I'LL Teach You Marianne

Rahasia besar Anne : Krisis kepercayaan Anne



Rahasia besar Anne : Krisis kepercayaan Anne

0Setelah menarik nafas panjang dan menenangkan diri Anne lalu mulai tersenyum dan berusaha untuk melanjutkan ceritanya yang terpotong, ia sudah yakin ingin membuka rahasia besar dirinya kepada dua wanita setengah baya yang ada di hadapannya saat ini.      
0

"Karena ibu sudah mulai sakit aku pun memutuskan untuk menggantikannya bekerja di gereja, sebenarnya bukan menggantikan dalam arti sesungguhnya. Aku mengisi kelas minggu untuk anak-anak seusiaku, jadi aku yang mengiringi mereka dengan bermain piano karena aku sudah mahir dan menguasai beberapa lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak di gereja. Aku melakukan itu sebagai ucapan terima kasih kepada yayasan gereja yang sudah membiayai sekolahku, karena kedua orang tuaku tidak mampu untuk menyekolahkan aku waktu itu. Walaupun sebenarnya mereka bisa jika memaksakan diri, namun untuk tambahan membeli buku, seragam dan lain-lain kedua orang tuaku tak mampu. Dan akhirnya pihak gereja pun mengambil alih pendidikanku sepenuhnya sehingga aku bisa bersekolah dengan nyaman tanpa harus membuat kedua orang tuaku memikirkan biayanya. Karena itulah aku mengisi hari-hariku dengan memberikan pelayanan di gereja, sampai akhirnya aku kenal seorang gadis kecil yang mungkin usianya tak jauh berbeda denganku. Namanya Selma, Selma Higgins. Dia satu-satunya anak yang mau bermain denganku setiap ada di gereja, sampai akhirnya aku tahu kalau dia adalah anak dari majikan ibuku. Karena itulah kami dekat, kadang ketika pulang sekolah aku menghampiri Selma untuk bermain bersama. Kami pun mengerjakan pekerjaan rumah dari guru bersama-sama dan…"     

"Jangan bilang kau yang mengerjakan pekerjaan rumahnya Anne," ucap nyonya Riley memotong perkataan Anne.     

"Iya Nyonya, aku yang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Mulai dari tugas matematika, bahasa Inggris serta keterampilan lainnya termasuk menggantikan dirinya bermain piano," jawab Anne pelan sambil tersenyum.      

"Apa maksudnya dengan menggantikannya bermain piano?" tanya nyonya Delila penasaran.      

Tersenyum mendengar pertanyaan nyonya Delila, ia terlihat cukup lama berfikir dan tak menjawab pertanyaan dari nyonya Delila. Anne sedang mengatur emosinya agar tak meledak ketika membahas Selma dan keluarganya, mereka adalah orang pertama yang membuatnya terluka.     

"Jadi setiap ada audisi akulah yang bermain piano bukan dirinya, aku menggantikan Selma bermain piano di hampir tiap audisinya,"jawab Anne pelan.     

"Menggantikan bermain piano saat audisi? Bagaimana bisa? Bukankah itu sangat terlihat siapa yang bermain, memangnya saat audisi itu dilakukan dengan mengirimkan format video bukan dilakukan audisi secara langsung di hadapan para pemusik yang datang?"tanya nyonya Delila kembali.      

