam saku pakaiannya.      

"Lindaaa…"     

"Tidak ada ponsel ketika sedang makan Anne, biasakan itu mulai dari sekarang,"sahut Linda ketus dengan mulut penuh pizza yang dibuat oleh Paul sebelumnya.      

"Iya nona, lebih baik makan dulu baru main ponsel,"imbuh Paul dengan cepat menimpali perkataan Linda kekasihnya.     

Anne mendengus kesal, karena malas berdebat dengan kedua karyawannya itu Anne lalu membersihkan tangannya dan mulai makan pizza kembali. Ia memilih duduk disamping Linda mencoba mencari celah untuk mengambil ponselnya lagi dari dari Linda, namun karena Linda sudah menyimpan dengan aman ponsel milik Anne maka Anne tak bisa dengan mudah merebut ponselnya lagi.      

Alhasil selama mereka makan dua loyang pizza toping sosis dan keju, Anne tak menyentuh ponselnya sama sekali. Anne terlihat serius mengikuti jalannya film horor yang diputar oleh Paul dan Linda, ia hanya bisa diam saat melihat Linda memeluk Paul.      

Sementara itu di kantor barunya Leon nampak sibuk mempersiapkan ruangan baru untuk Anne, yang mulai besok sudah bekerja di kantornya untuk menjadi bagian dari tim fashion illustrator di film animasi yang akan ia luncurkan tahun ini. Leon nampak langsung turun tangan memilih meja kursi serta interior di dalam ruangan baru Anne, ia ingin memberikan segala yang terbaik untuk Anne.      

"Akhirnya aku bisa dekat lagi denganmu Marianne, kali ini aku tak akan melepaskanmu. Kau harus kembali padaku lagi Marianne, sejak awal kau adalah istriku. Jadi kau harus kembali padaku." Leon bicara dalam hati sambil berdiri menatap para pekerja yang sedang memasang wallpaper di ruangan baru Anne yang letaknya persis di sebelah ruangannya.      

Para karyawan yang sedang bekerja sangat penasaran, mereka menebak-nebak siapa yang akan menempati ruangan baru itu. Pasalnya selama mereka bekerja dua minggu ini, baru kali ini mereka melihat sang pimpinan terjun langsung mengawasi para pekerja proyek yang sedang mengatur ruangan untuk karyawan misterius itu.      

Leon baru meninggalkan ruangan baru untuk Anne setelah mendengar suara Steffi, Steffi yang baru keluar dari lift nampak marah-marah. Pasalnya tadi ada salah seorang pekerja proyek yang sedang Leon sewa untuk merapikan ruangan baru Anne secara tak sengaja menyentuh lengannya, ia merasa jijik bersentuhan dengan pekerja rendahan kotor seperti mereka. Karena itulah ia marah-marah di dalam lift, padahal sebenarnya tak ada jejak kotoran apapun yang tertinggal di lengannya.      

"Pecat mereka Leon, aku tak mau kantor baru kita ini diisi orang-orang kotor seperti mereka,"sengit Steffi merajuk saat sudah sampai di hadapan Leon.      

"Siapa yang harus aku pecat?"tanya Leon bingung.     

"Itu pekerja rendahan yang tadi...akhh aku tahu, sepertinya pekerja itu teman orang-orang itu yang sedang mengangkat-angkat kursi itu!!"jawab Steffi dengan cepat sambil menunjuk ke arah para pekerja yang baru saja masuk kedalam ruangan baru Anne.      

Leon secara reflek menoleh ke arah tangan Steffi, ia pun menghela nafas panjang ketika menyadari Steffi memarahi para pekerja yang ia sewa. Karena tak mau membuat keributan di depan para karyawan Leon kemudian mengajak Steffi masuk ke dalam ruangan pribadinya, beruntung sejak tadi Steffi marah-marah menggunakan bahasa Jerman. Jadi pra pekerjaan yang mendengar perkataan Steffi tak ada yang mengerti apa yang Steffi katakan, termasuk para pekerja proyek yang ditunjuk-tunjuk oleh Steffi.     

"Jangan seperti itu Steffi, kau sedang dikantor. Jaga sikapmu, apa pantas istri seorang CEO seperti itu? Marah-marah pada pekerja proyek yang sedang aku sewa untuk merapikan kantor seperti tadi, kalau ada yang mengerti bahasa Jerman bukankah itu akan membuat namamu jelek di hadapan mereka,"ucap Leon pelan mencoba untuk menasehati Steffi, melihat sikap Steffi yang semakin arogan seperti itu membuat Leon muak.      

"Aku tidak akan marah jika mereka tak berbuat salah Leon." Steffi menjawab ketus perkataan suaminya.      

Leon menghela nafas panjang mencoba sabar menghadapi Steffi yang semakin kekanak-kanakan itu."Memangnya apa yang sudah mereka lakukan padamu? Sampai kau semarah ini Steffi?"     

