I'LL Teach You Marianne

Mulai goyah



Mulai goyah

0Karena musim dingin kebun bunga Nyonya Mary tidak mensuplai bunga ke toko-toko bunga yang menjadi langganannya, alhasil toko bunga Anne pun harus tutup selama dua bulan. Bunga baru akan datang lagi saat musim semi datang dan Anne sangat tahu akan itu, karenanya saat ini ia dan kedua pegawainya sedang merapikan toko untuk menjual semua stok sisa bunga yang ada.      
0

Dengan merapatkan jaketnya Linda berkata,"Apakah kita gak rugi Anne kalau bunga-bunga ini dijual murah?"     

"Tidak Linda, stock bunga ini adalah sisa dari keuntungan toko. Bahkan sebenarnya kalau bunga ini tak dijual pun toko sudah untung, akan tetapi karena bunga ini masih layak jual jadi aku berniat untuk menjualnya. Aku yakin si di musim dingin yang akhhh dinginnn, yang dingin seperti ini pasti masih ada yang mencari bunga untuk kekasihnya."Anne menjawab cepat perkataan Linda dengan menutup mulutnya menggunakan tangan yang sudah memakai sarung tangan, pemanas di toko tidak berfungsi dengan baik. Alhasil mereka harus sedikit kedinginan saat ini di dalam toko.      

Linda yang saat ini sedang berdekatan dengan Paul menganggukkan kepalanya, ia tak terlalu dingin karena tubuh Paul yang besar mampu menghangatkan dirinya. Sementara Anne yang seorang diri harus menahan dinginnya udara dengan hanya memakai jaket tebal, penutup telinga, scarf dan sarung tangan saja, ia tak mungkin ikut berpelukan dengan Paul dan Linda.      

Setelah sepuluh menit membuka toko terlihat seorang pria datang, seperti tebakan Anne sebelumnya bahwa pasti masih akan ada yang datang membeli bunga di awal musim.     

"Untung saja anda membuka toko ini nona, kalau tidak entahlah saya harus mencari dimana lagi,"ujar seorang pria yang baru saja membeli dua puluh tangkai bunga mawar terakhir yang dimiliki toko Anne.      

Linda dan Anne tersenyum mendengar perkataan pembelinya itu, sementara Paul sibuk merangkai bunga mawar itu dengan hati-hati dan menyerahkannya pada sang pelanggan.      

"Semoga kekasih anda menyukai bunga ini,"ucap Paul ramah.     

"Tentu saja dia pasti akan suka, sangat sulit bahkan mustahil di musim dingin ada toko bunga yang masih menyediakan bunga seperti ini. Ini adalah hari paling beruntung bagiku, ya sudah kalau begitu saya permisi dan sekali terima kasih dengan bunga ini." Sang pembeli pria itu berbicara panjang lebar merespon perkataan Paul.      

Senyum Paul mengembang di wajahnya,"Terima kasih kembali, hati-hati dijalan." Paul menjawab pelan perkataan si pembeli yang baru saja keluar dari toko.     

"Wah lumayan, tinggal sedikit lagi. Kalau habis terjual semua kita akan untung besar Anne,"celetuk Linda dengan cepat sambil menghitung uang yang baru saja diberikan Paul.      

"Semoga saja bunga-bunga ini terjual semua Amin." Anne merespon cepat perkataan Linda, ia kemudian jalan masuk ke dalam gudang bekas tempat tidur Paul selama ia baru bekerja di tokonya.     

Anne yang ingin merapikan gudang sebelum mereka tutup toko selama musim dingin sudah ada di dalam gudang saat ini, tak lama setelah Anne masuk ke dalam gudang Paul terlihat ikut menyusul. Ia mengeluarkan vas bunga dari kardusnya untuk dibersihkan dan disimpan di tempat yang baru supaya tidak merusak cat di masing-masing vas mahal itu, sementara itu Linda tetap dijaga di meja kasir untuk menunggu pelanggan yang datang. Seperti tebakan Anne sebelumnya ternyata banyak orang yang mencari bunga di awal musim dingin seperti ini dan dalam waktu dua jam stok bunga terakhir milik toko habis terjual, Linda yang senang sekali melihat tak ada bunga yang tersisa langsung masuk ke dalam gudang untuk melaporkan pada Anne. Anne dan Paul yang masih bekerja terlihat tersenyum ketika mendengar laporan Linda yang mengatakan kalau semua bunga terakhir terjual habis, bahkan saat ini Linda juga sudah membalik stiker yang tergantung di pintu dari open menjadi close.      

