I'LL Teach You Marianne

Play the game



Play the game

0Dengan mengendarai mobilnya Anne pergi menuju ke sebuah restoran yang sudah ditentukan oleh Leon, pasca menerima telpon dari profesor Gilbert yang mengatakan kalau Leon akan menuntut kampus UAL Anne lalu membuka blokir nomor telepon Leon dan langsung menghubunginya.      
0

Leon yang sedang meeting dikantor sangat senang saat melihat nomor Anne muncul di layar ponselnya, ia tak menduga Anne akan langsung menghubungi dirinya dalam waktu secepat itu. Tanpa pikir panjang Leon kemudian mengangkat panggilan dari Anne, tak lama kemudian ia kembali lagi ke ruang meeting dan memerintahkan asistennya untuk melanjutkan meeting tanpa dirinya karena ia akan pergi menemui Anne. Pasalnya Anne meminta dirinya untuk datang menemui Anne dan hal itupun langsung di iya kan oleh Leon tanpa berpikir panjang, karena itulah Leon memesan sebuah restoran mewah bintang lima yang ada di area pusat kota untuk bertemu dengan Anne. Leon bahkan mandi terlebih dahulu sebelum pergi menemui Anne, ia juga memakai pakaian terbaiknya serta parfum mahalnya kali ini. Padahal setiap bepergian dengan Steffi ia tak pernah sedetail ini mempersiapkan penampilannya.      

Namun lain halnya dengan Anne, ia memilih berpakaian casual dengan memakai jumpsuit dan t-shirt warna hitam. Anne juga mengikat rambut pendeknya dibagian atas dan membiarkan poninya bergerak bebas tanpa diberi jepitan rambut apapun. Dengan penampilan seperti itu Anne justru terlihat semakin menggemaskan, ia juga terlihat jauh lebih muda. Setelah berkendara selama hampir empat puluh lima menit Anne akhirnya tiba di restoran yang sudah ditentukan oleh Leon, ia pun langsung turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam restoran setelah mengatakan kalau ia ada janji dengan Leonardo Ganke yang ternyata sudah menunggunya di sebuah ruangan VIP yang ada di restoran itu.     

"Kau benar-benar menyebalkan Leon, kalau tidak demi kampus dan profesor Gilbert aku tak akan mungkin mau berbuat seperti ini," batin Anne dalam lirih saat melangkahkan masuk menuju ruang VIP mengikuti pelayan restoran yang memandunya.     

"Silahkan masuk nona, tuan Ganke sudah ada di dalam," ucap sang pelayan ramah.      

"Terima kasih," jawab Anne singkat sambil tersenyum.      

Setelah berkata seperti itu sang pelayan kemudian pergi meninggalkan Anne yang sudah berdiri di depan ruang VIP, tak lama setelah pelayan yang memandunya menuju ruang VIP pergi Anne lalu membuka pintu ruangan itu dengan perlahan setelah menghembuskan nafas panjang berusaha untuk menenangkan dirinya agar tidak meledak. Pasalnya saat ini emosi Anne sedang membuncah karena Leon.      

"Marianne kau datang!!!" Leon memekik kegirangan saat melihat Anne masuk ke ruangannya, kedua matanya berbinar-binar ketika melihat Anne sudah ada di depan matanya. Leon dampak terkesima melihat penampilan yang sekarang.      

"Kamu memotong rambutmu Marianne?" tanya Leon pelan secara tak sadar ketika melihat Anne berambut pendek.     

"Iya, aku mau mencoba gaya rambut baru," jawab Anne singkat sambil membuka sapu tangan yang ada diatas meja untuk diletakkan diatas pahanya.     

Melihat apa yang dilakukan Anne membuat Leon tersenyum, ia tak menyangka Anne akan bertindak seanggun itu.     

"Dengan gaya rambut ini kau terlihat sangat cantik dan menggemaskan Marianne," puji Leon dengan tulus.      

Bibir Anne terangkat mendengar pujian dari Leon, sebenarnya Anne sudah tak sabar ingin mengakhiri perbincangannya dengan Leon dan meminta surat kontrak yang sudah ia sebutkan sebelumnya. Namun tiba-tiba Anne terpikir sebuah ide gila untuk membuat Leon semakin terpesona olehnya, secara perlahan Anne meraih hair bunnya dan langsung melepaskan ikatan di rambutnya itu sehingga rambutnya kembali terurai bebas. Dengan perlahan Anne memainkan rambutnya dan kembali mengikat semua rambut pendeknya lagi, namun karena rambutnya pendek tak semua rambutnya bisa terikat dengan sempurna. Melihat Anne memainkan rambutnya membuat Leon menelan salivanya perlahan, ia bahkan sampai menahan nafas saat melihat Anne menggunakan giginya untuk menggigit ikat rambutnya saat ia sedang berusaha merapikan rambutnya untuk diikat kembali.     

Senyum penuh kemenangan Anne mengembang saat melihat perubahan wajah Leon yang semakin merah, Anne tau Leon adalah seorang pria mata keranjang oleh karenanya ia sengaja berbuat seperti itu untuk membuat Leon makin tak tenang melihat apa yang ia lakukan.     

"Benarkah? Lebih cantik mana aku dengan istrimu Steffi?"tanya Anne pelan sambil menatap Leon dengan tatapan nakal.      

Deg      

Jantung Leon berpacu sangat cepat saat mendengar perkataan dari Anne, ia tak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu dari Anne.     