"Dilakukan secara langsung Nyonya, namun saat akan mulai audisi aku selalu ditempatkan di sebuah ruangan kosong dengan sebuah piano yang tersedia sebelumnya. Sementara itu Selma bermain di hadapan para juri dengan sebuah piano yang ternyata tidak memiliki suara, jadi walaupun Selma memencet tuts piano namun tidak akan ada nada yang keluar satu-satunya nada yang keluar adalah dari ruangan tempat ku berada. Saat itu aku tak mengerti kenapa aku harus melakukan itu, namun karena orang tua Selma mengatakan akan memberikan aku uang yang banyak jika aku menuruti mereka maka aku melakukannya dengan senang hati. Sampai akhirnya Selma selalu memenangkan lomba piano di setiap kota dan karena itu juga aku bisa memiliki sedikit uang yang bisa untuk membantu ayah dan ibuku. Kedua orang tuaku tak tau kalau aku sudah diperlakukan secara tidak adil seperti itu selama berbulan-bulan, sampai akhirnya aku berhenti bermain piano karena ibuku sakit. Aku dan ayah bergantian merawat ibu di klinik, karena aku memiliki uang dari orang tua Selma aku bisa membiayai perawatan ibu di sebuah klinik yang ada di dekat rumah tinggal kami. Sampai akhirnya suatu hari aku mengikuti sebuah audisi yang diadakan di gereja, karena pihak yayasan gereja membuka kompetisi untuk para pianis cilik yang akan dilombakan di kota. Aku tak tau kalau Selma juga ikut dalam audisi itu dan pada saat audisi itu Selma memainkan lagu yang sebenarnya ingin aku tampilkan, karena lagu itu adalah lagu buatan ibuku yang dibuat khusus untukku. Dan karena lagu itulah Salma keluar sebagai juara, sedangkan aku tak bisa tampil karena pihak panitia mengatakan tak bisa menampilkan dua pianis yang memainkan lagu yang sama. Saat itu aku sangat marah dan protes kepada semua orang yang ada di tempat itu namun mereka tak ada yang mendengarkan celotehanku, mereka menganggap aku hanya seorang anak miskin yang tak terima akan kemenangan Selma teman baikku. Bahkan kedua orangtua Selma pun ikut mengusir dan memaki-maki diriku yang saat itu sudah diseret keluar oleh petugas keamanan karena dianggap mengganggu jalannya audisi, aku benar-benar tidak menyangka kalau Selma mengakui lagu itu sebagai lagu buatannya sendiri padahal jelas-jelas itu adalah lagu yang dibuat oleh ibuku dan biasa aku mainkan ketika bersama dirinya saat berada di rumah mewahnya. Ternyata tanpa aku ketahui Selma menghafal lagu itu dan menyalin di dalam catatannya, namun karena aku tak pernah memainkan lagu itu sampai selesai alhasil dia pun tak tau akhir dari melodi itu," jawab Anne panjang lebar dengan mata berkaca-kaca.     

Nyonya Delila dan nyonya Riley terdiam mendengar perkataan Anne, mereka berdua tak menyangka kalau akan mendengar sebuah pengakuan mengerikan seperti itu dari Anne yang sudah mendapatkan ketidakadilan dan dimanfaatkan oleh orang-orang saat ia masih berusia tujuh tahun.      

"Tunggu sebentar, jadi maksudnya adalah gadis bernama Selma itu berhasil memenangkan audisi itu dengan membawa lagu milik ibumu?"tanya nyonya Riley terbata.      

