I'LL Teach You Marianne

Jack's plan 2



Jack's plan 2

0Pertanyaan dari Anne benar-benar membuat Jack tersenyum lebar, tanpa sadar Jack meraih wajah Anne dan membelai pipinya dengan lembut.     
0

"Yes, buat mereka merasakan apa yang kau rasakan. Sudah cukup mereka tertawa diatas lukamu selama ini, buktikan bahwa kau juga bisa melakukan apa yang mereka lakukan dulu padamu Anne," jawab Jack penuh semangat.     

"Bagaimana caranya? A-aku tak tau Jack, aku tak tau harus bagaimana..."     

"Sssttt jangan panik, ada aku Anne. Ingat kau tak sendiri lagi sekarang, kau memiliki aku yang akan membantu dan mendukung semua yang kau lakukan," sahut jack dengan cepat mencoba untuk menyadarkan Anne.     

"Tapi kalau aku membalas mereka aku takut Tuhan akan marah padaku Jack," jawab Anne lirih sambil tertunduk.     

Mendengar Anne menyinggung soal Tuhan membuat Jack hampir tertawa lebar, sejak kecil tak pernah diajak ke gereja oleh kedua orang tuanya yang sibuk bekerja membuatnya tak percaya akan keadilan Tuhan itu seperti apa.     

"Kalau Tuhan ada dan Tuhan sayang padaku tak mungkin aku dibiarkan menjadi seperti ini Anne," ucap Jack pelan sambil bersandar pada sofa dengan terkekeh.     

"Apa maksudmu?" tanya Anne bingung.     

"Aku akan menceritakan semuanya jika waktunya tepat, saat ini yang harus kita lakukan adalah melakukan apa yang harusnya kau lakukan sejak lama Anne," jawab Jack dengan cepat.     

Anne yang masih ragu dengan usulan balas dendam dari Jack hanya bisa diam, ia yang tak pernah diajarkan untuk membalas apapun yang orang jahat lakukan padanya sejak kecil. Sehingga selama ini ia hanya bisa diam saat mendapat perlakuan tak adil dari banyak orang, bahkan dari guru yang sangat ia percaya sejak kecil dulu ketika ia masih rajin ke gereja untuk pelayanan tiap hari minggu.     

Jack yang tau Anne sedang bimbang hanya tersenyum, ia tau kalau gadis yang ada di depan matanya ini terlalu baik karena itulah ia berusaha untuk tak terlalu keras bicara padanya. Jack tak mau kejadian beberapa bulan yang lalu kembali terulang dimana Anne akhirnya pergi meninggalkan dirinya disaat ia lepas kontrol.     

"Anne, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Jack pelan.     

"Bicaralah," jawab Anne pelan.     

"Kau percaya pada Tuhan bukan?" tanya Jack kembali.     

"Tentu saja, pertanyaan macam apa ini. Aku rasa anak kecil pun tau pertanyaan yang kau berikan ini," sahut Anne kesal, ia merasa Jack sedang main-main.     

"I know, jangan marah dulu. Kau harus dengar semuanya dengan jelas, aku belum selesai dengan pertanyaanku Anne," ucap Jack pelan mencoba untuk meredam amarah Anne.     

"Ya kau ini aneh, kenapa bertanya sebuah pertanyaan yang sudah pasti kau tau jawabannya," sengit Anne ketus sambil melipat kedua tangannya di dada dengan memalingkan wajah ke arah lain.     

Jack tersenyum melihat Anne merajuk, dengan lembut Jack meraih wajah Anne yang melihat ke arah lain agar menghadapnya lagi.     

"Sekarang dengarkan pertanyaanku yang sebenarnya, kau sudah tau bukan kalau Tuhan itu ada. Lalu apakah Tuhan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya yang hanya berpangku tangan saja? Maksudku adalah apakah Tuhan akan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya yang hanya berdoa saja tanpa berusaha," ucap Jack pelan kembali bertanya pada Anne.     

