I'LL Teach You Marianne

Trik Anne



Trik Anne

0Akhirnya hari yang dinanti para mahasiswa tiba, ujian akhir semester satu pun dimulai. Para mahasiswa pun sudah datang lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan, suasana kampus pun mendadak menjadi lebih tenang karena semua mahasiswanya sibuk dengan catatan masing-masing untuk menyakinkan diri lagi. Termasuk Linda yang sejak tadi sibuk dengan buku catatannya sementara Anne memilih untuk mendengarkan musik dari Mozart melalui earphonenya, dia adalah satu-satunya mahasiswa yang tak belajar.      
0

"Anne kau sudah yakin dengan hafalanmu?"tanya Linda pelan.     

"Yes, lagipula kita sudah belajar dua hari kemarin tanpa henti Linda. Aku tak bisa belajar lagi, kapasitas otakku sudah tak mampu lagi menampung lebih banyak hafalan,"jawab Anne pelan sambil melepaskan earphone yang terpasang di telinganya.     

"Dasar orang pintar menyebalkan,"sengit Linda ketus.     

Anne hanya tersenyum tanpa suara mendengar perkataan Linda, tak lama kemudian bel pun berdentang dengan keras menggema di semua penjuru kampus. Para mahasiswa pun bersiap, mereka menyimpan barang-barangnya di atas meja yang ada diluar dimana sudah ada petugas yang berjaga. Tak ada satupun dari para mahasiswa itu yang diperbolehkan membawa ponsel dan alat komunikasi lainnya, meskipun hanya ujian akhir semester akan tetapi sistem keamanan di kampus sangatlah ketat. Supaya tak ada mahasiswa yang saling contek.      

Setelah profesor Gilbert masuk para mahasiswa pun masuk satu persatu di kursi mereka masing-masing, Anne duduk berjauhan dari Linda karena sistem duduk mereka menggunakan sistem alfabet yang artinya Linda ada di barisan depan sementara Anne ada dibariskan belakang. Tak lama kemudian asisten profesor Gilbert pun mulai memberikan penjelasan jalannya ujian berbasis komputer itu kembali.      

"Ujian kali ini dibagi dalam tiga sesi, begitu ujian sesi pertama selesai akan dilanjutkan dengan ujian sesi kedua begitu seterusnya sampai ujian selesai. Dan ingat begitu kalian memilih dan mengklik ok maka jawaban itu langsung akan masuk ke dalam sistem, maka dari itu tolong dipastikan lagi apakah jawaban kalian itu benar atau tidak karena sistem tidak akan mengulang jawaban. Apakah disini kalian paham?"tanya profesor Gilbert keras setelah bicara panjang lebar.     

"Paham prof,"jawab semua mahasiswa kompak termasuk Anne yang sudah tak sabar.      

"Kalau kalian sudah paham maka kita bisa akan langsung bisa mulai 'sekarang'," ucap profesor Gilbert pelan dengan suara meninggi begitu ia menyebut kata sekarang sontak para mahasiswa langsung membuka tablet pen yang ada di hadapan mereka masing-masing.      

Karena tablet pen itu sudah diperiksa masing-masing terlebih dahulu alhasil tak ada satupun mahasiswa yang mendapat masalah, semuanya terlihat fokus membaca soal yang muncul di tablet yang dipandu profesor Gilbert secara langsung dari tempat duduknya. Dengan ujian seperti itu tak mungkin para mahasiswa bisa mencontek karena cepatnya soal yang muncul di layar tablet, sehingga mau tak mau para mahasiswa itu harus fokus dengan tablet masing-masing. Karena jika mereka ketinggalan satu soal maka mereka akan ketinggalan banyak soal lagi dibagian belakang dan hal ini akan membuat nilai mereka hancur, oleh karena itu para mahasiswa memilih untuk fokus dengan soal masing-masing.      

