I'LL Teach You Marianne

Lebih penting



Lebih penting

0Saat matahari baru saja tenggelam suasana di rumah sakit St Elizabeth yang hening tiba-tiba berubah ketika kedatangan iring-iringan empat mobil serba hitam, terlihat delapan orang pria berpakaian serba hitam turun dari dua mobil pertama yang sudah sampai terlebih dahulu. Empat orang diantaranya langsung masuk ke dalam rumah sakit dan berlari menuju ke meja resepsionis untuk mengkonfirmasi sesuatu, sementara sisanya langsung mensterilkan area itu untuk dua mobil terakhir yang baru saja memasuki area rumah sakit.      
0

Tak lama kemudian terlihat seorang pria memakai jas tiga lapis turun, beberapa pria berpakaian hitam yang lain nampak menganggukkan kepalanya memberi hormat kepada pria yang baru turun itu.     

Dua orang pria yang sebelumnya masuk ke rumah sakit terlihat berlari keluar menghampiri sang pria yang baru turun dari mobil itu.      

"Informasi itu benar tuan, sudah dipastikan kalau nona ada di rumah sakit ini dan saat ini masih di ruangan IGD," ucap pria yang baru keluar dari rumah sakit dengan tergesa-gesa.     

Tanpa bicara pria yang baru saja menerima laporan anak buahnya itu langsung merapikan mantelnya dan berjalan dengan cepat menuju ke rumah sakit diikuti oleh anak buahnya, tatapan matanya yang tajam akan membuat siapapun takut. Saat masuk ke lobby rumah sakit security yang sebelumnya sudah diberi penjelasan oleh dua pria lainnya pun nampak memberikan arahan pada rombongan itu menuju ke ruang IGD, ia terlihat sedikit menunduk ketika rombongan pria itu berjalan melewatinya.      

"Siapa ya?"     

"Entahlah aku juga belum pernah melihatnya."     

"Apa mereka anggota kerajaan?"     

"Mana mungkin anggota kerajaan dirawat di rumah sakit seperti ini, tiap anggota keluarga kerajaan yang sakit harusnya dirawat di rumah sakit khusus yang sudah ditunjuk oleh pihak keluarga kerajaan,"      

"Oh iya, aku lupa."     

"Kalau mereka bukan anggota keluarga kerajaan lalu siapa pria tampan itu?"     

Para suster yang melihat rombongan pria misterius yang saat ini sudah tak terlihat lagi masih berbisik-bisik menerka-nerka siapa pria yang baru mereka lihat, tak lama kemudian security yang memandu rombongan itu menuju ke ruang IGD sudah kembali lagi ke lobby. Sontak para suster yang sedang bergosip itu langsung menghampirinya dengan cepat.      

"Siapa pria itu, apa aku tau siapa dia pak Billy?"tanya seorang suster paling tinggi dengan cepat.     

"Iya pak Billy, apa kau tau siapa pria yang dikawal sepuluh pria itu?"tanya suster lainnya.     

"Aku tak tau, yang jelas dia adalah pria yang berkuasa. Lebih baik kalian kembali bekerja dan jangan cari masalah," jawab sang security yang bernama Billy dengan cepat tanpa ekspresi.     

Mendengar perkataan Billy sang security senior keempat suster itu langsung diam dan terlihat sangat kecewa, security itu pun kembali ke tempat tugasnya lagi didepan pintu membantu para pasien datang.      

Sementara itu di ruang IGD beberapa orang suster nampak ketakutan, saat melihat rombongan pria berpakaian serba hitam itu merangsek masuk ke dalam ruang IGD tanpa bicara apapun.     

"Siapa kalian? Kenapa kalian masuk ke ruang IGD?"     

"Apa ada yang terluka?"     

"Kalau tak ada yang berkepentingan silahkan keluar, ini IGD bukan taman bermain."      

Dua orang dari rombongan itu terlihat mengajak para suster yang protes ke pojok ruangan mereka kemudian menjelaskan tujuannya datang ke ruang IGD, sementara rombongan yang lain terlihat membuka tirai demi tirai yang ada di ruangan itu untuk mencari seseorang.      

"Mana!!! Kenapa tak ada dia disini, bukankah tadi kau bilang Anne ada di ruang IGD!!"hardik sang pemimpin rombongan itu yang tak lain adalah Jack dengan suara keras.     

"I-iya tuan, tadi saya ke resepsionis memastikan secara langsung dan resepsionis itu mengatakan kalau nona Anne masih ada di ruang IGD," jawab salah satu pengawal pribadi Jack dengan cepat.     

