I'LL Teach You Marianne

Hadiah untuk sang kurir



Hadiah untuk sang kurir

0Setelah mengendarai mobil selama hampir satu jam Jack akhirnya sampai di toko bunga Anne, kedua matanya menyipit saat melihat ada seorang pria asing di dalam toko bunga Anne. Karena itulah lah ia memilih tetap ada di dalam mobil, melihat Anne dari jauh dengan rasa cemburu yang memenuhi dirinya.      
0

"Bos aku berangkat, bye." Paul berpamitan pada Anne dan Jack saat akan mengantar buket bunga yang ada di tangannya.     

"Hati-hati Paul," sahut Anne dengan keras.     

Jack yang masih ada di dalam mobilnya menaikkan satu alisnya saat mendengar pria asing yang ternyata bernama Paul itu memanggil Anne dengan sebutan bos, kedua matanya masih melihat ke arah Paul yang saat ini sedang naik bus yang baru datang dengan membawa buket bunga yang cukup besar.     

"Aku rasa dia kurir baru Anne," ucap Jack lirih sambil menyunggingkan sebuah senyuman setelah mengamati apa yang dilakukan oleh Paul.     

Dengan perlahan Jack meraih ponselnya yang masih ada di dalam saku bajunya, ia lalu terlihat bicara serius dengan seseorang di ponsel sambil berkali-kali menyebut alamat toko bunga milik Anne. Setelah lima menit berlalu Jack baru mengakhiri panggilan teleponnya, ia lalu memasukkan ponselnya kembali dalam saku baju dan melepaskan sabuk pengamannya. Jack lalu turun dari mobilnya dan berjalan pelan menuju toko bunga milik Anne dengan membawa tiga gelas kopi yang ia beli di Starbucks sebelumnya.     

Tring!     

Bel kecil yang terpasang di atas pintu toko berbunyi saat ada orang yang masuk dan keluar, begitupun saat ini. Ketika Jack membuka pintu dan masuk bel itu langsung berbunyi.     

"Selamat datang, ada yang bisa dibantu?" Anne tak melanjutkan perkataannya saat melihat siapa yang datang.      

"Coffee," ucap Jack pelan sambil kopi yang ada di tangannya.      

Melihat apa yang dibawa oleh Jack membuat Anne tersenyum, ia lalu keluar dari meja kasir dan mendekati Jack yang masih berdiri di belakang pintu.     

"Tak usah repot-repot, tapi terima kasih aku tak menolak," jawab Anne pelan sambil meraih kopi yang dibawa oleh Jack.      

"Oh iya Anne itu tadi…"     

"Linda, keluarlah ada coffee kesukaanmu ini!!!" Anne menjerit keras meminta Linda untuk keluar dari gudang yang kini menjadi kamar Paul, teriakan Anne membuat Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya.      

Tanpa rasa bersalah Anne pun meninggalkan Jack dan berjalan menuju meja kasir, ia lalu mengeluarkan coffee yang dibawa oleh Jack sebelumnya. Saat Anne mengeluarkan coffee yang dibawa oleh Jack, Linda keluar dari gudang dengan membawa dua vas bunga yang cukup besar di pelukannya. Melihat Linda kesulitan meletakkan dua vas itu Jack langsung berlari mendekati Linda dan meraih satu vas dari tangan Linda.      

"Terima kasih," ucap Linda pelan, ia belum menyadari bahwa yang membantunya adalah Jack.     

"Sama-sama," jawab Jack singkat.      

Anne yang berada di meja kasir tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Jack tanpa sadar, karena merasa tak enak pada Jack yang membantu Linda meletakkan vas bunga yang kotor. Anne lalu meninggalkan coffee latte favoritnya dan mendekati Jack yang masih berdiri di depan Linda, tanpa bicara Anne meraih tangan Jack dan mengajaknya untuk duduk di kursi yang ada di samping pintu.      

"Kenapa kau menyusahkan dirimu Tuan, lihat baju mahalmu kotor," ucap Anne pelan sambil menatap jas yang dipakai oleh Jack kini dipenuhi debu yang berasal dari vas yang dibawa Linda sebelumnya.     

Alih-alih menjawab perkataan Anne yang masih berdiri di hadapannya, Jack lalu meraih tangan Anne ke arahnya. Karena ditarik seperti itu oleh Jack secara otomatis Anne kehilangan kendali dan jatuh di pangkuan Jack.      

"Jack…"     

"Diam atau temanmu itu akan terganggu, dia sedang membersihkan vas bunga mahal. Kalau sampai ia terganggu dan vas itu pecah maka kau akan rugi,"bisik Jack lirih memotong perkataan Anne sambil melirik ke arah Linda yang sedang membersihkan vas bunga dari kaca yang harganya cukup mahal dari debu yang melekat.      

