I'LL Teach You Marianne

Beautiful heart



Beautiful heart

0Melihat tangan Leon bercucuran darah Stevie kemudian berlari mendekatinya dengan cepat, ia kemudian menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik. Dengan perlahan ia membersihkan luka ditangan Leon tanpa bertanya apa yang terjadi walaupun ia sudah bisa menduga kalau suaminya itu sedang marah. Setelah membersihkan luka yang ada di tangan Leon, Steffi lalu memberikan cairan antiseptik di luka Leon agar tak terjadi infeksi sebelum ditutup lukanya dengan menggunakan plester pembalut luka. Beruntung ia sudah melengkapi rumahnya dengan peralatan p3k seperti itu sehingga tahan Leon bisa langsung mendapat pertolongan.      
0

Leon pergi begitu saja saat tangannya sudah selesai dirawat oleh Steffi, ia tak mengatakan apa-apa dan langsung pergi meninggalkan kamar menuju ke lantai satu.      

"Apa yang terjadi denganmu Leon," ucap Steffi lirih, kedua matanya masih melihat punggung Leon yang semakin lama semakin tak terlihat dari pandangan matanya.      

Karena tak mau pecahan kaca yang berserakan di lantai melukai dirinya dan Leon dengan terpaksa Steffi membersihkan sendiri pecahan kaca itu, ia belum mendapatkan asisten rumah tangga karena masih mencari-cari yang terbaik dan menurutnya cocok. Pasalnya ia tak bisa mengajak asisten rumah tangganya yang ada di Berlin karena mereka harus mengurus rumahnya yang ada di ibukota Jerman itu. Dengan menggunakan sapu tangan khusus Steffi meraih pecahan kaca itu satu persatu, tanpa Steffi sadari rupanya Leon sudah kembali berdiri di pintu. Leon menatap tubuh Steffi tanpa berkedip, pasalnya saat ini Steffi sudah menggunakan lingerie seksi yang membuat tubuhnya terekspos dan mengundang birahi.      

"Tinggalkan itu semua," ucap Leon tiba-tiba.     

Saat mendengar suara Leon dengan cepat Steffi menoleh ke arah sumber suara dan terkejut ketika melihat sang suami kembali berada di dalam kamar.     

"Kau tak mendengar apa yang aku katakan Steffi." Leon kembali berbicara dengan suara keras.     

"Akh a-aku dengar sayang, sebentar aku letakkan semua pecahan kaca ini ditempat sampah," jawab Steffi terbata-bata.     

Mendengar perkataan Steffi membuat Leon tersenyum, ia kemudian berjalan menuju ranjang dengan membuka semua pakaiannya sendiri. Sementara itu Steffi yang sudah meletakkan sampah pecahan kaca di kamar mandi langsung membersihkan tangannya dan kembali menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya, ia tau kalau sang suami menginginkan pelayanannya malam ini dimana ia sendiri pun juga sudah merindukan sentuhan Leon yang selalu membuatnya tergila-gila.      

Dengan perlahan Steffi keluar dari ranjang, senyum sensualnya semakin menggoda dan membuat birahi Leon semakin terbakar. Satu hal yang Leon sangat sukai dari Steffi adalah bisa menyenangkan keinginannya dan memuaskan fantasi seks yang selama ini ia inginkan, Steffi tidak pernah menolak jika ia ingin lakukan dengan berbagai gaya yang berbeda setiap kali berhubungan seks.      

Karena lampu utama dikamar sudah dimatikan dan digantikan dengan lampu berwarna merah membuat suasana di dalam kamar itu semakin panas, gairah Leon benar-benar terbakar ketika melihat Steffi menari-nari di hadapannya dengan menggunakan lingerie yang membuatnya terlihat makin seksi. Kedua payudaranya bergerak indah naik turun mengikuti gerakan yang Steffi lakukan saat ia membuka tali pada lingerienya, Leon yang tak bisa menahan diri langsung bangun dari tempat tidur dan mendekati Steffi yang masih berdiri di hadapannya dengan memainkan kedua payudaranya itu. Leon langsung melahap bibir Steffi dengan rakus dan meremas-remas payudara Steffi yang membuat Steffi makin liar, tanpa melepas lumatannya Leon lalu meraba area vital Steffi yang selalu terjaga dengan baik.      

"Akhh Leon,"      

"Sudah basah kau rupanya," ucap Leon pelan sambil memainkan jemarinya di dalam liang kewanitaan Steffi yang sudah basah karena cairan cintanya.     