"Tapi mana? Tak ada keberadaan Anne di ruangan ini, bukankah kalian sudah…"     

Deg     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat ke arah pintu kamar mandi yang baru saja terbuka, dari kamar mandi itu keluar seorang suster senior memapah Anne yang baru buang air kecil. Kaki kirinya yang yang terbalut perban elastis terlihat terangkat.     

"Anne!!!"pekik Jack dengan keras.     

Anne yang sedang menunduk seketika mengangkat wajahnya keatas dan terkejut saat melihat Jack, pria yang sudah ia kecewakan satu minggu yang lalu saat ini berdiri di depannya.      

"Jack, apa yang kau lakukan disini?" tanya Anne bodoh.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Anne, Jack justru berjalan dengan cepat menuju tempat Anne berada. Tanpa bicara Jack langsung meraih tubuh Anne ke pelukannya, karena tubuh Jack lebih besar ia tak mengalami kesulitan apapun saat merebut Anne dari pelukan suster yang membantunya ke kamar mandi itu. Jack menggendong Anne ala bridal style dan berjalan pelan menuju pintu keluar IGD, ia tak menghiraukan teriakan suster yang sangat terkejut melihat pasiennya dibawa pergi begitu saja. Dua orang anak buah Jack akhirnya turun tangan, mereka berdua lalu memberikan penjelasan pada suster itu bahwa pria yang saat ini membawa paksa pergi pasiennya adalah kekasih dari si pasien. Mendengar penjelasan itu membuat sang suster menganggukkan kepalanya perlahan tanda mengerti.     

"Ya sudah kalau begitu kami permisi undur diri suster, terima kasih karena sudah membantu merawat nona kami," ucap salah satu anak buah Jack dengan sopan.     

"Jangan pergi dulu, nona itu tadi membawa barang-barang pribadi dan saat ini barang-barangnya ada di dalam laci. Lebih baik kalian bawa juga barang-barangnya," jawab sang suster dengan cepat saat teringat barang-barang milik Anne.      

"Benarkah?"     

"Iya, ayo ke ranjang nona itu. Saya akan membukakan laci meja itu," jawab sang suster kembali.      

Kedua anak buah Jack terlihat menganggukkan kepalanya bersamaan dan mengikuti langkah sang suster untuk mengambil barang-barang milik Anne, tak lama kemudian kedua pria itu lalu keluar dari ruang IGD dengan membawa tas dan ponsel milik Anne. Mereka pun menyusul Jack dan teman-temannya yang sudah pergi dari rumah sakit terlebih dahulu.      

Sementara itu Anne yang digendong oleh Jack nampak tak membuka mulutnya sama sekali, ia hanya diam saat dibawa Jack keluar dari rumah sakit. Begitu pula dengan Jack, ia diam tanpa suara saat menggendong Anne. Bahkan ketika banyak wanita yang menjerit kegirangan saat melihat apa yang dilakukannya ia hanya tetap diam dan terus melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit menuju mobilnya.      

Dengan hati-hati Jack memasukkan Anne kedalam mobilnya, beberapa anak buahnya pun nampak sigap dan berjaga-jaga di belakang Jack jika membutuhkan sesuatu.      

"Jack…"     

"Diam atau aku akan mematahkan kakimu yang satunya," sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.      

Anne langsung menutup rapat bibirnya mendengar ancaman dari Jack, ia memilih pasrah dan menurut saja ia tak bisa melawan Jack. Apalagi dengan kondisi kakinya yang seperti saat ini, setelah Jack masuk mobil semua anak buahnya pun langsung berlari dan masuk ke mobil masing-masing. Tak lama kemudian mobil yang membawa Jack dan anak buahnya pun pergi meninggalkan rumah sakit menuju ke kediaman Jack, hari ini sebenarnya ia sedang ada meeting penting dengan pengusaha paling kaya di di Inggris nomor empat. Namun begitu ia mendapatkan pesan dari Erick yang sedang berada dirumah sakit bersama Alicia sang sekretaris pribadinya Jack langsung meninggalkan meeting setelah minta maaf berkali-kali pada klien besarnya itu, Jack beralasan kalau tunangannya berada di rumah sakit.     

Drrrtt      

Begitu ponselnya berbunyi Jack langsung mengangkatnya dengan cepat dan secara tak sengaja menekan tombol loudspeaker.      

"Anda membatalkan meeting dengan Sir Len Blavatnik Tuan? Anda tau kan dia adalah pengusaha paling kaya di Inggris nomor empat, oh my God Tuan apa yang anda pikirkan...tak semua orang bisa membuat janji bertemu dengannya Tuan…"     

"Anne lebih penting Erick!!!"      

Badumb      

Badumb     

Jantung Anne berdetak sangat cepat mendengar perkataan Jack, disebut lebih penting dari klien besar membuat Anne tak tenang. Dadanya bahkan sampai terasa sesak saat ini.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.