I'LL Teach You Marianne

Jealous



Jealous

0Karena banyaknya tugas Anne dan Linda memutuskan tak pergi ke toko bunga selama dua minggu ini dan membiarkan Paul menghandle toko sendirian, ia juga sudah mengatakan kalau sanggup mengurus toko seorang diri. Apalagi Paul sudah mahir merangkai bouquet dan melayani pelanggan, Anne sendiri juga sudah sangat percaya pada Paul. Ia sudah berulang kali mengetes kejujuran Paul dan hasilnya Paul benar-benar bisa dipercaya, sepulang dari kampus Anne dan Linda pergi ke toko buku untuk mencari tambahan referensi.      
0

"Anne aku lapar," bisik Linda pelan pada Anne saat sudah hampir dua jam ada di toko.     

"Sabar, aku sedang mencari sesuatu." Anne menjawab pelan sambil terus duduk dilantai melihat barisan buku pianis terkenal.     

"Aku itu penasaran padamu, kenapa kau senang sekali membeli buku-buku seperti itu, memangnya kau dari jurusan musik seperti Edward?"tanya Linda ketus.     

"Bukankah untuk menyukai sesuatu kita tak perlu harus seperti mereka?"tanya balik Anne dengan tersenyum manis.     

"Apa maksudnya aku tak mengerti Anne." Linda bertanya kembali karena bingung.     

Anne tersenyum saat melihat buku yang ia mau ternyata ada di barisan kedua dari bawah.     

"Mozart lagi? Oh Tuhan, kau sudah punya banyak buku tentang Mozart Anne,"pekik Linda kaget ketika melihat Anne mengambil buku tentang Wolfgang Amadeus Mozart (27 Januari 1756 – 5 December 1791).      

"Saat kita menyukai baju dari seorang perancang busana tertentu apakah artinya kita harus tak menyukai baju dari perancang yang lain tidak begitu bukan, sama halnya dengan apa yang aku lakukan ini Linda. Meskipun aku bukan dari jurusan musik tapi aku menyukai karya para legenda yang berjasa besar di bidang musik ini, jadi tak ada yang salah bukan," jawab Anne pelan sambil memeluk buku barunya di dada.     

"Ya memang tak ada yang salah, tapi kau sangat fanatik sekali pada para pianis itu Anne," ucap Linda pelan sambil berjalan mengekor di belakang Anne menuju kasir.     

Anne hanya diam mendengar perkataan Linda, baginya mendapatkan buku baru tentang Mozart atau Beethoven adalah sebuah kebahagiaan tersendiri baginya. Setelah selesai dengan pencarian tambahan referensi di toko buku, Anne dan Linda akhirnya pergi mencari restoran cepat saji untuk makan sebelum pulang. Saat Anne menikmati early dinnernya secara tak sengaja Anne melihat Steffi sedang berbelanja disebuah toko tas mahal asal Perancis yang ada di seberang jalan dari restoran tempatnya berada saat ini.      

"Apa yang kau lihat Anne?"tanya Linda penasaran sambil terus mengunyah makanannya.     

"Bukan apa-apa, aku hanya melihat deretan toko tas mahal yang ada di seberang jalan itu," jawab Anne sedikit berbohong.     

"Oh itu, kau mau membelinya? Kau mampu untuk membelinya Anne," sahut Linda dengan cepat.     

"Aku tak berminat Linda, lebih baik punya tas biasa saja tapi yang di dalam tas itu terdapat debit card yang nilainya jutaan dollar. Ketimbang membeli tas mahal itu tapi yang ada didalamnya hanya credit card yang akan membuat pusing kepala karena harus membayar cicilannya," ucap Anne datar.     

"Yang penting kan gaya Anne,"sahut Linda kembali.     

Anne tersenyum mendengar perkataan Linda, ia pun kembali teringat pada sosok Steffi yang sedang berbelanja tas dari kulit buaya di toko tas yang ada di depan restoran persis tempatnya berada saat ini.     

"Karena itulah banyak wanita yang menghabiskan segala cara untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan walaupun harus dengan cara yang tidak pantas sekalipun." Anne bergumam lirih sambil tersenyum menatap Steffi yang sedang berputar-putar di dalam toko sambil menenteng tas barunya di hadapannya para pramuniaga yang sedang melayani dirinya.     

