I'LL Teach You Marianne

Yes or yes



Yes or yes

0Langkah Anne terhenti ketika melihat Jack keluar dari mobil yang menghadang jalannya.     
0

"Apa yang kau lakukan di tempat sesepi ini Anne?"Jack bertanya ketus sambil melepas jaket yang melekat di tubuhnya dan ia kenakan ke tubuh Anne.     

"Aku mau pulang Jack,"jawab Anne lirih mengalihkan pembicaraan.     

"Tentu saja, ayo masuk. Cerobohmu ini kenapa tak hilang-hilang Anne."Jack menyahut cepat perkataan Anne dan mengajak Anne masuk ke dalam mobil yang dikendarainya seorang diri.     

Jack yang baru saja kembali dari kantor client barunya terkejut ketika melihat Anne berjalan seorang diri menuju halte bus, meskipun Jack sedang ada di dalam mobil namun Jack bisa mengenali Anne dengan cepat. Pasalnya tas yang dipakai oleh Anne saat ini adalah hadiah darinya yang ia sengaja pesan ke salah satu produsen tas asal Italia dan hanya ada satu di dunia, karena itulah Jack dengan mudah mengenali Anne.     

"Minumlah,"ucap Jack pelan sembari menyerahkan sebotol coklat hangat pada Anne.     

"Apa ini?"tanya Anne penasaran.     

"Minuman favoritmu,"jawab Jack singkat sambil terus berkonsentrasi mengendarai mobil.     

Anne menipiskan bibirnya mendengar perkataan Jack dengan perlahan ia membuka botol minuman anti panas itu, begitu penutupnya terbuka seketika wangi coklat pun menyeruak masuk ke dalam indra penciuman Anne.     

"Coklat!"seru Anne girang.     

"Seperti yang aku bilang, minuman favoritmu,"ucap Jack lirih dengan menahan senyum.     

Tanpa menunggu lama Anne segera minum coklat hangat yang diberikan Jack, berada diluar tanpa memakai baju yang tidak terlalu tebal membuatnya kedinginan. Beruntung tadi Jack datang, kalau tidak mungkin saat ini Anne masih duduk di halte bus dengan kedinginan yang menusuk tulang.     

Anne meminum sedikit demi sedikit karena tak mau minum terlalu banyak, Anne tak mau banyak-banyak mengkonsumsi coklat yang bisa menambah berat badannya secara drastis itu. Karenanya setelah empat kali teguk Anne meraih penutup botol itu dan menutupnya dengan cepat, kemudian ia letakkan di tempat minuman yang berada di antara dirinya dan Jack saat ini.     

"Kenapa cuma sedikit? Kau takut gemuk?"tanya Jack tidak senang.     

"Bukan, bukan begitu. Aku hanya sudah cukup hangat saat ini, lagipula minuman itu milikmu Jack. Tak mungkin kan kalau aku habiskan,"jawab Anne pelan mencoba mencari alasan semasuk akal mungkin agar Jack tak marah padanya, walau sebenarnya apa yang dikatakan oleh Jack benar. Ia memang tak mau terlalu banyak mengkonsumsi gula apalagi minuman coklat seperti yang diberikan oleh Jack karena itu akan membuatnya langsung naik berat badan dan Anne tak mau jika hal itu terjadi.     

Jack langsung menghentikan laju mobilnya saat mendengar jawaban dari Anne, mengenal Anne lebih dari dua tahun membuat Jack tahu Anne sangat tidak pandai berbohong. Tanpa pikir panjang ia langsung membuka sabuk pengaman yang mengikat tubuhnya dan langsung mendekati Anne dengan cepat.     

"Akhh Jackkk hmmp." Anne yang menjerit karena kaget saat Jack tiba-tiba mencium bibirnya.     

Anne menggunakan tangannya untuk mendorong Jack menjauh darinya, namun tangan besar Jack langsung meraih tangannya dan mencengkramnya erat. Sehingga ia akhirnya justru tak bisa bergerak karena tangannya di kunci oleh Jack, Jack baru menyudahi ciumannya setelah melihat wajah memerah.     

Bug     

Anne langsung melancarkan pukulan di dada Jack dengan cepat begitu ia terlepas dari kungkungan Jack.     

"Apa? Aku hanya sedang menikmati minuman coklat hangat ku,"ucap Jack pelan tanpa rasa bersalah sambil menjulurkan lidahnya untuk menyapu bibirnya, berakting seolah-olah baru saja minum coklat.     

"Me-menikmati minuman coklat apa? Kau menciumku Jack bukan minum, la-lagipula botol minuman coklatmu ada di tempatnya. Jangan bicara yang tidak-tidak."Anne menyahut ketus perkataan Jack.     

Jack yang masih bersikeras dengan pendiriannya lalu mengeluarkan ponselnya dan mengaktifkan kamera lalu membawa ponsel itu ke depan wajah Anne, sehingga saat ini Anne bisa melihat wajahnya di ponsel Jack.     

