I'LL Teach You Marianne

Candice



Candice

0Sepanjang perjalanan kembali ke London Daniel tak membuka mulutnya, ia tak berani bicara karena Aaron terlihat sangat marah. Ia terus membaca data diri Anne untuk yang kesekian kalinya, padahal sejak masih di Jerman ia sudah membacanya puluhan kali dan kini pun saat di pesawat jet pribadinya ia membacanya kembali. Melihat Aaron seperti itu membuat Daniel takut.      
0

"Sekitar sepuluh menit lagi kita akan mendarat di bandara London, harap tetap pasang sabuk pengaman demi keamanan."       

Terdengar sang pilot pribadi pesawat jet Aaron bergema, memberitahukan bahwa mereka akan segera tiba di London setelah terbang selama satu jam empat puluh lima menit.      

Aaron sendiri yang sejak tadi tak melepas sabuk pengamannya nampak tak bergeming mendengar pemberitahuan dari pilotnya itu, satu-satunya hal yang ia lakukan adalah melipat kertas yang hampir dua jam ia pegang dan memasukkannya ke dalam saku bajunya.      

Daniel hanya menghela nafas panjang saat melihat apa yang tuannya lakukan, ia kini yakin seratus persen kalau Aaron benar-benar marah dan ia yakin Aaron pasti akan melakukan hal yang sudah ia ucapkan sebelumnya yaitu menyeret Anne ke altar untuk menikah. Setelah sepuluh menit berlalu akhirnya pesawat jet milik Aaron mendarat dengan mulus di bandara London, tanpa bicara Aaron pun turun dari pesawatnya disusul Daniel yang tergesa-gesa menyusul dari belakang.     

"Kalau marah dia benar-benar menyebalkan," ucap Daniel dalam hati sambil terus berjalan dibelakang Aaron.      

Karena Daniel sibuk memeriksa ponselnya ia tak menyadari kalau Aaron tiba-tiba berhenti dan hal yang terduga pun terjadi, Daniel menabrak Aaron yang mematung.     

"Aduh tuan, kalau berhenti beri aba-aba. Jangan asal berhenti seperti ini, untung saja aku sedang tak membawa reaktor nuklir seperti asisten pribadi presiden Amerika Serikat," gerutu Daniel kesal sambil memegangi kepalanya yang sakit karena menabrak punggung Aaron.     

"Daniel, apakah itu kau Daniel?"     

Deg     

Daniel yang sedang menunduk sambil memegangi kepalanya kaget saat mendengar suara wanita yang sangat gak asing baginya, dengan perlahan ia mengangkat wajahnya untuk memastikan tebakannya. Dan wajahnya langsung memucat saat melihat si empunya suara.     

"Nona Can…"     

"Candice, lama tak bertemu denganmu," ucap Aaron dengan cepat memotong perkataan Daniel menyapa Candice sang mantan tunangan yang sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun yang lalu.     

Candice yang merupakan seorang model dan juga mantan tunangan Aaron kini kembali ke London setelah bertahun-tahun mengejar karirnya di New York, ia terlihat semakin cantik dan dewasa saat ini. Tubuhnya pun terlihat lebih seksi dari sebelumnya namun ia masih memakai parfum kesukaan Aaron, parfum yang memberikan sensasi yang sangat kuat dan berani, keharuman yang berasal dari tuberose, jasmine, dan honeysuckle.      

Tanpa memiliki rasa bersalah Candice berjalan mendekati Aaron, ia lalu meraih leher belakang Aaron dan menarik Aaron ke arahnya untuk ia kecup bibirnya sambil berbisik,"Aku rindu padamu."     

"Lepaskan aku Candice," ucap Aaron ketus sambil berusaha melepaskan pelukan mantan kekasihnya itu, namun alih-alih melepaskan pelukannya Candice justru semakin erat memeluk Aaron.      

Ia yang sebelumnya hanya memegang leher kini memeluk pinggang Aaron dan menjatuhkan kepalanya di dada Aaron.      

"Aku rindu padamu Aaron, apa kau tak rindu padaku?" tanya Candice pelan dengan suara parau.      

"Lepaskan aku, ini di bandara," jawab Aaron ketus.     

"Bukankah ini takdir Tuhan untuk kita? Pertama kali kita bertemu beberapa tahun yang lalu adalah di bandara dan saat ini kita juga bertemu lagi di bandara setelah berpisah berapa tahun, apakah tak menyadari itu Aaron?"tanya Candice kembali.     

"Jangan bahas takdir, takdir kita sudah berakhir di hari kau meninggalkan aku untuk mengejar karirmu. Jadi stop bahas takdir denganku," sahut Aaron dingin sambil melepaskan paksa tangan Candice yang melingkar di tubuhnya.     

Aaron membutuhkan sedikit tenaga saat melepaskan pelukan Candice, pasalnya mantan kekasihnya itu memeluk erat dirinya. Dan dengan sedikit paksaan akhirnya Aaron bisa melepaskan pelukan Candice.     

"Kau berubah Aaron, kau kasar," ucap Candice pelan sambil menyentuh lengannya yang memerah karena di cengkram Aaron.     