"Tentu saja kau Marianne, kau cantik sekali…"     

"Pembohong." Anne langsung memotong perkataan Leon pura-pura kesal.     

"Apa maksudnya pembohong? Aku tak bohong Marianne, kau benar-benar cantik. Steffi tak sebanding denganmu," ucap Leon menggebu-gebu.     

"Benarkah? Lalu kenapa kau berselingkuh dengan Steffi dulu?"tanya Anne dengan cepat memancing Leon.      

"I-itu karena kebodohanku Marianne, aku tergoda olehnya. Dia yang menggodaku, dia mendatangi kantor ku dan menawarkan tubuhnya padaku dihari sebelum kita menikah. Aku dulu benar-benar bodoh dulu Marianne, aku bodoh karena terjebak dalam jebakan si itik buruk rupa itu,"jawab Leon tanpa jeda sambil berusaha meraih tangan Anne yang ada diatas meja, namun Anne yang bertindak cepat langsung menarik tangannya menjauh dari jangkauan Leon sehingga Leon tak bisa menyentuh tangannya.     

Anne menahan diri untuk tidak muntah mendengar perkataan Leon yang menjijikan itu, ia benar-benar ingin menyiramkan air ke wajah Leon agar ia sadar. Namun Anne menahan itu semua karena ia punya tujuan besar kali ini apalagi ia harus membuat nama profesor Gilbert tetap baik dimata para petinggi kampus, Anne tau apa yang dilakukan oleh profesor Gilbert adalah semata-mata agar para mahasiswa kampus seni itu bisa mendapatkan pekerjaan dengan baik. Karena itu Anne berusaha menahan dirinya agar tak menyerang Leon, saat Anne akan membuka mulutnya tiba-tiba pintu ruangan VIP itu diketuk dari luar dan masuklah dua orang pelayan dengan membawa makanan super lezat nan mewah di atas nampan. Dengan hati-hati kedua pelayan itu meletakkan dua piring yang terdapat daging steak terbaik andalan restoran yang mendapat rating paling tinggi itu serta sebotol wine dan dua gelas kosongnya.      

"Aku minta air mineral, aku tak suka wine," ucap Anne pelan pada pelayan yang baru saja menuangkan wine ke dalam gelasnya.     

"Air mineral?"tanya sang pelayan kaget.     

"Iya nona, tolong ya,"jawab Leon dengan cepat.      

"Ba-baik Tuan, kalau begitu tunggu sebentar,"jawab sang pelayan tergagap, ia tau siapa pria yang sedang berbicara itu saat ini. Pasalnya tadi Leon sudah menunjukkan black card limited edition miliknya di meja kasir, tak semua orang bisa memiliki kartu sakti itu. Karenanya para pelayan itu tak ada yang berani menyanggah Leon.     

Tak lama kemudian pelayan itu pun kembali lagi masuk kedalam ruangan VIP itu dengan membawa air mineral dingin yang diminta oleh Anne.     

"Letakkan saja nona, biar aku yang membukanya sendiri," ucap Anne pelan melarang pelayan itu membuka botol air mineral yang baru ia ambil.     

"Baik nona, kalau begitu saya permisi. Apakah ada yang anda berdua butuhkan lagi?"tanya sang pelayan ramah.     

"Untuk saat ini tidak," jawab Leon dengan cepat.     

"Baiklah saya permisi." Pamit sang pelayan dengan sopan sambil menundukkan kepalanya, tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan Leon dan Anne berdua.     

Tak lama setelah pelayan itu pergi Anne meraih botol minum air mineral yang dibawa oleh sang pelayan, dengan cepat ia menenggak botol kaca itu tanpa menuangkan terlebih dahulu ke dalam gelas sehingga ada tetesan air yang mengalir dari sisi bibir Anne mengalir ke leher jenjang Anne secara perlahan. Leon berdesir saat melihat tetesan air itu mengalir di leher putih Anne, ia ingin sekali menghentikan tetesan air itu menggunakan bibirnya. Anne yang sengaja melakukan itu pura-pura tak mengetahui apa yang terjadi, setelah rasa dahaganya hilang Anne lalu meletakkan kembali botol itu ke atas meja tanpa rasa sungkan.     

"Akhh maaf kau harus melihat ini," pekik Anne dengan cepat sambil menyeka bibir serta lehernya menggunakan sapu tangan yang ada dipangkuannya.     

"Its ok Marianne, kau tak perlu sungkan padaku. Ya sudah ayo makan, steak ini akan lebih lezat kalau dinikmati sewaktu hangat seperti ini Marianne,"jawab Leon gugup.     

"Benarkah? Ya sudah kalau begitu potongkan steak ini untukku," pinta Anne dengan cepat dengan tatapan manja.      

Leon membatu beberapa saat ketika ditatap seperti itu oleh Anne, ia benar-benar terlena oleh semua sikap dan perkataan Anne.      

"Please," pinta Anne kembali dengan nada memelas.     

"Ten-tentu saja dengan senang hati," jawab Leon terbata-bata sambil meraih piring Anne dan mulai memotong-motong daging steak mahal itu dengan hati-hati.     

Anne terus menatap Leon tanpa berkedip, meskipun bibirnya tersenyum namun dalam hatinya ia sudah sangat tidak tahan lagi menghirup oksigen di tempat yang sama dengan pria yang sudah membuangnya itu.     

"Sabar Anne sabar, tenangkan dirimu. Kau harus membiasakan ini, kau harus kuat," ucap Anne dalam hati menenangkan dirinya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.