I'LL Teach You Marianne

Pria brengsek



Pria brengsek

0Anne yang tak sengaja menerima panggilan video dari Leon pun terpaksa memasang wajah bersahabat ketika Leon berbicara padanya.      
0

"Kau baik-baik saja bukan? Kemarin saat meninggalkanmu di restoran aku merasa bersalah seharusnya aku mengantarmu pulang,"ucap Leon penuh sesal.     

"Aku baik-baik saja, lagipula setelah kau pergi kemarin aku juga langsung pulang,"jawab Anne pelan dengan terus memasang wajah yang bersahabat.     

"Sekarang kau ada dimana? Apakah kontraknya sudah bisa kau kirimkan padaku salinannya,"tanya Leon kembali penuh semangat.     

"Aku ada di kamar, untuk salinan kontraknya mungkin akan kukirimkan dalam beberapa hari. Laptopku sedang bermasalah jadi aku tak bisa mengscan kontrak yang aku pegang ini, tak masalah bukan kalau aku mengirimkannya sedikit terlambat,"tanya balik Anne sedikit berbohong.     

"It's ok Marianne, tak masalah. Akan lebih baik jika kita bertemu lagi saat kau memberikan salinan kontrak itu padaku,"jawab Leon dengan mata berbinar-binar.     

Anne hampir saja tersedak ketika mendengar perkataan terakhir dari Leon yang memintanya untuk bertemu kembali, ya benar-benar tak menyangka kalau Leon tidak tahu malu itu padahal jelas-jelas hubungan mereka bukanlah hubungan normal seperti orang kebanyakan apalagi ditambah dengan status Leon saat ini yang sudah menjadi suami dari sahabat yang sudah menusuknya dari belakang.      

Dengan menahan emosi Anne menatap Leon di layar ponselnya, dengan senyum tipis Anne berucap, "Mulai saat ini dan seterusnya lebih baik anda tak usah…" Anne menghentikan perkataannya beberapa detik karena sedang berusaha untuk menahan diri untuk tak meledak, kedua matanya menatap layar dengan tajam lalu melanjutkan perkataannya,"menghubungi aku lagi seperti ini."     

"Kenapa Marianne? Kau marah padaku? Maaf kemarin aku tak peka, harusnya aku mengantarkanmu pulang. Maafkan aku Marianne, aku benar-benar menyesal karena sudah…"     

"Bukan, bukan itu. Kau harus ingat statusmu Tuan, kau adalah istri dari Steffi yang pernah menjadi teman dekatku. Aku tak mau membuatnya salah paham padaku,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Leon, ia sudah ingin sekali mengakhiri perbincangannya dengan Leon saat ini.     

"Masalah Steffi kau tak usah pikirkan Marianne, dia hanya wanita bodoh yang tak terpelajar jadi kau tak usah anggap dia. Selama dia tak menyentuhkan tangannya kepadamu maka kau tak usah takut dan kalaupun misal hal itu terjadi maka akulah orang pertama yang akan mematahkan tangannya," ucap Leon dengan cepat mencoba untuk meyakinkan agar tidak mempermasalahkan Steffi.     

Mendengar perkataan Leon benar-benar membuat Anne hampir muntah, ia tak sanggup lagi berbicara dengan Leon. Leon adalah definisi laki-laki brengsek yang tak tau malu dan tak punya harga diri, Anne ingin sekali menyiramkan air ke wajah Leon agar Leon sadar akan perkataan yang baru ia ucapkan.      

Karena Anne hanya diam tanpa suara Leon pun terlihat khawatir, ia mengira Anne ketakutan akan keberadaan Steffi istrinya. Dengan cepat Leon lalu berucap," Kalau kau tak suka dengan keberadaan Steffi maka aku akan menyingkirkannya."      

Deg     

Anne mengerjapkan kedua matanya karena tak percaya, mendengar perkataan Leon yang ingin menyingkirkan wanita yang jelas-jelas sudah jadi istrinya. Ia bahkan nyaris tersedak liurnya sendiri karena perkataan Leon yang sangat tak masuk akal itu.      

Anne berdehem." Dia adalah istrimu, kau tak bisa melakukan itu padanya. Lagipula bukankah kalian adalah pasangan suami istri yang digadang-gadang sebagai pasangan paling harmonis di seluruh Berlin, jadi kalau misalnya kau melakukan hal yang kau katakan sebelumnya itu maka namamu akan sangat jelek dimata penduduk Berlin Tuan Leonardo Ganke," ucap Anne pelan berusaha melarang Leon untuk menyingkirkan Steffi, karena jika hal itu terjadi maka rencananya untuk memberikan sedikit pelajaran pada Steffi akan sia-sia.     

