I'LL Teach You Marianne

Pertarungan dimulai



Pertarungan dimulai

0Saat berada di kantin Anne dan Edward menjadi pusat perhatian para karyawan, wajah cantik Anne menjadi pembicaraan para karyawan yang sejak tadi melihatnya. Dan hal ini membuat Edward tak nyaman, ia tak suka Anne dijadikan bahan pembicaraan para pria.      
0

"Besok lebih baik kau bawa bekal saja Anne, aku pun sepertinya begitu." Edward tiba-tiba bicara dengan cukup keras sambil melirik ke arah empat karyawan senior yang duduk di sebelah meja mereka.     

"Kenapa? Makanan di kantin ini enak kok, aku tak ada masalah,"jawab Anne singkat, ia lalu kembali memasukkan spaghetti ke dalam mulutnya.     

Edward menghela nafas panjang. "Rasanya risih sekali jika sedang makan diperhatikan orang Anne,"ucapnya kembali sambil menatap empat karyawan pria yang masih menatap Anne.      

Keempat karyawan itu langsung salah tingkah ketika diperhatikan oleh Edward dan Anne yang sejak tadi mereka perhatikan, tak lama kemudian keempat karyawan seniornya itu pun pergi meninggalkan kantin dengan terburu-buru.     

"Dasar tak tahu etika,"sengit Edward pelan dengan kedua mata yang masih mengikuti langkah keempat karyawan pria yang tadi berbisik-bisik membicarakan Anne.     

"Sssttt jangan begitu, ya sudah cepat habiskan makananmu. Jam istirahat hampir berlalu, aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku hari ini dan langsung pulang,"ucap Anne pelan, kedua jarinya masih asyik berselancar di atas layar ponsel pintarnya membalas pesan yang dikirimkan oleh Jack yang sejak tadi protes kepadanya kenapa tak membalas pesannya sejak pagi.      

Edward hanya diam dan tak mengomentari perkataan Anne, ia tahu kalau saat ini pikiran Anne sedang tak bersama dengan dirinya di kantin. Ia ingin sekali merebut dan melihat ponsel Anne, ia sangat terganggu sekali melihat Anne sejak tadi sibuk dengan ponselnya. Namun karena sadar dirinya hanyalah rekan kerja dan bukan siapa-siapa bagi Anne, ia tak mempunyai kemampuan untuk melakukan hal yang sejak tadi sangat ia ingin lakukan yaitu merebut ponsel Anne.     

Tak lama setelah menghabiskan makanannya Anne dan Edward pergi meninggalkan kantin menuju lantai sepuluh dimana ruangan mereka berada, pada saat Edward dan Anne baru keluar dari lift mereka dikejutkan dengan adegan yang sama sekali tak pernah ingin mereka lihat. Pasalnya saat ini terlihat enam orang pria berbadan besar tengah menyeret tiga orang karyawan wanita dari depan ruangan Leon, ketiga karyawan wanita itu menangis sambil menjerit saat dipaksa pergi. Sementara meja kerja ketiga wanita itu saat ini sudah acak-acakan, Anne dan Edward sontak langsung menjauh dari lift saat ketiga wanita itu diseret masuk kedalam lift.      

Karena penasaran dengan apa yang baru ia lihat Anne lalu mendekati seorang karyawan wanita lainnya. "Apa yang terjadi?"tanya Anne pelan.     

"Mereka bertiga kepergok mencuri barang milik tuan Leon,"jawab seorang karyawan wanita lainnya yang memakai kacamata.     

"Mencuri barang? Maksudnya bagaimana?"tanya Edward kaget.     

"Jadi sudah selama beberapa hari terakhir ini Tuan Leon selalu kehilangan pulpen mahalnya dan hal ini memang sudah sering dibicarakan oleh para karyawan yang lain ketika kami sedang makan di kantin. Namun selama ini kami semua tak tahu persis pulpen apa yang dimaksud tuan Leon, sampai akhirnya tadi ada seorang manager dari bagian keuangan melihat Casey dan dua temannya itu memasukkan pulpen mahal ke dalam laci mejanya yang disinyalir adalah pulpen-pulpen milik tuan Leon,"jawab sang karyawan berkacamata kembali mencoba menjelaskan apa yang ia ketahui.     

"Pulpen? Semahal apa pulpen itu sampai…"     

"Pulpen ini yang mereka ambil,"ucap seorang karyawan pria dengan cepat menjawab pertanyaan Anne sambil menunjukkan sebuah situs dari merk Visconti Ripple yang merupakan pulpen yang sangat indah dan mewah di seluruh dunia. Hal ini karena pulpen tersebut dijual dalam edisi sangat terbatas serta dilengkapi dengan emas 18 karat dan berlian. Harga pulpen ini hampir US$ 57 ribu.     

Edward yang bisa mengenali barang-barang mahal langsung terperanjat, saat melihat pulpen Visconti Ripple yang ditunjukkan oleh seorang karyawan pria yang ada di hadapannya." Kau serius ini yang mereka ambil?"     