"Tadi salah satu pekerja yang sudah aku usir secara kurang ajar menyentuh lengan tanganku Leon, kau tahu kan kalau tanganku ini sangat halus. Aku merawat tubuhku dengan baik untukmu Leon, aku tak mau ada orang rendahan seperti itu menyentuh tubuhku yang lembut ini Leon." Steffi menjawab dengan cepat pertanyaan dari suaminya dengan nada manja, merajuk mencoba meraih simpati dan puji dari Leon seperti biasanya.      

"Bagian mana yang disentuh pekerja itu?"tanya Leon malas.     

Steffi langsung menunjukkan lengan kirinya yang memerah karena sejak tadi ia seka menggunakan tissue basah, Steffi terus menerus membersihkan tangannya menggunakan tissue basah karena menganggap tangan pekerja itu penuh bakteri dan virus. Maka dari itu ia terus menggosok-gosok lengannya sampai memerah.      

Leon menyipitkan matanya saat melihat tangan Steffi memerah,"Sampai merah seperti ini? Memangnya bagaimana kejadiannya?"tanya Leon penasaran.      

Steffi kemudian menceritakan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu di depan lift, ketika ia berpapasan dengan pekerja proyek yang baru saja turun dari lift dan membawa sebuah kardus yang berisi sampah dari sisa wallpaper yang baru saja mereka pasang atas perintah Leon di ruangan baru Anne. Mendengar penjelasan dari Steffi membuat Leon memijat keningnya yang tiba-tiba terasa sakit, ia tak menyangka karena hal sekecil itu Steffi marah besar. Padahal sebenarnya si pekerja proyek tak benar-benar menyentuh lengan Steffi, ia hanya secara tak sengaja menyenggol lengan Steffi.     

"Dan pekerja proyek itu sudah aku usir dari kantor kita,"ucap Steffi penuh kebanggaan menyudahi ceritanya.      

"Kau usir? Apa maksudmu Steffi?"hardik Leon kaget.      

"Ya aku usir, aku tak mau ada orang seperti itu berlalu lalang di kantor kita Leon. Lagipula mereka hanya pekerja rendahan, jadi kau tak usah pikirkan mereka…"     

"Kau keterlaluan Steffi!!!" Leon dengan cepat memotong perkataan Steffi, setelah berkata seperti itu ia lalu keluar dari dalam ruangannya dan menghampiri mandor pekerja proyek yang masih ada didalam ruangan Anne yang belum selesai dirapikan.     

Leon kemudian berbicara empat mata dengan sang mandor pekerja proyek yang sejak tadi terlihat bingung mencari anak buahnya yang sudah diusir oleh Steffi, setelah mendengar penjelasan Leon sang mandor tampak lega ternyata anak buahnya bukan kabur dari pekerjaannya seperti dugaannya yang sebelumnya. Pasalnya ia tahu kalau pekerja yang sedang ia cari ini adalah seorang pekerja yang rajin dan bukan tipikal orang yang bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja.      

"Maafkan saya Tuan, maafkan pekerja saya kalau ia berbuat salah pada nyonya Ganke,"ucap sang mandor berkali-kali penuh sesal.      

"Tidak pak, ini bukan salah anak buah anda. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja dan tolong maafkan sikap istri saya yang berlebihan itu, dia sebenarnya baik hanya saja mungkin ia kaget karena tersentuh secara tidak sengaja oleh pria lain," jawab Leon pelan mencoba untuk meminta maaf atas nama Steffi pada mandor yang kini berada di hadapannya.      

"Iya Tuan saya mengerti, lagi pula yang dilakukan oleh Nyonya Ganke itu benar. Karena tidak ada wanita manapun yang mau disentuh oleh pria lain yang bukan suaminya, anda beruntung Tuan memiliki istri seperti Nyonya Ganke yang sangat setia pada anda itu,"sahut sang mandor telan memuji Steffi.      

Leon hanya tersenyum mendengar perkataan mandor yang ada di hadapannya saat ini, secara tak sengaja ia menoleh ke arah belakang dimana saat ini Steffi sudah berdiri sambil tersenyum ramah ke arah dirinya yang sedang berbicara dengan sang mandor yang anak buahnya di usir oleh Steffi. Rupanya sejak tadi Steffi mendengar percakapan antara dirinya dengan sang mandor dan sang mandor pun sepertinya sudah terpesona melihat Steffi yang sangat cantik dengan balutan busana dari channel serta beberapa barang branded yang melekat di tubuhnya itu, karena itulah ia memuji Steffi seperti tadi.     

Mungkin kalau Leon mendengar pujian itu di masa lalu ia akan sangat senang dan bangga, namun setelah ia bertemu dengan Anne kembali di London Leon merasa muak mendengar pujian untuk Steffi karena ia tahu status seperti apa.     

"Semakin banyak kau bertingkah seperti ini maka semakin cepat aku akan melepas gelar nyonya Ganke yang ada padamu Steffi, akan kukembalikan gelar nyonya Ganke yang sebenarnya kepada pemilik aslinya Marianne." Leon membatin lirih dalam diam, ia masih sangat kesal dengan apa yang Steffi lakukan pada pekerja proyek yang ia usir itu.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.