"Iya aku tau, tapi jangan begini Jack. Aku tak enak pada pelanggan yang datang," ucap Anne pelan berusaha bangun dari pangkuan Jack.     

"Sebentar Anne, aku hanya sebentar di sini. Aku janji," jawab Jack pelan sambil menyandarkan kepalanya di tubuh Anne.     

Detak jantung Anne berpacu sangat cepat saat Jack menyandar pada tubuhnya, walaupun sudah mengenal Jack cukup lama namun mereka belum pernah melakukan hal-hal semacam ini.      

"Kau masih menyukai aroma vanilla Anne," ucap Jack pelan sambil tersenyum.      

"Te-tentu saja, aku penyuka vanilla Jack," jawab Anne tergagap.      

Mendengar jawaban Anne membuat Jack tersenyum, tak lama kemudian ia pun melepaskan pelukannya dari Anne dan membantu Anne untuk berdiri kembali. Walaupun Anne sudah berdiri tapi ia tak bisa menjauh dari Jack, pasalnya Jack masih mencengkram kedua tangannya.      

"Lepaskan aku Jack, aku harus kembali bekerja,"pinta Anne kembali.     

"Ok kalau begitu, aku pulang. Yang penting aku sudah melihatmu, oh ya tadi ada pria yang memanggilmu bos. Dia itu siapa?"tanya Jack pelan, tiba-tiba ia teringat akan sosok Paul.      

"Paul, namanya Paul. Dia adalah kurir baruku, dia mulai bekerja hari ini," jawab Anne tergagap.     

"Oh kurir, ok kalau begitu. Ya sudah aku pulang, selamat bekerja dan ingat jangan pulang terlalu malam," ucap Jack pelan.     

"Aku tau." Anne menjawab ketus perkataan Jack.     

Jack tersenyum melihat Anne merajuk seperti itu, dengan perlahan ia akhirnya melepaskan cengkraman tangannya di telapak tangan Anne. Setelah tangannya dilepaskan oleh Jack, Anne lalu mundur kebelakang menjauh dari Jack. Karena Linda sejak tadi menggunakan earphone untuk mendengarkan musik ia sama sekali tak mendengar percakapan yang terjadi antara Jack dan Anne.      

Bunyi notifikasi yang masuk ke ponselnya membuat Jack tersenyum,ia lalu bangun dari kursi dan berjalan pelan menuju pintu sambil membersihkan jas nya yang masih kotor dengan debu. Melihat Jack membersihkan pakaiannya membuat Anne merasa bersalah, ia lalu meraih tisu yang ada di meja kasir dan mendekati Jack kembali untuk membantu Jack membersihkan jas malahnya.      

"Its ok Anne, kau tak usah membantuku. Aku bisa mengerjakannya sendiri," ucap Jack pelan sambil meraih tisu yang dipegang oleh Anne.     

"Aku hanya ingin membantu," jawab Anne singkat.      

"Dengan kau menjaga dirimu dengan baik saja itu sudah banyak membantuku Anne," sahut Jack dengan cepat.     

"A-apa maksudmu?" tanya Anne bingung.     

Jack tersenyum mendengar pertanyaan dari Anne, ia lupa kalau Anne adalah seorang gadis bodoh yang tidak peka sama sekali dengan semua perlakuan dan perkataannya. Dengan perlahan Jack kembali berjalan mendekati Anne yang berdiri tepat di belakang Linda yang sedang berjongkok sambil membersihkan fase kedua yang ada di hadapannya.     

"Entah harus dengan cara apa aku berbicara denganmu Anne, kau adalah gadis paling bodoh yang aku kenal," ucap Jack pelan, kedua matanya menatap Anne tanpa berkedip.      

"Siapa yang bodoh, aku tak bodoh. Nilaiku bagus di kampus Jack," jawab Anne dengan ketus.     

"Iya iya kau gadis pintar, ya sudah aku kembali ke kantor. Ingat pesanku jangan pulang larut malam." Jack kembali mengulang perkataannya yang sebelumnya.     

"Aku tau, kau tak perlu mengulang perkataanmu itu berkali-kali…"     

Cup!      

Jack mendaratkan sebuah ciuman manis di pipi kiri Anne secara tiba-tiba, sehingga membuat Anne langsung terdiam seketika dan menyentuh pipinya dengan tangan kirinya.      