"Hasil penjualan hari ini ada sekitar 500 poundsterling Anne, benar-benar diluar prediksi kan." Linda berkata dengan riang sembari menunjukkan lembar uang yang ada di tangannya pada Anne dan Paul.     

Anne berdehem. "Simpan uang itu, uang itu gaji kalian berdua bulan ini,"ucapnya pelan.     

"Gaji? bagaimana bisa Anne? Bukankah baru dua minggu lalu kau menggaji kami?"     

"Iya nona, baru dua minggu yang lalu anda membayar kami bukan?"     

Anne melepas sarung tangannya yang baru saja ia pakai untuk membersihkan vas bunga."Iya, akan tetapi kan toko akan tutup dalam waktu dua bulan kedepan jadi anggap saja itu gaji kalian bulan depan. Jangan boros karena aku hanya memberi gaji pokok saja, tanpa insentif apapun."     

"Jangan menolak atau aku akan marah, kalian memang tak kerja tapi aku juga tak akan membiarkan pegawai-pegawaiku tak memiliki gaji bukan. Sudahlah jangan ditolak atau aku akan marah pada kalian berdua dan itu akan jadi terakhir kalian,"imbuhnya lagi menahan Linda dan Paul yang mau berbicara.      

"Iya nona tapi ini terlalu besar, apalagi kami kan tidak bekerja. Bukankah harusnya hanya setengah dari ini saja nona?"Paul bertanya lirih.     

"Apa yang dikatakan Paul benar Anne, memangnya kau tak rugi menggaji kami sebesar ini disaat toko tak mendapatkan pemasukan,"ucap Linda pelan menimpali perkataan Paul.      

Anne menghela nafas panjang dengan sebuah senyuman yang tersungging di wajah cantiknya ia berkata,"Bukankah aku sudah bilang sejak awal tadi, semua bunga yang tersisa itu adalah keuntungan lain dari toko kita. Jadi kalau misalkan aku memberikan hasil penjualan dari bunga-bunga itu kepada kalian sebenarnya toko tidaklah merugi, karena itu benar-benar keuntungan kita Linda. Bukankah seharusnya kalian bersyukur aku masih menggaji kenapa ini kalian malah protes, dasar pasangan aneh."     

Perkataan Anne membuat Linda terharu, dengan cepat ia lalu menubruk tubuh Anne dan memeluknya erat dari belakang karena Anne baru saja berbalik dan ingin keluar dari gudang.      

"Kau baik sekali Anne, aku mencintaimu!!"     

"No Linda, aku tak mau dicintai olehmu. Aku masih normal, aku masih suka laki-laki." Anne menyahut cepat perkataan Linda dan langsung melepaskan diri dari pelukan Linda.     

"Ikh bukan itu maksudnya Anne!!!"sengit Linda kesal.     

"Hahahaha, i know. Ya sudah cepat rapikan sisanya Linda, aku harus memasukkan data ke pembukuan sebentar. Setelah itu kita pulang, maksudnya kalian pulang ke apartemen kalian. Aku sudah tak tahan melihat kemesraan kalian lagi." Anne mendengus kesal mengingat kejadian tadi pagi dimana ia melihat Linda dan Paul berciuman mesra berkali-kali. "Kalian ini benar-benar pasangan vulgar, harusnya kalian malu padaku. Bukannya mengumbar kemesraan seperti tadi pagi,"imbuh Anne kembali.      

"Kenapa harus malu padamu, lagipula kami hanya ciuman Anne bukan bercinta. Kalau kami bercinta kau baru bisa…"     

"Stopp dasar gila, ya sudah aku kedepan. Ingat Linda cepat selesaikan karena aku akan menutup toko setelah ini, jangan macam-macam kalian ya,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Linda, disinggung soal bercinta oleh Linda membuat Anne tak nyaman.      

Linda hanya terkekeh mendengar ancaman dari Anne, ia tahu Anne tak benar-benar marah padanya. Setelah Anne keluar dari gudang Linda dan Paul pun melanjutkan pekerjaannya dengan serius.     

Di meja kasir Anne memegangi dadanya yang berdetak sangat cepat, ia merasa ada yang tak beres dengan dirinya. Secara reflek Anne menyentuh bekas ciuman Jack yang masih sedikit terlihat di lehernya.      

"Apa yang terjadi padamu Anne, kau tak mungkin suka pada Jack kan? Apa kau sudah siap terluka karena cinta lagi Anne?"Anne bicara sendiri sambil memejamkan kedua matanya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.