I'LL Teach You Marianne

Jack dan masa lalunya



Jack dan masa lalunya

0Alice yang terbiasa bangun jam tujuh pagi mendadak terkejut ketika ditelepon oleh Jack dan diminta untuk datang ke rumahnya di jam enam pagi, dimana ia biasanya masih bermimpi indah. Tanpa menggunakan make up dan pakaian yang rapi Alice pun pergi ke rumah Jack dengan naik motor diantar sang adik yang ia paksa bangun, Alice terpaksa mengganggu waktu tidur sang adik karena ia hanya diberi waktu tiga puluh menit saja untuk sampai di rumah Jack. Alhasil mau tak mau ia naik motor, karena satu-satunya cara paling cepat sampai ke rumah sang Tuan sepagi ini adalah menggunakan motor. Pasalnya ia belum memiliki mobil sendiri, karena satu-satunya mobil yang dimiliki keluarganya dipakai oleh sang ayah untuk bekerja.      
0

Pada saat akan memasuki kompleks perumahan Jack, motor yang dikendarai oleh adik Alice sempat dihentikan oleh para security yang berjaga di gerbang depan. Mereka awalnya dilarang masuk area perumahan mewah itu, namun setelah Alice menunjukkan kartu identitasnya yang merupakan karyawan dari perusahaan Muller Finance Internasional yang dimiliki oleh salah satu penghuni di perumahan mewah itu akhirnya para security yang sedang berjaga memperbolehkan Alice dan adiknya masuk.     

"Bosmu snagat kaya kak,"celetuk adik Alice yang bernama Kevin lirih saat sudah sampai didepan rumah Jack.     

"Iya, dia kaya. Ya sudah kalau begitu aku masuk ya, kau hati-hati dijalan. Langsung pulang Kevin jangan kemana-mana,"ucap Alice pelan sembari memberikan selembar uang pecahan 10 poundsterling pada Kevin.     

"Aku tau kak, ya sudah aku pulang dan terima kasih uang jajannya,"jawab Kevin senang dengan tersenyum lebar.     

Alice hanya tersenyum mendengar perkataan sang adik, tak lama kemudian ia pun masuk ke dalam rumah Jack setelah motor yang dikendarai oleh sang adik sudah tak terlihat lagi. Ia berhasil datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang diberikan oleh Jack untuk dirinya.     

"Akhirnya anda sampai juga nona Alice, cepat naik ke kamar Tuan. Tuan dan nona Anne sudah menunggu anda,"ucap seorang pelayan pelan menyambut Alice yang baru saja sampai.     

Tanpa menjawab perkataan sang pelayan, Alice bergegas naik ke lantai dua menuju kamar Jack. Ia tau kalau Jack memintanya datang kali ini untuk membantu Anne yang memang sedang tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri.      

"Akhirnya kau sampai juga Alice, cepatlah Anne sudah ada di dalam kamar mandi hampir tiga puluh menit. Aku tak mau dia sakit karena kedinginan,"pekik Jack dengan keras saat melihat Alice masuk ke dalam kamarnya     

"Baik Tuan, saya mengerti,"jawab Alice pelan sambil menganggukkan kepalanya perlahan.      

Tok      

Tok      

"Nona, ini aku. Buka pintunya,"ucap Alice lembut pada Anne yang ada di dalam kamar mandi.     

"Ambilkan pakaian ganti untukku juga Alice,"jawab Anne dengan suara yang samar.      

"Ok nona." Alice menjawab dengan cepat perintah yang diberikan oleh Anne, setelah berkata seperti itu Alice lalu meraih koper milik Anne yang ada di samping ranjang. Ia kemudian mengeluarkan satu set pakaian dalam bersih dan baju ganti untuk Anne dengan hati-hati, setelah baju ganti untuk Anne sudah di pegang Alice lalu mengetuk pintu kamar mandi kembali.      

Anne yang sebenarnya sudah berdiri di samping pintu menggunakan satu kakinya lalu membuka pintu untuk Alice, begitu Alice masuk pintu kamar mandi kembali dikunci dari dalam. Setelah Alice masuk ke dalam kamar mandi, Jack langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Hampir tiga puluh menit ia berteriak-teriak memastikan Anne untuk tidak mandi, ia tak mau kaki kiri Anne yang masih sakit terkena air. Pasalnya dokter Pierre tak meninggalkan perban elastis yang baru, dokter Pierre mengatakan ia akan datang kembali pagi ini jam 8 pagi untuk memeriksa kondisi kaki Anne secara langsung. Dan karena itulah Jack tak mau perban yang membalut kaki Anne terbuka sebelum waktunya.      

Setelah dua puluh menit berlalu Anne dan Alice keluar dari kamar mandi, Anne terlihat sangat segar dan cantik. Ujung rambut pendeknya masih sedikit basah terkena air, namun hal itu justru membuatnya terlihat makin cantik.     

"Biar aku saja Alice,"ucap Jack tiba-tiba melarang Alice untuk mengeringkan rambut Anne menggunakan hair dryer yang baru ia ambil dari dalam koper.     

"Jangan Alice, kau saja"sahut Anne dengan cepat.     

"Aku bisa, aku bisa mengeringkan rambut Anne. Kau jangan meremehkan aku,"jawab Jack dengan cepat sambil mengulurkan tangan meminta Alice untuk menyerahkan hair dryer kepadanya.     