"Mana mungkin Jack, Tuhan sudah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaan fisik untuk berusaha. Kalau Tuhan langsung memberikan apa yang manusia inginkan tanpa berusaha maka akan menciptakan sebuah keadaan yang tak bisa dibayangkan, semua manusia di bumi ini semakin serakah dan tak tau diri Jack," jawab Anne ketus, ia tak mengerti kenapa Jack bertanya pertanyaan yang semudah itu.     

"Nah itu kau tau, sama saja denganmu. Aku tau kau tak mau membalas mereka yang sudah berbuat jahat padamu, kau hanya diam dan membiarkan Tuhan yang membalas mereka untukmu. Akan tetapi kalau kau tak berusaha mencari keadilan untuk dirimu sendiri lalu apa kau pikir Tuhan akan melakukannya untukmu? Kalau kau diam berarti Tuhan menganggap kau sudah ikhlas dan menerima semua yang terjadi Anne," sahut Jack dengan cepat merespon perkataan Anne.     

Deg     

Deg     

Anne langsung terdiam seketika mendengar perkataan Jack, dadanya pun terasa sesak seketika.     

"Seperti yang kau katakan sebelumnya Anne, Tuhan tak akan memberikan apa yang hamba-Nya pinta hanya dengan berdoa saja. Mungkin ada yang dikabulkan oleh-Nya namun tak semua, kalau kau tak berusaha ya Tuhan tak akan memberikan hukuman pada mereka. Kecuali kalau kau benar-benar sudah memaafkan mereka dan menerima semua perlakuan adil dari orang-orang jahat itu padamu selama ini," ucap Jack kembali mencoba untuk menyakinkan Anne.     

"A-aku tak tau Jack, aku bingung," sahut Anne terbata.     

"Marianne Ariela dengarkan aku, aku tak memintamu untuk berbuat jahat pada mereka. Yang aku minta adalah kau bisa melawan dan mencari keadilan untuk dirimu sendiri Anne, kadang ada masanya orang-orang seperti mereka diberikan sedikit pelajaran agar mereka sadar dan tak berbuat semena-mena lagi. Memangnya kau mau ada Marianne Marianne diluar sana yang mengalami hal serupa denganmu seperti ini? Dicurangi sahabat, dikhianati dan dihina suaminya seperti yang kau Anne, kau tentu tak mau kan?" tanya Jack lembut.     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Jack, ia tak mau apa yang sudah ia alami dialami oleh wanita lain.     

"Kalau kau tak mau itu terjadi pada wanita lain maka kau harus keluar Anne, tunjukkan pada mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Ini bukan lagi masalah balas dendam Anne, ini lebih ke sebuah bentuk penyadaran diri untuk mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Tunjukan pada Steffani sahabatmu itu bahwa bahagia dengan merebut kebahagian wanita lain itu tidaklah abadi, berikan pelajaran pada singa brengsek itu bahwa di dunia ini tak semuanya dapat dinilai dari tampilan luar saja. Banyak hal indah yang justru tersimpan dari tampilan fisik yang terlihat," ucap Jack kembali.     

Anne makin terdiam mendengar semua perkatan Jack, batinnya bergolak. Ia sangat dilema setelah mendengar semua perkataan Jack.     

"Kalau kau memang bersikeras untuk tetap sabar dan diam menerima perlakuan mereka maka nikmati saja apa yang kau rasakan ini Anne, jangan salahkan sipapaun jika kau semakin sakit dan terluka disaat orang-orang yang menyakitimu tertawa bebas diluar sana," imbuh Jack lirih sambil bangun dari sofa dan berniat untuk pulang, Jack merasa semua perkataannya sia-sia karena Anne sepertinya tak tertarik dan bersikeras untuk tetap diam.     

Dengan perlahan Jack meraih jas mahalnya yang tergeletak si sofa lainnya dan membawanya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu untuk pulang karena hari sudah sangat malam, saat sudah hampir di pintu langkah kakinya terhenti saat tiba-tiba Anne memeluknya dari belakang dengan tubuh bergetar hebat.     

"B-bantu aku Jack, bantu aku memberikan pelajaran pada mereka,"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.