Setelah satu setengah jam ujian pun berlalu, profesor Gilbert menyudahi pendistribusian soal dari tablet miliknya yang langsung terhubung dengan tablet milik para mahasiswa.     

"Ok, ujian mata kuliah saya sudah berakhir disini. Saya sangat puas sekali dengan kerja keras kalian, saya harap kalian bisa menyelesaikan ujian hari ini dengan lancar," ucap profesor Gilbert pelan sambil berdiri menatap para mahasiswa yang ada di hadapannya.      

"Terima kasih prof." Semua mahasiswa kembali menjawab kompak perkataan profesor Gilbert.     

Tak lama kemudian sang profesor pun keluar meninggalkan kelas dan para mahasiswa diminta keluar kelas karena asisten profesor Simon akan menyiapkan kelas sebelum ujian dimulai lima belas menit lagi, para mahasiswa yang sudah keluar kelas memilih untuk tetap berada disekitar kelas. Mereka tak mau pergi jauh dari kelas karena tak mau ketinggalan ujian, maka dari itu mereka tetap memilih istirahat di sekitar kelas sebelum ujian dimulai lagi. Dan bukan hanya kelas jurusan fashion designer saja yang tak kemana-mana, mahasiswa jurusan lain pun terlihat tetap ada di sekitar masing-masing kelas.      

Jam istirahat pun habis, mereka lalu kembali masuk ke kelas begitu profesor Simon masuk. Cara ujian profesor Simon masih sama seperti ujian profesor Gilbert, yaitu dengan ujian berbasis komputer. Karena sudah dijelaskan sebelumnya oleh profesor Gilbert maka profesor Simon tak menjelaskan lagi aturan ujian kali ini, para mahasiswa pun langsung diminta untuk mengerjakan soal yang langsung dikeluarkan dari sistem yang ia pimpin. Para mahasiswa pun kembali sibuk dengan tablet masing-masing, mereka mengerjakan dengan serius setiap soal yang muncul di layar tablet.      

"Baik ujian kita selesai, saya sangat puas dengan ketertiban kalian. Semoga nilainya sesuai dengan harapan kalian semua, baiklah kalau begitu saya sudahi pertemuan kita hari ini dan selamat siang," ucap profesor Simon keras menyudahi ujian kedua hari ini untuk kelas fashion designer.      

"Selamat siang prof," jawab semua mahasiswa dengan kompak.     

Begitu profesor Simon keluar dua asistennya pun merapikan tablet-tablet yang ada diatas meja masing-masing mahasiswa, mereka berdua menyimpan kembali tablet itu untuk dipakai ujian besok pagi.     

Bruk      

Linda yang sejak tadi diam tanpa suara langsung duduk di rumput tepat dimana Anne sedang meminum air dari botol minumnya.     

"Jangan begini Linda, kau terlalu berlebihan,"ucap Anne pelan sambil memberikan botol minum pada Linda yang sudah berbaring di rumput dan menggunakan pahanya untuk bantal.     

"Ini bukan berlebihan Anne, aku hampir pingsan karena ujian gila hari ini," jawab Linda dengan cepat sambil menampik botol air pemberian Anne.     

"Kenapa harus pingsan, bukankah ujiannya sudah selesai dan hari ini kita hanya ujian dua mata kuliah saja. Jadi jangan berlebihan seperti ini,"sahut Anne kembali.     

"Mudah bagi mahasiswa pandai sepertimu sulit untuk mahasiswa otak pas-pasan seperti aku Anne,"sengit Linda dengan ketus sembari bangun dari rumput dan duduk dengan tegap disamping Anne.      

"Semua pandai kalau mau belajar, tak ada yang sulit ketika kita mau berusaha Linda. Makanya di kelas itu perhatikan pelajaran bukannya main ponsel,"ucap Anne sambil mencubit hidung Linda dengan gemas, pasalnya Linda memang sering sibuk bermain ponsel ketika kelas berlangsung.     