Alice yang sedang bingung ingin mengikuti perintah siapa nampak terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Jack berdehem pelan dan membuatnya sadar. Alice pun secara reflek menyerahkan hair dryer kepada Jack yang merupakan atasannya.      

"Ok karena tugasmu sudah selesai pagi ini sekarang kau turun ke lantai satu dan pergilah makan, aku tau kau pasti belum makan pagi bukan saat akan berangkat ke rumahku tadi,"ucap Jack pelan sambil memainkan hair dryer yang ada di tangannya.      

"Iya Tuan saya belum makan," jawab Alice jujur.      

"Ya sudah sekarang kau cepat turun ke lantai satu dan temui pelayanku, katakan pada mereka kalau aku yang memerintahkan mu untuk makan terlebih dahulu,"sahut Jack dengan cepat sembari menyambungkan hair dryer ke ke listrik.     

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi," pamit Alice dengan cepat sambil menundukkan kepalanya perlahan dan berjalan meninggalkan kamar Jack.      

Anne yang sejak tadi hanya diam nampak tidak senang saat Alice pergi meninggalkan dirinya berdua saja dengan Jack di dalam kamar, ia merasa tak nyaman berdua saja dengan Jack di dalam kamar.      

"Kau sengaja kan Jack?"tanya Anne pelan.     

"Sengaja apa?"tanya balik Jack bingung.     

"Alice, kau sengaja mengusirnya kan,"jawab Anne ketus.     

Jack yang mulai menyentuh rambut Anne hanya diam saja saat Anne menyinggung soal Alice yang memang sengaja ia minta keluar dari kamar, karena ia memang sedang ingin berdua bersama Anne. Wangi tubuh Anne setelah mandi benar-benar membuatnya ingin nikmati sendiri, ia tak mau Alice ikut mencium aroma vanilla dari tubuh Anne.      

"Jangan suka menuduh yang tidak tidak Anne, aku hanya kasihan padanya. Aku yakin Alice pasti kelaparan, setidaknya dia harus minum. Aku yakin dia tadi tak tempat makan dan minum karena terburu-buru datang ke rumahku,"ucap Jack pelan sambil mulai mengeringkan rambut Anne.     

"Pintar sekali membuat alasan,"sahut Anne ketus.     

"Aku serius, oh ya aku ingin tanya. Kenapa kau memotong rambut indah panjangmu sependek ini?"tanya Jack dingin sambil menatap Anne melalui kaca besar yang ada dihadapan mereka saat ini.     

"Bosan, aku ingin mencoba gaya rambut yang baru saja. Lagipula lebih mudah merawat rambut pendek ketimbang rambut panjang,"jawab Anne sedikit berbohong.     

"Tapi kenapa harus sependek ini Anne? Ini gak bisa diikat rambutmu,"tanya Jack kembali, ia lebih menyukai rambut Anne yang panjang karena Anne menjadi terlihat lebih cantik.     

"Masih bisa diikat di bagian atas."Anne menjawab singkat sembari mengangkat sebagian rambutnya yang ada di bagian atas untuk menunjukkan kalau ia masih bisa mengikat rambutnya.      

Jack hanya diam mendengar perkataan Anne, karena masih pagi dan keadaan Anne sedang tak baik Jack akhirnya tak melanjutkan protesnya. Ia lalu memilih melanjutkan pekerjaannya, mengeringkan rambut Anne.     

"Kau sangat ahli memakai hair dryer, apa aku dulu sering mengeringkan rambut kekasihmu Jack?"tanya Anne tiba-tiba.     

Deg     

Jack yang sedang menunduk karena masih fokus mem-blow rambut Anne langsung mengangkat wajahnya dan menatap Anne melalui kaca, senyumnya pun tersungging secara perlahan.      

"Jangan bahas dia yang sudah pergi Anne, aku tak ingin mengingat wanita yang sudah memilih untuk meninggalkanku. Bagiku dia sudah mati di hari ia pergi dariku,"jawab Jack pelan.      

Anne membisu mendengar perkataan Jack, kedua matanya masih menatap Jack tanpa berkedip di kaca yang ada di hadapannya. Anne tau Jack sangat tak suka jika masa lalunya dibahas, namun entah mengapa ia merasa ingin sekali membahas mantan kekasih Jack hari ini.     

Tanpa Anne ketahui hari ini adalah tepat enam tahun anniversary hubungan Jack dengan Shopia Higgins, karena itulah Jack tak suka Anne membahas soal Shopia hari ini. Sejak Shopia meninggalkan Jack ia memilih tinggal bersama kekasihnya yang bernama Esteban Shevchenko di Jepang, negara yang dibela oleh Esteban dalam piala dunia. Namun sejak setahun terakhir ini hubungan Shopia dan Esteban mulai merenggang karena Esteban ingin memiliki anak dari Shopia, sementara Shopia belum mau memiliki anak. Shopia merasa anak akan menghambat karirnya sebagai pianis yang sedang menguasai Asia, walaupun sebenarnya alasan terbesarnya bukan itu. Shopia takut tak bisa hamil lagi karena sebuah peristiwa besar yang menimpa dirinya yang diakibatkan oleh Jack.     

Karena itulah kemarin Shopia sempat berusaha untuk menemui Jack di kediamannya yang ada Swiss, namun karena Jack sudah tinggal di Inggris ia tak berhasil menemukannya. Shopia ingin menagih janji yang pernah Jack ucapkan bertahun-tahun yang lalu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.