I'LL Teach You Marianne

Mulai terbawa ritme



Mulai terbawa ritme

0Setelah makan malam selesai Jack lalu Anne karena besok pagi ia ada meeting penting yang harus dihadiri dan beberapa berkas penting untuk meeting besok pagi belum ia siapkan sama sekali, Erick sejak satu jam yang lalu sudah menghubungi Jack berkali-kali karena ingin meminta berkas yang akan dibawa untuk presentasi besok pagi.      
0

Jack masih berdiri didepan pintu memandang Anne penuh cinta, kedua tangannya juga masih berada di pinggang Anne. "Ikutlah pulang denganku Anne,"pintanya pelan untuk yang kesekian kalinya.     

"Besok aku harus bekerja Jack, aku juga tak mungkin menginap di rumahmu terlalu sering." Anne menolak dengan lembut permintaan Jack.      

"Fuck, mengingat singa brengsek itu membuatku kesal saja. Berjanjilah padaku satu hal, saat si brengsek itu berbuat macam-macam denganmu jangan lupa untuk langsung menghubungiku. Aku akan datang saat itu juga dan langsung membunuhnya,"ucap Jack dingin penuh kebencian.     

Anne langsung meletakkan satu jarinya di bibir Jack dan berkata."Jangan bicara yang aneh-aneh seperti itu, nanti kalau ada yang dengar kau akan dikira benar-benar akan membunuh orang Jack."     

Jack yang dikuasai emosi bisa menahan dirinya, tanpa bicara ia meraih tangan Anne turun dari bibirnya dan langsung mencium Anne tanpa ampun. Ia bahkan sampai mendorong Anne sampai ke dinding, baru kali ini Anne tak melawan dicium oleh Jack. Ia membiarkan Jack menciumnya.     

"Memikirkan kau besok akan bertemu bersama dengannya berjam-jam membuatku sangat marah, aku sangat mengutuknya atas semua perbuatan liciknya ini. Jadi aku mohon saat dia berani berbuat macam-macam, kau harus langsung menghubungiku saat itu juga Anne,"ucap Jack penuh cepat tanpa jeda.     

"Iya, aku akan langsung menghubungimu. Kau tenang saja, lagi pula dia tak akan berani berbuat macam-macam denganku Jack,"jawab Anne pelan, dicium Jack berkali-kali membuat bibirnya sedikit bengkak.     

"Aku tak mau tahu Anne, yang jelas kau harus langsung menghubungiku jika hal itu terjadi. Berjanji lah padaku untuk…"     

"Iya aku berjanji, ya sudah sana pulang. Bukankah tadi kau bilang Erick sudah menunggu dirumah, tak baik membuat orang menunggu terlalu lama Jack."Anne memotong perkataan Jack dengan cepat sambil tersenyum.     

"Aku bosnya, jadi kalau misalkan dia menungguku itu wajar,"sahut Jack singkat sambil menambah erat pelukannya di pinggang Anne.     

Anne yang merasa tak nyaman dipeluk seperti itu langsung menepuk-nepuk tangan Jack, ia merasa sesak karena pelukan Jack. Jack yang pada awalnya tak memahami isyarat dari Anne akhirnya langsung melepaskan pelukannya saat Anne menginjak kakinya dengan kuat.     

"Sakit Anne…"     

"Kau yang memelukku dengan erat Jack, aku hampir kehabisan nafas,"hardik Anne ketus sambil memegangi dadanya dan berusaha menghirup udara banyak-banyak untuk mengisi paru-parunya yang terasa kering.     

Jack terkekeh melihat tingkah Anne yang mirip seperti seorang pelari maraton, perlahan ia mendekati telinga Anne dan berbisik." Anggap saja ini latihan untuk bercinta Anne, karena percayalah saat nanti aku menyatukan diri denganmu aku akan lebih lelah dari ini."     

"Jack!!!!"     

"Hahahaha ampun Anne, ya sudah kalau begitu aku pulang. Aku khawatir tak bisa bertahan lebih lama jika terus bersamamu seperti ini,"ucap Jack pelan sambil menyentuh pipi Anne dengan penuh kasih.     

"Dasar menyebalkan, ya sudah sana pergi!!!"usir Anne ketus.      

Jack hanya tersenyum diusir oleh Anne, ia tahu Anne tak benar-benar mengusirnya. Setelah memberikan kecupan selamat malam di kening Anne cukup lama, Jack lalu benar-benar pergi meninggalkan Anne. Ia berjalan dengan langkah ringan menuju lift, sementara itu Anne langsung masuk kedalam kamarnya saat Jack mulai melangkahkan kakinya.     