Gabriella yang secara tak sengaja mendengar perkataan Anne merasa tersinggung, tanpa pikir panjang ia langsung mendekati Anne dan Linda duduk lalu melempar botol minuman yang ia pegang ke arah Anne dan Linda sehingga air yang ada dalam botol itu terpercik keluar dan langsung mengenai pakaian Anne dan kaki Linda.      

"Jaga perkataanmu Marianne, jangan karena kau pintar jadi kau bisa asal bicara seperti itu!!!" pekik Gabriella dengan keras sambil berkacak pinggang tepat didepan mata Anne.      

"Heh Ella kau ini bicara apa? Kenapa cari masalah!!" teriak Linda tak kalah keras sambil bangun dengan cepat dan menghampiri Gabriella tanpa rasa takut.      

"Bukan aku yang cari masalah tapi temanmu itu, apa maksudnya dia bicara seperti tadi? Mau aku bermain ponsel, makeup atau makan di kelas itu bukan urusannya jadi lebih baik jangan ikut campur," jawab Gabriella penuh emosi.     

"Lho, memangnya sejak tadi kami membicarakanmu? Hallo penting sekali aku dan Anne membicarakan gadis tak penting sepertimu, Anne dan aku sedang bergurau sejak tadi jadi kau jangan sok terlalu terkenal Ella. Lagipula memangnya Anne menyebut namamu? Tidak kan, sejak tadi Anne sedang menasehati aku supaya lebih fokus lagi dikelas. Dan itu tak ada hubungannya denganmu, jadi jangan salah paham nona Ella. Jangan kira karena kau anak orang kaya kami jadi takut padamu? Oh tidak seperti itu nona, kalau kau ingin bersaing dengan Anne bersainglah dengan cara sehat tidak seperti ini," sahut Linda panjang lebar sambil menatap tajam kedua mata Gabriella.     

"Kauuu…"     

Gabriella yang hampir menampar Linda tak dapat melanjutkan aksinya karena tangannya sudah dipegang oleh Anne yang sigap, Anne bahkan mencengkram kuat tangan Ella sehingga Ella meringis kesakitan.     

"Jangan pernah anggap semua orang lebih rendah darimu Ella, lagipula yang dikatakan Linda benar. Kami berdua tak membicarakan siapapun, aku justru sedang bergurau sejak tadi dengan Linda jadi kau jangan tersinggung seperti itu. Aku juga tak peduli dengan apapun yang kau lakukan di kelas, jadi aku kau jangan asal marah seperti itu. Tidak baik Ella untuk kesehatanmu kalau marah-marah terus, lihatlah wajahmu sudah mulai guratan halus. Apa kau tak menyadarinya," ucap Anne pelan dengan terus menatap Gabriella tanpa berkedip, baru kali ini Anne berani bicara seperti itu pada Gabriella yang selama ini sudah banyak sekali menyindirnya dari belakang atau secara terang-terangan.      

Deg      

Wajah Gabriella memucat seketika saat disebut memiliki gurat halus oleh Anne, dengan cepat ia menarik tangannya dari cengkraman tangan Anne dan langsung meraih kaca yang ada di dalam tasnya.      

Tanpa bicara Gabriella pun berlari meninggalkan Anne dan Linda diikuti anak buahnya, ia terlihat masih memegangi wajahnya.      

"Jangan pakai emosi Linda menghadapi orang seperti itu, cari tau kelemahannya dan gunakan itu untuk menyerangnya,"ucap Anne pelan sambil tersenyum penuh kemenangan sambil terus menatap Gabriella yang terus berlari menuju parkiran mobil.     

"A-apa maksudnya Anne?"tanya Linda bingung dengan tergagap.     

"Pikiran saja sendiri," jawab Anne pelan sambil berjalan pergi menuju kantin untuk makan.      

Linda yang kesal karena diberi teka-teki oleh Anne lalu mengikutinya dari belakang sambil terus bertanya apa maksud perkataan Anne yang sebelumnya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.