"Iya, Tuan Leon tadi menunjukkan pada kami ketiga pulpen mahalnya itu setelah diambil dari laci ketiga wanita pencuri itu,"jawab karyawan pria yang bernama Hito dengan cepat.     

"Gila gila gila, berani sekali mereka mengambil pulpen limited edition seperti ini,"celetuk Edward dengan cepat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.      

Anne yang tak tahu harga barang-barang mahal hanya bisa diam, namun melihat dari situs yang ditunjukkan oleh temannya itu ia yakin pulpen yang diambil ketiga karyawan wanita itu memang sebuah pulpen mahal.     

Mereka pun akhirnya membubarkan diri saat melihat Leon berjalan mendekati lift dengan cepat, ia terlihat sekali sedang menahan amarah. Anne sendiri memilih untuk segera melanjutkan pekerjaannya, ia tak memperdulikan Leon yang sedang marah. Baginya kemarahan Leon tak ada hubungan dengan  dirinya, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Leon tadi pagi padanya.     

Senyum licik Leon tersungging saat berada didalam lift, rencananya untuk menyebar hoax mengenai ia kehilangan pulpen super mahalnya ternyata berhasil. Apalagi ada saksi mata yang menguatkan rencananya.      

"Tenang saja sayang, satu persatu orang yang berani membicarakanmu akan aku singkirkan. Mereka tak akan kubiarkan hidup tenang jika berani melukai hatimu."Leon membatin dalam hati.      

"Mari Tuan, mobil yang akan mengantar anda ke kantor polisi juga sudah siap,"ucap seorang pria bernama Carlos sopan.     

"Ketiga wanita itu?"     

"Mereka sudah dibawa ke kantor polisi terlebih dahulu Tuan,"jawab Carlos dengan cepat, Carlos adalah tangan kanan Leon yang baru tiba di London. Pria berdarah Portugis-Jerman itu adalah salah satu tangan kanan kepercayaan Leon selama ini, Leon menyukai Carlos karena Carlos sangat cekatan.      

Dengan tersenyum lebar Leon berkata,"Baiklah kalau begitu ayo kita susul ke kantor polisi, para pencuri itu harus mendapatkan hukuman atas perbuatannya supaya hal seperti ini tak terulang lagi."     

"Iya Tuan anda benar, para karyawan yang membangkang memang harus segera ditindak supaya tidak menularkan sifat jeleknya pada karyawan yang lain,"sahut Carlos pelan menimpali perkataan Leon.      

"Hahahaha kau benar Carlos, para tikus itu harus tahu siapa yang berkuasa. Ya sudah ayo kita cepat ke kantor polisi, aku sudah tak sabar membuat mereka mendekam di penjara,"ucap Leon dengan keras sambil melangkahkan kakinya menuju mobil yang sudah bersiap di depan kantor.      

Carlos yang patuh lalu mengekor Leon dari belakang, tak lama kemudian mereka pun pergi meninggalkan kantor Ganke Inc Production menuju kantor polisi tempat dimana ketiga wanita yang sudah mengolok-olok Anne dibawa. Leon berniat membuat ketiga karyawannya itu mendekam dipenjara karena sudah berkata yang tidak-tidak tentang Anne yang sangat ia cintai.      

Sementara itu Aaron di kantornya sangat tidak tenang, pasalnya pesan yang ia kirim untuk Anne sama sekali tak mendapatkan jawaban. Ia belum pernah segelisah ini karena seorang wanita, apalagi wanita itu adalah seorang janda yang notabene sangat ia benci.     

"Tenanglah bos, kalau aku terus berjalan mondar-mandir seperti itu aku bisa gila,"protes Daniel kesal, ia sudah tidak tahan melihat Aaron berjalan mondar-mandir di dalam ruangan kantornya selama hampir satu jam terakhir.      

"Apa yang harus aku lakukan saat ini Daniel? Aku yakin ini Anne sangat marah padaku, ia sama sekali tak membalas pesan yang aku kirimkan sejak tadi malam. Apalagi yang harus aku lakukan untuk meminta maaf padanya? Aku benar-benar kehilangan ide saat ini,"ucap Aaron bingung sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi.     

"Apa anda benar-benar menyukai nona Anne bos?"Daniel tiba-tiba bertanya pelan dengan serius.     

"Aku menyukainya…"     

"Meskipun anda tau kalau dia seorang janda?"     

Deg     

Jantung Aaron berdetak dengan sangat cepat saat ini, wajahnya memerah menahan marah. "Bagiku status itu tak penting sekarang, yang penting adalah Anne. Meskipun dia janda ataupun seorang biarawati sekalipun aku akan tetap menikahinya sekarang, dia harus menjadi milikku." Kedua tangan Aaron yang kini sudah ada diatas meja nampak terkepal sempurna. "Aku harus mengalahkan Jackson Patrick Muller, Anne tak boleh jatuh ke tangannya."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.