I'LL Teach You Marianne

Only Jack



Only Jack

0Dengan menggunakan mobil Royce-Roll Drophead Phantom Aaron mengantarkan Anne pulang, karena mobil Civic Anne dibawa oleh Linda setelah memaksa ingin mengendarai mobil sendiri pada Anne. Aaron tadi sebenarnya sempat bingung saat melihat Paul tetap berada di dalam toko ketika mereka bersiap untuk pulang, namun setelah Linda menjelaskan bahwa Paul tinggal di toko ia akhirnya tenang.     
0

"Anne,"     

"Ya," jawab Anne singkat sambil menutup buku catatannya dan memasukkannya ke dalam tas.     

"Saat kau menikah nanti jenis bunga apa yang ingin kau bawa ketika berjalan menuju altar Anne?" tanya Aaron tiba-tiba.     

Deg     

Deg     

Jantung didalam dada Anne tiba-tiba berdetak sangat cepat saat Aaron bertanya seperti itu kepada dirinya, wajah Anne pun langsung memerah seketika. Bukan karena malu, akan tetapi karena ia kembali terbayang dengan hari pernikahannya tiga tahun yang lalu saat ia berjalan di gereja menuju altar dimana Leon menunggunya dengan sangat terpaksa. Melihat perubahan ekspresi membuat Aron bingung, ia lalu mempercepat laju mobilnya dan mencari tempat parkir karena mereka sudah sampai di apartemen Anne.     

"Anne, kau baik-baik saja?"tanya Aaron pelan sambil menyentuh pundak Anne.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Aaron yang membuyarkan lamunannya itu Anne justru membuka sabuk pengamannya dan langsung turun dari mobil tanpa bicara, ia berjalan dengan cepat menuju gedung apartemennya meninggalkan Aaron yang masih bingung dan tak mengerti apa yang terjadi.     

"Apa aku salah bicara tadi." Aaron membatin lirih bertanya pada dirinya sendiri sambil menatap Anne yang sudah masuk ke dalam lift.     

Dengan perlahan Aaron membuka sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil, ia menatap kearah jendela kamar Anne yang lampunya sudah menyala. Ia yakin kalau Anne saat ini pasti sudah sampai di kamarnya yang ada di lantai sepuluh, setelah berdiri cukup lama Aaron akhirnya memutuskan untuk pulang meninggalkan apartemen Anne. Ia tak mau mengganggu Anne, walaupun sudah malam akan tetapi suara mobil yang dikendarai Aaron itu tak menimbulkan suara sehingga tak ada yang terganggu sama sekali ketika Aaron pergi dari area parkir itu. Bahkan para security yang berjaga di lobby apartemen pun tak mendengar suara mobilnya.     

Di dalam kamarnya Anne masih terduduk dilantai dengan bersandar pada pintu, wajahnya pun masih sangat pucat. Disinggung soal pernikahan oleh Aaron membuat emosinya tak stabil, pasalnya setelah ia menikah dulu ketika ia sampai di rumah Leon secara membabi buta memaki-maki dirinya. Bahkan Leon juga melempari dirinya dengan botol wiski yang pecah di dinding yang ada di sampingnya, mungkin kalau ia tak menghindar saat itu botol wiski yang dilemparkan oleh Leon pasti sudah mengenai kepalanya.     

Dengan gemetar Anne berjalan menuju kamar mandi, ia berniat ingin membersihkan tubuhnya sebelum tidur dan berharap ingatan mengerikan itu akan hilang. Sesampainya di kamar mandi dan langsung duduk di dalam bathup yang masih kering tanpa membuka pakaiannya, ia pun meletakkan tas nya begitu saja di lantai kamar mandi. Anne duduk tertunduk lalu menangis, bayangan kejadian di malam pengantinnya tiga tahun lalu kembali berputar dalam ingatannya.     

Sementara itu Jack yang masih berkutat di depan laptopnya tak menyadari kalau hari sudah sangat larut, setelah ia pergi ke toko bunga Anne saat jam siang tadi Jack kembali fokus dengan pekerjaannya yang sudah menggunung. Setelah menandatangani kerja sama dengan Jason Dawkins yang saat ini sudah kembali ke Edinburgh pasca berdamai dengan Thomas Hoover, Jack harus segera mengurus proyek jutaan dolar itu. Maka dari itu ia masih ada di kantor bersama Erick serta Alicia yang sekarang sudah menjadi sekretaris pribadinya membantu kerja Erick.     

"Sudah hampir jam dua belas malam senior, kita mau pulang jam berapa?" Alicia menulis pertanyaannya di secarik kertas yang ia berikan pada Erick yang tengah duduk di hadapannya.     

Erick yang membaca kertas pemberian Alicia lantas menarik nafas panjang sambil menatap Alicia yang duduk di hadapannya, dengan perlahan ia lalu menulis jawaban dari pertanyaan Alicia dibalik kertas yang sebelumnya diberikan oleh Alicia. Melihat Erick menulis sesuatu Alicia tersenyum ia sudah tidak sabar ingin membaca pesan yang dituliskan oleh seniornya itu, begitu Erick selesai menulis jawaban ia langsung memberikannya kepada Alicia yang yang tadi menatapnya tanpa berkedip itu. Pada awalnya Alicia sangat bersemangat ketika Erick menulis namun setelah membaca tulisan tangan Erick ia langsung kecewa, pasal nya Erick hanya menggambar tiga lingkaran yang berisi namanya sendiri lalu nama Alicia dan terakhir nama Jack. Dalam tiga lingkaran itu terdapat dua garis yang mengarah ke lingkaran milik Jack yang disertai sebuah tanda tanya besar di samping lingkaran yang berisi nama Jack, dari gambar yang dibuat Erick itu Alicia sadar bahwa intinya Erick pun tak tau kapan akan pulang karena keputusan akhir ada pada Jack.     