"Tapi…"     

"Ya sudah lah jangan bahas lagi, aku tak mau membicarakannya lagi. Pada intinya adalah aku sebagai seorang wanita berusaha untuk menjaga hati dan perasaan Steffi, oleh karena itu aku berusaha untuk menjaga jarak dengan anda. Jadi aku harap anda mengerti dengan perkataanku ini, bukan maksudnya aku ingin menjelekkan istri anda atau apa. Aku hanya ingin menjaga perasaannya saja sebagai sesama wanita, karena aku tau betul yang namanya dikhianati,"imbuh Anne pelan menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Leon langsung terdiam seketika mendengar perkataan Anne, seluruh sendi-sendi yang ada di tubuhnya terasa lemas ia benar-benar tak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu dari Anne. Sebagai salah satu orang yang sudah membuat Anne menderita di masa lalu tau betul dengan maksud perkataan Anne yang baru saja ia dengar.      

"Maafkan aku Marianne, aku benar-benar bersalah padamu. Seharusnya aku tak melakukan hal bodoh itu, seharusnya aku tak tergoda pada Steffi, seharusnya aku mendengarkan perkataan nenek yang mengatakan kalau kau adalah wanita sempurna yang sudah ia siapkan untuk menjadi istriku, seharusnya aku…"     

"Stop, jangan bahas lagi. Aku tak mau membicarakan masa lalu, semua itu sudah berlalu dan aku tak ingin mengingatnya lagi. Jadi jangan bahas masalah itu lagi, toh sekarang statusmu dengan Steffi sudah jelas. Hmm aku harus ke kamar mandi, aku tutup ya panggilan ini bye." Tanpa basa basi lagi Anne langsung menutup panggilan video dari Leon, karena tak mau Leon menghubunginya lagi Anne lalu kembali mematikan ponselnya ia tak mau kecolongan seperti tadi.     

Dengan penuh kesal Anne melempar ponselnya ke ranjang, ia benar-benar sangat jijik dan jengkel pada Leon.      

"Bisa-bisanya ia bicara seperti itu, benar-benar manusia tak berhati kau Leon. Arrggghh...kenapa aku harus terlibat masalah lagi denganmu, kenapa juga kau harus datang ke London. Kau harusnya bahagia dengan Steffi di Berlin, jadi aku tak perlu berurusan lagi dengan kalian...dasar brengsek!!! Kau benar-benar brengsek Leon!!!"      

Anne berteriak cukup keras saat mengumpat Leon, emosinya benar-benar tersulut karena perkataan Leon yang ingin menyingkirkan Steffi demi dirinya. Anne bukan kasihan pada Steffi, ia sama sekali tak memikirkan tentang Steffi. Yang ia permasalahan adalah betapa mudahnya seorang Leon mencampakkan satu wanita demi wanita lain dan hal ini benar-benar membuat Anne sangat marah, Anne benar-benar tak menyangka Leon akan semudah itu membuang seorang wanita. Padahal wanita itu sudah memberikannya banyak kenikmatan, Anne masih mengingat jelas bagaimana perkataan Leon malam itu disaat ia memergoki Leon dan Steffi bercinta. Leon dengan jelas mengatakan kalau ia sangat puas pada Steffi, sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Steffi.     

"Kau adalah laki-laki paling brengsek Leon, kau lebih hina dari seekor binatang."umpat Anne penuh emosi, kebenciannya pada Leon sudah sangat membuncah sekarang.      

Sementara itu dalam mobilnya Jack nampak sangat tidak tenang sekali, sudah tak terhitung usahanya untuk menghubungi Anne. Namun hanya nada tunggu lah yang selalu ia dengar.     

"Kenapa tak hubungi pelayan saja Tuan untuk memastikan kondisi nona Anne,"celetuk Erick pelan sambil melirik ke arah spion.     

"Oh iya, kenapa aku lupa akan hal itu. Akh kau bodoh Jack,"ucap Jack dengan cepat sambil menepuk keningnya saat menyadari kebodohannya.      

Alice yang sejak tadi duduk disamping Jack hampir tak bergerak, ia hanya bisa menatap kedepan dimana Erick sedang mengirimkannya pesan yang berisi ejekan.      

"Akhhh Susan, senang sekali kau mengangkat telponku. Bagaimana Anne, dia sedang apa saat ini? Dia baik-baik saja kan? Kau harus memastikan dengan baik kalau ia tak menggunakan kaki kirinya untuk beraktivitas, sesuai dengan pesan yang dikatakan oleh dokter Pierre sebelumnya. Lalu sekarang apa yang sedang ia lakukan?"     

Susan yang baru saja mengangkat gagang telepon terlihat sedang menjauhkan gagang telepon itu dari telinganya, pasalnya suara Jack terdengar sangat keras di telinganya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.