"Kau yang membuatku seperti ini Candice dan tolong jaga sikapmu jika bertemu denganku di tempat umum seperti ini, kita sedang tidak ada dalam tahap bisa berpelukan seperti yang kau lakukan tadi.  Jadi tolong jaga sikapmu atau aku akan marah dan menuntutmu beserta manajer mu yang hanya diam saja tak melarangmu melakukan hal buruk seperti ini," sahut Aaron ketus.     

"Hal buruk? Aaron aku memelukmu, aku rindu padamu. Apakah memelukmu tak boleh? Setelah bertahun-tahun tak bertemu aku hanya memelukmu dan kau marah seperti ini padaku, aku benar-benar tak menyangka kau akan sekejam ini padaku Aaron," jawab Candice pelan dengan suara bergetar sambil mengangkat tangannya berusaha untuk menyentuh wajah Aaron kembali      

Greb     

Aaron menangkap tangan Candice dengan cepat dan mencengkramnya dengan kuat.     

"Jangan sentuh aku sembarangan nona Candice, kita tak ada hubungan apa-apa. Jadi tolong jaga sikapmu," ucap Aaron dingin sambil menatap tajam kedua mata biru milik Candice yang indah dan dulu menjadi favorit Aaron.      

"Aaron kau…"     

"Panggil nama lengkapku nona Candice, kau tak diperbolehkan memanggilku seperti itu. Hanya orang-orang tertentu sajalah yang bisa memanggilku dengan panggilan itu," sahut Aaron ketus sambil melepaskan cengkramannya di tangan Candice.      

Setelah berkata seperti itu Aaron kemudian berjalan dengan cepat meninggalkan Candice sang mantan tunangan bersama manajernya yang sejak tadi hanya diam, melihat Aaron pergi setelah memberi peringatan kepada Candice yang sekarang nampak sangat shock itu Daniel pun langsung menyusulnya dari belakang tanpa berbicara apa-apa pada supermodel cantik berambut blonde itu.     

Melihat Aaron pergi begitu saja membuat Candice kesal, ia tak menyangka Aaron akan mampu menolak pesonanya.      

"Beraninya dia menolakku," ucap Candice penuh emosi.     

"Kan aku sudah bilang nona, tuan Aaron sudah berubah. Dia tak seperti dulu lagi," sahut manager kemayu yang bernama Reynold dengan pelan.     

"Diam kau Reynold, Aaron adalah satu-satunya pria yang susah move on ketika aku tinggal tiga tahun yang lalu. Jadi aku yakin dia pasti masih menyukai aku, aku yakin tadi hanya aktingnya saja yang pura-pura marah padaku seperti dulu saat aku tinggal pemotretan lama," pekik Candice kesal.     

"Panggil aku Rene, jangan panggil nama asliku Candice. Aku sudah berganti nama sejak tiga tahun yang lalu," protes Reynold dengan kesal.     

"Aarrggghh fuck... perduli setan dengan nama Reynold atau Rene mu itu, yang jelas aku sedang marah sekarang. Ayo pergi ke rumah Aaron, aku harus menyusulnya,"jerit Candice marah sambil berjalan cepat menuju pintu keluar meninggalkan sang manajer.      

Reynold yang sedang membawa dua koper besar milik Candice hanya bisa diam ketika melihat modelnya marah, ia pun langsung berjalan dengan cepat mengikuti Candice menuju ke pintu keluar karena tak mau melihat Candice marah lagi kepada dirinya. Walaupun ia masih sedikit kesal kepada Candice yang memanggil nama aslinya yang sangat tak ia sukai itu.     

Di dalam mobilnya Aaron nampak sangat kesal mengingat apa yang baru saja terjadi, niatnya yang ingin pergi ke kampus Anne pun batal karena moodnya sudah hancur saat bertemu dengan wanita yang sudah meninggalkan itu.     

"Berani-beraninya wanita itu datang kembali ke London setelah apa yang ia lakukan padaku beberapa tahun yang lalu," umpat Aaron penuh emosi.     

"Mungkin nona Candice ada pemotretan di London tuan, lagipula dia kan warga Inggris jadi tak salah kalau dia pulang ke tanah airnya," sahut Daniel dengan cepat.     

"Dia mungkin warga negara Inggris tapi dia tak bisa melakukan ini padaku, memelukku di depan umum tanpa rasa bersalah setelah apa yang ia lakukan dulu kepadaku. Sekarang tugasmu adalah memastikan kepada agensinya berapa lama ia akan tinggal di London, kalau dia tinggal sebentar pastikan wanita itu tak bertemu lagi denganku," ucap Aaron dingin.     

"Siap Tuan." Daniel menjawab dengan singkat.     

Aaron benar-benar kesal karena sudah dipeluk dan dicium oleh Candice di bandara, rasa cintanya untuk wanita itu sudah lama pergi sejak ia dikecewakan beberapa tahun yang lalu. Yang tersisa dalam dirinya kini hanyalah sebuah kebencian pada wanita yang pernah sangat ia gilai itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.