Karena tak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Erick akhirnya Alicia pun pasrah dan memutuskan untuk kembali fokus pada pekerjaannya yang masih bertumpuk banyak sekali di depannya, Walaupun sebelumnya dirinya adalah resepsionis yang berjaga di depan, namun Alicia pernah mendapatkan pelatihan menjadi sekretaris selama tiga bulan di perusahaannya yang sebelumnya. Oleh karena itu ia tidak mengalami kesulitan yang berarti saat menjalankan pekerjaannya saat ini, pasalnya ia hanya mengoreksi beberapa hal penting yang harus ditandatangani oleh Jack saja. Setelah ia periksa baru diberikan kepada Erick yang duduk di hadapannya sebelum akhirnya diserahkan kepada Jack, jadi sebenarnya tugas Alicia tidak terlalu berat namun karena banyaknya dokumen yang harus diperiksa terlebih dahulu maka dari itu ia tak bisa pulang sebelum semuanya selesai.     

Saat suasana sedang hening tiba-tiba ponsel Jack berdering dengan sangat keras sehingga mengagetkan semuanya termasuk Jack sendiri, dengan perlahan Jack meraih ponselnya dan langsung menerima panggilan masuk itu tanpa melihat terlebih dahulu yang sudah menghubungi dirinya.     

"Jack…"     

"Anne, sudah pulang? Kenapa baru menghubungi aku?"tanya Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Jack hiks…"     

Deg     

"Stop Anne!!! Aku ke tempatmu sekarang juga!" Jack berteriak dengan keras saat mendengar isak tangis Anne, tanpa pikir panjang ia langsung bangun dari kursinya dan meraih kunci mobilnya yang ada di meja meninggalkan Erick dan Alicia berdua.     

Alicia dan Erick yang kaget hanya diam saat melihat Jack berlari meninggalkan mereka tanpa berkata-kata, saat Erick akan bangun dari kursinya Jack terlihat masuk kembali dalam ruangannya dan berbicara,"Selesaikan semuanya malam ini, gaji kalian aku naikkan dua kali lipat bulan ini,".     

Setelah berkata seperti itu Jack kembali pergi dari ruangannya dan turun menggunakan lift menuju basement.     

Mendengar perkataan Jack membuat Alicia yang sebelumnya sudah lelah dan kehilangan gairah untuk melanjutkan pekerjaannya langsung bersemangat kembali, mendengar perkataan Jack yang akan menaikkan gajinya dua kali lipat membuat semangat Alicia kembali full. Tanpa bicara ia langsung meraih dokumen-dokumen yang masih tertumpuk di hadapannya dan langsung mengerjakannya dengan fokus, sementara itu Erick hanya tersenyum tipis saat melihat Alicia kembali bersemangat. Karena tak mau mencari masalah Erick pun kembali fokus pada pekerjaannya lagi karena semua dokumen yang ada di hadapannya sangat penting.     

Jack memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemen Anne, ia sangat tak tenang setelah mendengar Anne menangis. Walaupun hanya satu isakan saja yang terdengar namun ia yakin kalau sudah terjadi sesuatu pada Anne apalagi sampai Anne menghubunginya, karena itulah ia memutuskan untuk pergi ke apartemen Anne padahal saat ini ia harus menyelesaikan berkas pentingnya bersama Erick dan Alicia. Setelah tiga puluh menit mobil yang dibawa oleh Jack akhirnya sampai di apartemen Anne, tanpa memarkirkan mobil kesayangannya dengan benar Jack langsung keluar dan masuk kedalam gedung apartemen Anne. Di dalam lift Jack sangat gelisah, walaupun sudah ada di apartemen Anne tapi ia tak tenang. Ketika lift berhenti di lantai sepuluh dengan cepat Jack keluar dari lift dan berlari menuju unit kamar Anne, tanpa membunyikan bel terlebih dahulu Jack langsung memegang handle pintu kamar Anne dan terkejut saat menyadari bahwa Anne tak mengunci pintu apartemennya.     

"Anne, kau dimana?" Jack langsung berteriak keras saat sudah masuk di apartemen Anne, kedua matanya langsung melihat sekeliling kamar untuk mencari keberadaan Anne yang tak terlihat di manapun.     

Karena tak menemukan keberadaan Anne di ruang tamu dan pantry Jack langsung naik tangga menuju lantai dua dimana ranjang Anne berada, ia kembali mendapatkan kekecewaan karena tak menemukan Anne.     

"Kamar mandi, ya kamar mandi." Batin Jack kembali, tanpa pikir panjang ia pun langsung turun ke lantai satu untuk pergi ke kamar mandi.     

Tanpa pikir panjang Jack kembali menerobos masuk area pribadi Anne itu, saat sudah masuk kedalam kamar mandi Jack dikejutkan dengan apa yang ada di depan kedua matanya.     

"Are you crazy Anne!!!!" Jack berteriak dengan keras.     

Bibir Anne bergetar saat melihat Jack dihadapannya, kedua matanya yang sudah sembab kembali berkaca-kaca.     

"Jack...I give up Jack," ucap Anne lirih terbata-bata.     

"Stupid girl, Watch your words," sahut Jack dengan cepat sambil berjalan cepat menuju tempat Anne berada.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.