"Begitulah, sudah tak heran Anne. Ya sudahlah stop bahas wanita seperti itu Anne, mereka adalah wanita-wanita yang tidak satu level dengan kita yang pekerja keras ini. Jadi jangan kau iri pada wanita seperti itu, karena percayalah mereka tidak akan pernah bisa tenang sebelum mendapatkan apapun yang mereka mau. Meskipun saat ini mereka sudah menimbun emas sekalipun, karena itu adalah sifat dasar manusia serakah Anne jadi kau tak usah heran," sahut Linda kembali sambil menyeka bibirnya menggunakan tisu dan pergi meninggalkan meja menuju ke wastafel.     

Anne tersenyum mendengar perkataan Linda ia tak menyangka Linda bisa berkata seperti itu, padahal selama ini yang ia tau Linda adalah orang yang paling cuek dan tidak peduli ketika melihat banyak wanita memakai barang-barang mahal berlalu-lalang di sekitar kampus atau di tempat-tempat umum yang mereka sering kunjungi bersama. Anne sebenarnya juga tau kalau Linda mampu untuk membeli barang-barang mahal seperti itu karena Linda juga berasal dari keluarga yang cukup mampu, namun Linda sama seperti dirinya yang tak suka dengan kemewahan seperti itu. Linda justru menyukai berpakaian casual yang biasa saja sama seperti dirinya, oleh karena itulah Anne merasa sangat cocok dengan Linda. Berbeda sekali dengan Steffi yang bersamanya tiga tahun yang lalu, dimana saat itu Steffi selalu saja melihat dengan mata nanar ke arah barang-barang mewah yang yang mereka lihat ketika pergi bersama.      

"Ya sudah kalau begitu ayo pulang Anne, hari sudah senja. Hari ini aku ingin segera sampai di kamarku, rasanya seluruh tubuh dan sel-sel dalam otakku membutuhkan banyak waktu untuk tidur cepat. Belajar tak henti dari jam tujuh pagi sampai jam tiga sore membuatku hampir gila," ucap Linda dengan cepat saat kembali duduk di hadapan Anne.      

"Jangan berlebihan seperti itu Linda, biasa saja. Memangnya yang belajar dari pagi sampai sore itu hanya kau saja,"jawab Anne pelan sambil tertawa menggoda Linda.     

"Kapasitas otakku tak sejenius otakmu Anne!!!" Linda berkelit dengan suara keras.     

Di wastafel Anne hanya tertawa mendengar perkataan Linda, ia tau kalau Linda memang membutuhkan waktu untuk istirahat dengan cepat karena ia terlihat sangat lelah pasca aktivitas malamnya dengan Paul. Terbukti dengan terlihatnya lingkaran hitam dibawah mata Linda sejak pagi ia sampai di kampus dan karena itulah Anne menganjurkan Linda untuk tidak pergi ke toko bunganya dan hal itu pun langsung disambut baik oleh Linda. Pasalnya ia juga harus belajar dengan baik karena hal ini berpengaruh pada beasiswa yang ia terima dan karena ini juga lah Anne merasa sangat kagum pada Linda yang masih bersemangat mengejar beasiswa untuk kuliah.     

Saat dalam perjalanan pulang menuju ke apartemen Linda yang masih harus ditempuh dalam waktu dua puluh menit lagi itu, Anne tiba-tiba menginjak rem mobilnya secara saat melihat sosok pria yang sangat ia kenal sedang berada di pinggir jalan. Pria itu terlihat sedang memberikan pukulan demi pukulan pada seorang pria lainnya yang sudah tak berdaya di tanah.     

"Jack apa yang dia lakukan, kenapa dia memukuli pria itu,"gumam Anne lirih saat memastikan kalau pria yang sedang ia lihat benar-benar Jack.     

Tanpa pikir panjang Anne lalu mencari tempat parkir lalu keluar dari mobilnya dengan cepat.      

"J-jaackk stoppp.."     

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat Jack sudah dihentikan oleh seorang wanita cantik yang tak Anne kenal, kedua mata Anne memerah seketika saat melihat pemandangan yang baru ia lihat itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.