"Bukan hanya memenangkan audisi itu saja nyonya, Selma bahkan menjadi seorang pianis terkenal karena lagu itu. Guru musik yang sering datang ke gereja dan tau kalau aku sering melainkan sepenggal nada dari lagu itu pun seolah menutup mata, ia pun mengatakan kepada banyak orang bahwa lagu itu adalah lagu buatan Selma selama ia sering datang ke gereja. Aku yang tak memiliki kekuatan apa-apa hanya bisa diam melihat Selma mengakui lagu itu sebagai buatannya sendiri, dan saat aku mencoba untuk protes dengan mendatangi rumahnya malam itu tiba-tiba kesehatan ibu menurun drastis dan membuatku membatalkan niatku datang ke rumah Selma yang sedang diadakan pesta besar itu. Rupanya ibuku tau kalau Selma anak majikannya sudah mencuri lagu buatannya dan malam saat ibuku meninggal, ia berpesan padaku untuk melepaskan lagu itu dan membiarkan Selma mengakuinya. Dan sejak saat itu pulalah aku bersumpah tidak akan menyentuh piano lagi selama sisa hidupku, aku bersumpah sambil menangis di makam ibuku yang masih basah. Setelah ibu meninggal ayah mengajak berpindah tempat tinggal lagi, ayah memutuskan untuk berpindah tempat tinggal lagi karena ingin membuatku melupakan apa yang sudah terjadi. Di tempat tinggal yang baru itu juga ayah berganti identitas ia berganti nama dari Bruce Sprouce menjadi Calvin Guertin, ayah memilih untuk mengganti identitasnya karena merasa namanya yang sebelumnya sudah dibuat jelek oleh orang yang mengejar-ngejar ibuku.  Pasalnya sejak dia datang ke rumah ingin memperistri ibuku sejak itulah ayah selalu mendapat kemalangan di tempatnya bekerja, dan ternyata tebakan ayahku benar. Sejak ia berganti nama ia tak pernah mendapatkan masalah lagi di tempat kerjanya, sampai akhirnya ia bisa menyekolahkanku sampai sekolah menengah atas. Karena semua yang terjadi inilah aku menjadi sulit percaya pada orang nyonya, sejak kecil selalu mendapatkan perlakuan tidak adil karena terlahir dari keluarga miskin membuatku selalu takut. Aku takut terluka lagi, aku takut dikecewakan lagi. Belum lagi ditambah dengan apa yang terjadi dengan pernikahanku," jawab Anne pelan dengan air mata yang membasahi wajahnya.     

"Kau benar-benar mengalami hal seperti itu sayang?"tanya nyonya Delila tidak percaya.      

"Aku pun ingin menghilangkan semua kenangan buruk itu nyonya, tapi aku tak bisa karena itu semua benar-benar terjadi padaku," jawan Anne kembali.      

Nyonya Riley yang sejak tadi menjadi pendengar setia mendadak mengusap dadanya yang terasa sesak, dengan perlahan ia meraih Anne dan memeluknya dengan erat.      

"Biarkan Anne, biarkan orang-orang yang sudah membuatmu seperti ini tertawa bahagia. Percayalah segala sesuatu yang diambil dengan cara yang tidak benar pasti tidak akan bertahan lama, walaupun temanmu itu menjadi populer karena ia sudah mencuri lagumu saat ini. Namun aku yakin di dalam hati kecilnya ia pasti diliputi rasa bersalah dan ketakutan yang sangat besar karena sudah berbohong selama bertahun-tahun, bahkan ia berbohong sejak hari pertama awal karirnya dimulai," ucap nyonya Riley lembut.      

"Lalu apa kau tahu dimana temanmu itu saat ini berada Anne?"tanya nyonya Delila kembali.     

"Aku tidak tau dia di mana saat ini, yang aku tau dia sudah berganti nama dan tentu saja menjadi pianis yang terkenal," jawab Anne pelan.     

"Siapa namanya?"tanya nyonya Delila dan nyonya Riley bersamaan.     

"Shopia Higgins." Anne menjawab singkat dengan lancar.      

Kedua wanita paruh baya itu itu terdiam mendengar nama Shopia Higgins disebut oleh Anne, mereka tau siapa Sophia Higgins. Shopia Higgins adalah seorang pianis terkenal yang sangat cantik saat ini dan dia memegang posisi pianis paling terkenal saat ini.     

"Lalu apa karena ini kau tak bisa percaya pada pria yang bernama Jack itu?"tanya nyonya Delila pelan mencoba mengalihkan pembicaraan.     

"Da-dari mana anda bisa tau nama itu?"tanya balik Anne dengan tergagap.     

"Dari ini," jawab nyonya Delila kembali sambil menunjukan ponsel Anne yang masih terbuka dan menunjukkan puluhan panggilan keluar atas nama Jack.     

Deg     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.