I'LL Teach You Marianne

Back to Swiss



Back to Swiss

0Dalam perjalanan pulang menuju rumah Erick berubah jadi pendiam, hal ini terjadi setelah ia tau kalau klien baru Muller Finance Internasional yang bernama Olivia Cavaliere adalah penyuka sesama jenis. Jack yang sudah bisa menebak Oliva penyuka sesama dari awal tak kaget sama sekali, saat Olivia memperkenalkan gadis cantik bernama Frederika sebagai tunangannya.     
0

"Aku masih tak habis pikir kenapa harus wanita-wanita secantik itu," ucap Erick pelan untuk yang kesekian kalinya.     

"Itu pilihan Erick, hak asasi. Kau tak bisa melarang mereka, apalagi aku yakin orang tuanya pasti sudah tau tentang mereka. Jadi kita yang hanya orang lain ini tak bisa ikut campur dalam hidup mereka atau protes," celetuk Jack tiba-tiba ikut bicara.     

"Iya Tuan, itu adalah hak mereka. Hanya saja maksudnya kenapa harus mereka, padahal mereka sangat cantik dan aku yakin pasti banyak laki-laki yang…"     

"Tergoda sama seperti dirimu," sahut Jack kembali memotong perkataan Erick.     

Glek     

Erick menelan salivanya perlahan mendengar perkataan sang tuan, wajahnya pun terasa panas secara tiba-tiba.     

"Aku tau kau suka padanya Erick, sangat terlihat dari sikapmu yang berubah pendiam saat melihat gadis cantik itu tiba-tiba datang," imbuh Jack kembali.     

"Aku bukan suka Tuan, aku hanya mengaguminya saja." Erick menyangkal perkataan Jack dengan cepat.     

Jack hanya terkekeh mendengar perkataan Erick, ia pun memilih kembali fokus pada dokumen yang ada di tangannya saat ini. Dalam waktu satu minggu ia sudah mendapatkan banyak klien besar yang memang sudah ia targetkan pasca perusahaannya berdiri di London, Jack sengaja bekerja keras di awal agar Muller Finance yang ada di London cepat kokoh sehingga ia tinggal memperluas jaringan perusahaannya. Saat Jack sibuk dengan file penting Erick masih belum bisa menerima kalau saingannya untuk mendapatkan mendapatkan wanita cantik ternyata adalah seorang wanita cantik juga.     

Sudah dua hari ini Jack benar-benar sibuk dan tak menyentuh ponsel pribadinya yang biasa pakai untuk berkomunikasi dengan Anne, ditolak Anne berkali-kali membuat egonya sebagai lelaki muncul. Gengsinya sebagai lelaki berkuasa yang memiliki banyak uang membuatnya memilih untuk melupakan Anne dan fokus pada pekerjaannya, ia merasa perjuangannya selama dua tahun ini untuk mencuri hari Anne telah gagal. Jack membiarkan Anne untuk memilih pasangannya sendiri, ia tak mau membuat Anne trauma kembali pada seorang laki-laki oleh karena itu ia memilih untuk mundur dan membiarkan Anne bersama Aaron. Karena itulah ia memilih untuk menyibukkan diri dengan semua pekerjaannya dan membuat semua orang di kantornya kerja rodi karena kegilaannya dalam bekerja.      

Setelah menempuh perjalanan selama hampir satu setengah jam pasca terjebak macet mobil yang dikendarai Erick pun sampai di rumah baru Jack, Jack langsung keluar dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada Erick. Alih-alih menuju kamarnya Jack justru masuk ke ruang kerjanya, ia ingin menyimpan berkas penting yang baru saja ditandatangani Olivia Cavaliere sang klien barunya.      

Jantung Jack berdetak sangat cepat ketika akan meletakkan surat kontraknya ke dalam laci meja kerjanya, pasalnya dalam laci itu terdapat ponselnya yang sudah tak disentuh pasca bertengkar dengan Anne. Ia terlihat ragu saat akan memasukkan file pentingnya itu karena melihat ponselnya, namun saat mengingat kembali perkataan Anne kemarin emosinya terpancing. Tanpa pikir panjang Jack langsung memasukkan berkasnya ke dalam laci meja itu dan langsung menutupnya dengan cepat, melihat ponselnya kembali membuat Jack teringat akan kejadian tadi sore dimana ia melihat sekelebat sosok yang mirip dengan Anne.     

"Tak mungkin yang aku salah lihat, aku yakin itu Anne. Tapi untuk apa dia ada di jalan sejauh itu?"     

"Arrgggghhh stop Jack, jangan ingat dia lagi. Masih banyak gadis diluar sana yang mengantri padamu, yang tak akan menolakmu. Jadi stop jangan ingat-ingat lagi wanita yang menolak untuk kau cintai."     