Steffi yang juga sudah tak bisa menahan dirinya lalu mengangkat satu kakinya, ia memposisikan kakinya diatas pundak Leon seperti biasa ketika sedang melakukan pemanasan seperti ini saat akan bercinta. Setelah Steffi pasrah dengan penuh nafsu Leon melakukan fingering di vagina Steffi dan membuat Steffi berteriak-teriak keenakan yang akhirnya membuat Leon makin bernafsu, tak lama kemudian Steffi mencapai puncak pertamanya yang hebat. Cairan bening dari vaginanya keluar sangat banyak dan membuat Leon senang, ia lalu menarik jarinya keluar dari liang kewanitaan sang istri dan mengarahkan jarinya itu ke mulut Stevie yang akhirnya dilahap oleh Stevie dengan rakus. Leon tersenyum saat melihat Steffi menghisap dan membersihkan jemarinya yang tertempel cairan kewanitaannya sendiri, setelah jemarinya bersih dari cairan kewanitaan Leon lalu melempar tubuh Steffi di atas ranjang. Dengan kasar ia membuka kedua paha Steffi lebar-lebar dan tanpa basa-basi lagi Leon langsung melakukan penetrasi pada vagina Steffi yang langsung menerima kejantanannya tanpa kesulitan, tak lama kemudian terdengar suara erangan dari Steffi yang dipacu oleh Leon dengan kasar. Walaupun Leon menyetubuhinya dengan cara seperti itu tapi Steffi menyukainya, ia yang memang hiperseks menerima saja perlakuan apapun dari Leon walaupun Leon sampai memukul bokongnya berkali-kali dengan keras.      

Setelah bercinta dengan berbagai gaya selama hampir satu jam akhirnya terdengar teriakan keras dari Leon yang mencapai puncaknya, Steffi sendiri hanya bisa diam menikmati semburan cairan hangat dari Leon yang masuk kedalam tubuhnya. Ia berharap kali ini jutaan benih yang baru Leon tembakkan itu akan menjadi bayi seperti yang ia harapkan selama ini, setelah memastikan tak ada cairan lagi yang keluar dari kejantanannya Leon lalu merebahkan tubuhnya di samping tubuh Steffi yang sudah basah dengan keringat. Karena kelelahan Leon akhirnya tertidur sambil mencengkram payudara Steffi yang sangat ia sukai.      

"Tidurlah sayang, tidurlah. Aku tau kau lelah dengan apa yang terjadi hari ini, tenanglah sayang aku akan selalu ada disampingmu selamanya mendampingimu membangun kerajaan bisnismu yang baru di London. Aku mencintaimu Leon, sayang mencintaimu," ucap Steffi pelan sambil mencium kening Leon dengan lembut, karena AC di kamar cukup dingin Steffi lalu meraih selimut yang ada di bawah kakinya menggunakan kakinya karena saat ini Steffi sudah mengganjal bokongnya dengan bantal. Ia berharap dengan ini tak ada sperma yang keluar dari rahimnya dan ia segera hamil agar posisinya sebagai nyonya Ganke semakin kuat.      

Sementara itu Aaron yang sejak sore masih ada di toko bunga terlihat sabar menunggu Anne selesai bekerja, beberapa pembeli yang datang sempat berbisik-bisik ketika melihat keberadaan Aaron di toko bunga milik Anne.  Ketampanannya membuat para gadis itu semakin betah berlama-lama di toko bunga dan hal ini membuat Linda senang.      

"Kalau begini terus kita akan cepat kaya Anne," bisik Linda lirih menggoda Anne yang sedang memberikan kembalian pada pembeli.     

"Diam Linda," jawab Anne ketus.     

"Aku serius, sudah ada dua ja     

am Tuan Aaron di tempat ini dan kita sudah kedatangan lebih dari tiga puluh orang pengunjung dan semuanya membeli bunga mawar kualitas terbaik. Bukankah itu bagus Anne," ucap Linda kembali.      

"Bagus memang tapi ini tidak ada hubungannya dengan keberadaan Aaron, ini karena para pelanggan memang mau membeli bunga,"sahut Anne kembali.     

"Akh aku lelah bicara denganmu Anne, kau tak pernah bisa peka. Aku kasihan pada tuan Aaron yang mendekatimu tanpa hasil, kau ini seperti robot yang tak bisa membedakan mana perhatian pria yang menyukaimu atau yang hanya ingin membantumu saja," sengit Linda ketus, ia merasa jengkel pada Anne yang tak menyadari kalau Aaron suka kepada dirinya.      