Saat Jack keluar dari lift yang berhenti di parkir bawah tanah, secara tak sengaja Aaron melihatnya dengan jelas. Pasalnya mobil Aaron berhenti tempat di depan lift, Aaron yang sedang membuka sabuk pengamannya karena ingin turun langsung membantu saat melihat saingannya untuk mendapatkan Anne baru keluar dari lift apartemen Anne. Jemari Aaron pun langsung terkepal seketika, ia tak menyangka akan melihat Jack di apartemen Anne lagi.     

"Fuck..fuck...fuck. Kau benar-benar cari masalah denganku Jack, rupanya peringatanku waktu itu tak kau dengarkan. Baik, kalau itu maumu jangan salahkan aku. Mulai sekarang aku nyatakan kau adalah musuh besarku, jadi jangan salahkan aku jika kau akan mendapatkan kesulitan yang banyak setelah ini. Aku bersumpah akan segera mengusirmu dari tanah Inggris ini Jack." Aaron mengumpat penuh dendam, kedua matanya masih mengikuti laju mobil Jack yang perlahan pergi meninggalkan area parkir apartemen Anne menuju jalan raya.      

Karena moodnya sudah hancur Aaron pun membatalkan niatnya menemui Anne, apalagi saat mengetahui Jack baru saja keluar dari apartemen Anne. Di dalam apartemen Anne saat ini pasti penuh aroma tubuh Jack dan Aaron tak mau berada di kamar Anne dimana tadi Jack berada, dengan kecepatan penuh Aaron memacu mobilnya keluar dari area parkir bawah tanah apartemen Anne. Niatnya adalah ingin mengejar Jack dan memberi pelajaran padanya, akan tetapi nasib baik masih memihak pada Jack. Saat mobil Jack keluar dari gerbang utama apartemen tepat di belakangnya ada empat mobil lagi yang mengantri keluar, alhasil Aaron pun tak memiliki kesempatan untuk mengejar karena mobilnya terhalang empat mobil lainnya.      

Di dalam mobilnya Aaron terus mengumpat penuh kemarahan, ia sangat kesal tak berhasil mengejar Jack. Karena sudah kehilangan jejak dan tak mungkin mencari di kegelapan malam Aaron akhirnya memutuskan untuk pulang, tiba-tiba ia terpikir ide lain untuk menghancurkan Jack. Ia yakin idenya ini akan bisa mengusir Jack dari tanah kelahirannya, setelah Jack pergi dari Inggris Aaron yakin Anne akan menjadi miliknya. Karena itulah ia kini mempercepat laju mobilnya menuju rumah mewahnya, Aaron tak memperdulikan licinnya jalan. Ia tak memikirkan bahayanya mengemudikan mobil secepat itu di tengah hujan salju yang cukup lebat, emosi membuatnya kehilangan akal sehat dan kewarasannya.     

Sementara itu Anne yang saat ini masih duduk di depan meja riasnya masih meraba bibirnya yang bertubi-tubi di cium oleh Jack hari ini, sedikit memar dan bengkak membuatnya justru terlihat lebih cantik. Dengan bibir sedikit berisi seperti itu kecantikan Anne justru bertambah.     

"Dasar serigala, beraninya dia mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti tadi,"ucap Anne pelan sambil mengingat apa yang Jack lakukan padanya, secara reflek Anne meraba lehernya yang pernah di cium oleh Jack.      

Meski belas kissmark sudah tak ada disana namun Anne masih bisa merasakan sakitnya dicium oleh Jack di area itu.      

Blush     

Wajah Anne seketika memerah, ia malu mengingat kejadian yang seharusnya tak terjadi itu.     

"Arrggghh aku sudah gila Anne, bisa-bisanya mengingat hal semengerikan itu. Jangan gila Anne, jangan gilaaaaaa arrgghhhhh."     

Anne berteriak dengan keras di bawah bantal, ia benar-benar kesal pada dirinya sendiri yang justru mengingat kejadian yang memalukan itu. Karena sudah terlalu lelah Anne akhirnya tertidur dengan posisi tertelungkup sambil memeluk bantalnya, ponsel pintarnya yang masih tergeletak di atas meja rias menunjukkan ada beberapa pesan masuk dari Leon yang memberikan ucapan selamat tidur padanya disertai emoticon hati.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.