"Bibirmu, coklat yang kau minum tadi tertinggal di bibirmu. Jadi aku benar, aku meminumnya langsung dari sumbernya dan rasanya dua kali lipat lebih manis ketika aku minum langsung dari bibirmu Anne,"ucap Jack pelan sambil menunjukkan sedikit sisa coklat hangat yang masih ada di bibir Anne.     

Blush     

Wajah Anne memerah seketika, bukan karena ia tak hati-hati minum coklat. Namun karena perkataan Jack.     

Jack yang berhasil menggoda Anne tersenyum, ia senang melihat Anne terprovokasi. Secara perlahan ia kembali mendekati Anne yang masih memegang ponselnya.     

"Jack, ini di mobil. Apa yang akan kau lakukan?"tanya Anne lirih, ia berusaha menghindari wajah Jack yang kini semakin dekat dengan wajahnya itu. Namun karena saat ini ia duduk di mobil ruang gerak Anne terbatas, ia tak bisa bergerak bebas dan akhirnya Jack berhasil mendaratkan bibirnya di pipi Anne yang bersemu merah.     

"Menikahlah denganku Anne, aku benar-benar sudah tak bisa menahan diriku lebih lama lagi,"bisik Jack lirih tepat di telinga kiri Anne.     

Saat nafas Jack terkena leher Anne seluruh bulu di tubuhnya meremang dan berdiri, Anne yang memang belum pernah tersentuh laki-laki lain selain Jack langsung lemah dan lemas. Ia benar-benar tak bisa bertahan dari apa yang dilakukan oleh Jack saat ini.     

Anne menelan ludahnya perlahan dan berusaha bergeser lagi menjauh dari Jack, namun alih-alih berhasil menjauh Anne justru membuat dirinya semakin dekat dalam pelukan Jack karena Jack justru bisa semakin leluasa memeluk pinggang Anne.     

"Jangan begini Jack, ini diluar,"ucap Anne pelan.     

"Aku akan melepaskanmu kalau kau menjawab permintaanku tadi, tinggal bersamamu selama tiga hari kemarin membuatku gila. Aku tak bisa menjauh darimu lagi Anne, aku benar-benar sudah tak sabar untuk.."     

"Akhh."Anne mengerang lirih tanpa sadar saat jambang tipis Jack menyentuh kulit lehernya.     

"See, tubuhmu tak menolakku Anne. Jadi jangan tolak aku lagi, aku benar-benar tak bisa bertahan lebih lama lagi Anne."Jack kembali berbisik lirih sesaat setelah mendengar Anne mendesah, sebenarnya Jack sudah sering mendengar wanita mengerang dan mendesah saat sedang bercinta dengannya dulu. Namun setelah mendengar suara erangan singkat dan lirih dari Anne ia menjadi tak terkontrol dan hampir gila, seandainya saat ini ia sedang tak ada di tempat umum mungkin Jack sudah menyelesaikan semuanya saat ini juga.     

Anne yang menyadari kesalahannya langsung menutup bibirnya rapat, ia kini merutuki kebodohannya yang sudah memancing Jack itu. Meskipun saat ini jantungnya berdegup sangat kencang namun Anne berusaha untuk tetap tenang.     

"Lepaskan aku Jack, aku tak bisa bernafas dengan baik kalau kau seperti ini,"pinta Anne lirih agar Jack menjauh darinya.     

"Jawab dulu, aku akan melepaskanmu kalau kau menjawab permintaanku tadi. Tapi ingat Anne aku adalah orang yang paling tak suka di tolak, jadi pastikan jawabanmu sesuai dengan mauku." Jack menjawab dengan penuh intimidasi.     

"Aku harus jawab apa?"tanya Anne bingung, ia benar-benar lupa pertanyaan dari Jack sebelumnya.     

"Ya atau tidak, jawab singkat,"jawab Jack dengan cepat.     

"Tadi kau bertanya apa aku lupa Jack, tolong bicara dengan tenang. Posisi duduk kita juga jangan seperti ini, biarkan aku mencerna dengan baik pertanyaan darimu sebelumnya,"ucap Anne lirih, wajahnya benar-benar mirip kepiting rebus saat ini. Sedekat ini dengan Jack membuatnya tak bisa berfikir jernih, apalagi saat ini ia bisa merasakan hembusan nafas panas Jack di tengkuknya.     

"Ya atau tidak Anne."Jack berbisik lirih sambil kembali mendaratkan kecupan di pundak Anne.     

Anne memejamkan kedua matanya mendengar pertanyaan dari Jack, bulu kuduknya kembali meremang saat Jack mendaratkan bibirnya di leher bagian belakangnya yang kini sedikit terbuka karena Jack menarik blouse yang ia pakai. Secara tidak sadar Anne berkata,"Yes Jack, yes."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.