Jack bicara sendiri sambil menatap langit-langit ruang kerjanya saat bersandar pada kursi kerjanya, dua hari tanpa berkomunikasi dengan Anne sudah membuat Jack sedikit terbiasa.     

Tok     

Tok     

Bunyi ketukan di pintu ruang kerjanya membuat Jack tersadar dari lamunannya.      

"Maaf mengganggu Tuan, ini urgent Tuan. Anda harus tau tentang ini," ucap Erick pelan setelah mengetuk pintu ruang kerja Jack.     

"Ada apa?"tanya Jack datar.     

Tanpa bicara Erick langsung masuk ke dalam ruang kerja sang Tuan, ia lalu memberikan ponselnya pada Jack yang kini sudah duduk dalam sikap sempurna. Jack yang awalnya tak mengerti akhirnya meraih ponsel milik Erick yang ada di depan matanya, ia terdiam saat membaca artikel yang muncul di layar ponselnya.     

"Anda harus secepatnya kembali ke Swiss Tuan, ini urgent,"ucap Erick pelan.     

"Tak bisakah kau yang kembali Erick?"tanya Jack singkat.     

"Para pemegang saham itu ingin anda yang datang Tuan, kalau anda tak datang maka anda dianggap tak peduli lagi dengan perusahaan yang ada di Swiss Tuan. Para pemegang saham itu sepertinya berencana ingin melengserkan anda dari jabatan CEO dan mengganti posisi anda dengan…"     

"Edmund Immanuel," sahut Jack singkat memotong perkataan Erick.     

"Se-sepertinya begitu Tuan." Erick merespon singkat perkataan sang tuan dengan takut.     

Jack dan Edmund adalah sepupu yang selalu bersaing, Edmund adalah anak dari adik angkat sang ayah yang sudah meninggal puluhan tahun yang lalu saat ia kecil. Dan ayah Edmund berkali-kali berupaya merebut harta warisan Jack dari kedua orang tuanya dengan berpura-pura menjadi wali bagi Jack kecil saat itu, Jack yang masih kecil dipaksa menandatangani surat pengalihan harta kekayaan ke tangan sang paman yang merupakan ayah Edmund. Namun Jack teringat akan pesan ayahnya yang tak memperbolehkan dirinya untuk menandatangani apapun tanpa sepengetahuan sang pengacara pribadi, yang sampai saat ini masih setia pada Jack. Dan setiap mengingat kejadian itu Jack selalu marah kepada Edmund yang dirasa mengikuti jejak ayahnya, yang berusaha untuk merebut harta warisan dari kedua orang tuanya. Padahal jelas-jelas ayah Edmund bukanlah saudara kandung dari ayah kandung Jack, ia hanya seorang anak angkat dalam keluarga Muller yang saat itu ditolong oleh nenek Jack yang baik hati dan tak tega melihatnya terlantar di pinggir jalan. Namun semakin ia dewasa ia berusaha untuk menguasai harta kekayaan keluarga Muller, sampai akhirnya ia diusir oleh ayah Jack.     

Dan sejak itulah ia sangat membenci orang tua Jack, ia membenci keluarga yang sudah menyelamat kan nyawanya dari pinggir jalan dan hal ini membuat Jack sangat jijik dan marah kepada pamannya itu yang dianggap tidak tau diri dan tidak tau balas budi.      

"Edmund cari masalah denganku, ok akan kulayani permainannya. Siapakah pesawat jetku Erick, aku akan kembali ke Swiss malam ini juga," ucap Jack pelan sambil melonggarkan dasi yang masih terpasang di lehernya.      

"Baik tuan, saya juga akan bersiap untuk…"     

"No, kau tetap di London. Kau harus tetap ada disini dan mengurus perusahaan di sini selama aku ada di Swiss, jadi kita tidak akan kehilangan klien-klien besar kita,"sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Erick.     

"Baiklah Tuan kalau begitu,"jawab Erick sopan.     

Setelah berkata seperti itu Jack kemudian bangun dari kursinya dan berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua, ia ingin mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Swiss.      

"Ayah dan anak pungut itu benar-benar cari mati rupanya, ok akan kutunjukkan siapa Jackson Patrick Muller sesungguhnya." Jack berdesis penuh kebencian pada tuan Jhonny Muller dan anaknya Edmund, tekad Jack kini sudah bulat ingin membongkar rahasia pamannya itu pada media. Jack ingin membuat pamannya menanggalkan nama Muller karena dianggap tak berhak memakainya karena dia hanyalah orang lain dalam keluarga Muller.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.