Setelah berkata seperti itu kepada Anne, Linda lalu mendekati pembeli yang ingin bertanya-tanya tentang bunga carnation dan bunga baby's breath yang akan ia gunakan sebagai hand bouquet si hari pernikahannya. Selain menjual bunga-bunga untuk acara wisuda, peresmian kantor dan lain-lain Anne juga menyediakan jasa perangkaian hand bouquet untuk para pengantin wanita. Dimana ia sendiri pula yang merangkainya, sang pembeli hanya cukup memilih bunga jenis apa yang ingin Ia gunakan di saat hari bahagianya tiba nanti. Seperti pembeli yang sedang dilayani oleh Linda saat ini, ia masih bingung dengan jenis bunga yang akan ia pilih untuk hand bouquetnya. Pasalnya bunga-bunga di toko bunga milik Anne beraneka ragam dan membuatnya bingung, hal ini membuat sang calon mempelai pria yang ikut menemani calon istrinya terlihat bingung.     

Melihat keributan yang terjadi didepan matanya membuat Anne meninggalkan pekerjaannya di mesin kasir setelah ia memerintahkan Linda untuk menggantikannya melayani pembeli yang ingin membayar.      

"Ada yang bisa saya bantu Nona?"tanya Anne ramah.     

"Iya Nona, saya masih bingung memilih jenis bunga apa untuk hand bouquet saya nona," jawab sang pembeli wanita yang akan menikah besok pagi.      

"Sebenarnya untuk jenis bunga itu terserah dari anda sendiri sebagai calon pengantin nona, namun saya ada beberapa referensi. Apakah anda mau mendengar referensi dari saya?"tanya Anne kembali.     

"Iya Nona silahkan, saya sudah hampir tiga puluh menit menemani calon istri saya dan jujur sudah mulai lelah saat melihatnya kebingungan seperti ini," jawab sang calon suami dari wanita yang ada dihadapan Anne.      

Mendengar perkataan sang calon mempelai pria yang ada di hadapannya membuat Anne tersenyum, ia kemudian menjelaskan berbagai macam pilihan bunga yang bisa dipakai untuk hand bouquet pengantin. Yang mendengarkan penjelasan Anne bukan hanya sepasang calon pengantin yang ada dihadapannya saja, Aaron pun juga terlihat sangat serius mendengarkan penjelasan Anne tentang berbagai macam pilihan bunga yang bisa digunakan sebagai hand bouquet.      

"Ya sudah aku mau menggunakan bunga baby's breath saja untuk hand bouquet acara pernikahanku besok,"ucap sang calon pengantin wanita dengan tegas, ia yakin memilih bunga itu setelah mendengar penjelasan dari Anne.     

"Baiklah kalau begitu besok pagi saya akan mengantarkan hand bouquetnya secara langsung ke tempat pernikahan anda nona," jawab Anne dengan cepat.      

"Ok, jadi ini dibayar lunas atau bagaimana nona Anne?"tanya pembeli itu kembali.      

"Anda hanya perlu membayar 3/4 dari harga hand bouquet ini saja Nona, saya selalu memberikan diskon kepada para pengantin wanita yang menggunakan bunga untuk hand bouquet dari toko bunga saya. Anggap saja sisanya itu sebagai hadiah kecil dari saya," jawab Anne sambil tersenyum.      

"Wahh anda baik sekali nona Anne, apa anda tak rugi jika memberikan potongan harga seperti ini untuk para calon pengantin yang memesan bunga di toko anda?" tanya sang calon pengantin wanita itu.      

"Tidak, tidak ada namanya rugi dalam berbisnis seperti ini nona. Ya sudah kalau begitu silahkan temui kasir say untuk membayarnya, saya harus melayani pembeli yang lain," jawab Anne ramah.     

"Tak salah aku datang ke toko ini, Anda memang sangat baik nona Anne. Sekali lagi terima kasih atas bantuan dan kebaikan anda Nona," jawab calon pengantin wanita itu kembali.      

Anne hanya menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan sang pembeli bunganya yang akan melepas masa lajangnya itu, setelah itu Anne kembali melayani pembeli lainnya yang lagi-lagi terlihat bingung memilih bunga. Dengan ramah Anne melayani pembelinya kembali walau hari sudah malam dan mendekati jam tutup tokonya, dari tempat duduknya Aaron terus tersenyum. Ia benar-benar terkesima akan kebaikan hati Anne yang luar biasa itu, perasaannya pun semakin yakin ingin menjadikan Anne pelabuhan terkahirnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.