Setelah memberikan ciuman selamat tinggal, tak lama kemudian Jack akhirnya pergi meninggalkan toko bunga milik Anne dengan senyum tersungging lebar. Jack yang biasanya meminta Anne mengantarnya sampai mobil kali ini tak meminta Anne melakukan itu, ia langsung masuk ke dalam mobilnya sendiri dan langsung memacu mobil Bugatti Veyron miliknya menuju jalan raya. Tepat setelah mobil Jack pergi, Linda nampak selesai membersihkan vas bunga yang akan dipakai oleh Anne untuk mengirim pesanan bunga ke sebuah bank.      

"Wah coffee latte." Linda menjerit dengan cukup keras ketika melihat ada tiga gelas kopi latte di atas meja kasir yang sebelumnya sudah dikeluarkan oleh n dari kantong kertas yang dibawa oleh Jack.      

"Oh iya, itu untuk kita Linda," jawab Anne tergagap.     

"Thank you Anne, kau memang boss yang sangat pengertian. Tau saja di sore hari seperti ini membutuhkan coffee untuk menambah energi," sahut Linda dengan keras.      

Mendengar perkataan Linda membuat Anne tersenyum, ia tak bisa berkata apa-apa lagi selain hanya bisa diam melihat Linda menikmati kopi yang dibawakan oleh Jack. Ia masih sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jack sebelumnya kepada dirinya, belum hilang rasa kekagetannya tiba-tiba Anne kembali dikejutkan dengan suara ketukan di kaca pintu yang dibuat oleh dua orang pria berbadan cukup besar dengan memakai seragam sedang berdiri di depan toko bunganya.      

Karena merasa penasaran dengan dua orang pria yang sedang berdiri di depan toko bunganya itu Anne lalu mendatangi mereka, ia merasa kedua orang pria itu tidak ingin membeli bunga. Karena biasanya para pelanggannya pasti akan langsung masuk kedalam toko tanpa mengetuk kaca seperti itu terlebih dahulu.      

"Benar dengan nona Anne," sapa salah satu pria itu dengan cepat saat Anne keluar dari toko.     

"Iya saya Anne, ada perlu apa ya tuan berdua datang ke toko bunga saya?" tanya Anne penasaran.      

"Kami kemari untuk mengantarkan pesanan yang dibuat atas nama anda Nona, silahkan tanda tangan di kertas tanda terima ini," jawab salah satu pria lainnya sambil menyodorkan sebuah tanda terima kepada Anne.      

"Pesanan, pesanan apa? Aku merasa tidak sedang memesan apapun," tanya Anne bingung.      

Tanpa menjawab pertanyaan dari Anne, salah seorang pria yang ada dihadapan Anne segera menyerahkan sebuah pena pada Anne agar Anne segera menandatangani surat tanda terima yang sudah dipegang oleh Anne. Dalam kebingungan Anne akhirnya menandatangani kertas tanda terima yang ada ditangannya.      

"Oke kalau begitu silahkan anda ikut kami nona," pinta pria pertama yang menegur Anne dengan sopan.     

"Ikut kalian, ikut kemana?" tanya Anne bingung.     

"Kesana nona," jawab pria itu kembali sambil menunjuk sebuah mobil truk berwarna putih yang parkir dibelakang mobil Anne.      

Anne pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh pria yang ada dihadapannya, ia masih bingung kenapa harus mendatangi sebuah truk dari sebuah perusahaan sepeda motor yang ada dihadapannya itu. Linda yang sejak tadi menikmati coffe latte merasa ada yang aneh tengah terjadi, dengan cepat ia keluar dari meja kasir dan langsung menghampiri Anne yang ada diluar.      

"Ada apa Anne?"tanya Linda penasaran saat sudah berdiri dibelakang Anne.     

"Aku tak tau," jawab Anne lirih.     

"Lho, kenapa tak tau!! Memangnya mereka siapa?"tanya Linda kembali.     

Anne hanya menggelengkan kepalanya perlahan merespon perkataan Linda, ia benar-benar tak mengerti apa yang terjadi.      

"Ayo nona ikut kami, ini hanya sebentar nona tak akan lama," pinta pria misterius itu kembali.     

Karena sudah ada Linda disampingnya, Anne pun berani. Dengan perlahan ia berjalan mendekati dua orang pria asing itu kembali bersama Linda yang sudah ada di samping truk berwarna putih itu, sesampainya di samping truk Anne langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan karena kaget dan tak percaya melihat apa yang sedang ada didepan kedua matanya saat ini. Hal yang sama pun nampak Linda lakukan, ia sangat terkejut melihat apa yang ada di depan saat ini.     

"Wahhhhhh keren sekali, ini untukku bos!!" Paul yang baru kembali dari mengantar bunga pesanan pelanggan berteriak dengan keras saat melihat benda yang baru saja diturunkan dari truk oleh kedua orang pria misterius yang tadi berbicara dengan Anne dan Linda.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.