I'LL Teach You Marianne

Paman jahat



Paman jahat

1Perkataan Anne membuat Jack terdiam, tangannya yang masih ada dipunggung Anne pun berhenti menepuk.      

"Apa maksudmu Anne?"tanya Jack singkat.     

"Sejak kecil aku sudah sering kecewa karena berharap kebaikan pada seseorang, namun akhirnya hanya kekecewaan yang aku dapat. Karena itu aku tak mau bergantung lagi pada orang lagi, aku tak mau membuat diriku lemah dan tak berdaya sehingga membuat orang merasa kasihan padaku. Aku benci dikasihani," jawab Anne pelan.     

"Kau bukan anak kecil yang tak berdaya lagi Anne, bukankah kau sudah berjanji padaku tak akan mengingatnya pagi masa kecilmu itu lagi. Lalu kenapa kau masih membahasnya lagi? Kau saat ini adalah seorang wanita yang sangat mandiri Anne, memiliki sebuah toko yang menghidupi dua orang yang membutuhkan pekerjaan di saat usiamu semuda ini. Di mana para gadis yang seusiamu masih dengan arogan menghambur-hamburkan uang pemberian orang tuanya, jadi please jangan ingat masa kecilmu dulu. Kau bukan Marianne yang miskin tak berdaya dan terinjak lagi Anne, kau adalah Anne yang pintar, cerdas dan baik hati. Jadi stop mengingat-ingat yang sudah berlalu, kau mengerti?"tanya Jack dengan lembut.     

"Aku tau Jack, tapi kadang-kadang aku hanya…"     

"Dengarkan aku, aku sudah mengatakan berkali-kali padamu bahwa aku akan menjadi satu-satunya orang yang percaya padamu disaat seluruh dunia meragukanmu. Kau harus ingat itu, aku bukanlah guru musikmu di gereja, atau orang tua baptismu yang menelantarkanmu setelah mengambil keuntungan darimu itu. Aku adalah Jack, Jack yang mencintai Anne dengan tulus," jawab Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

Bug!      

Alih-alih terharu mendengar perkataan Jack yang manis itu Anne justru memukul dada Jack dengan cepat.     

"Jangan bicara cinta, aku tak mau mendengarnya. Tak ada cinta yang benar-benar tulus di dunia ini selama masih banyak orang yang silau uang dan kekuasaan," sahut Anne dengan cepat sambil bangun dari karpet, ia ingin bersiap pergi ke kampus.     

Jack yang masih memegangi dadanya yang tak sakit hanya diam melihat Anne pergi menuju tangga untuk naik ke lantai dua.      

"Kau sudah menolakku berkali-kali, lalu bagaimana dengan Aaron? Apa aku menerima lamaran yang ia katakan beberapa hari yang lalu?" tanya Jack tiba-tiba dengan keras.     

Deg      

Anne yang hampir naik ke tangga langsung menghentikan langkah kakinya, ia lalu menoleh ke arah sofa dimana Jack masih duduk.      

"Aku ingin memberikan sedikit pelajaran hidup pada Steffi dan Leon terlebih dahulu Jack dan aku belum pernah terpikir untuk memulai hubungan apapun dengan siapapun, menyandang gelar janda satu kali saja sudah menyakitkan Jack. Aku tak mau menyandang gelar itu untuk kedua kalinya, seratus kali seorang laki-laki menikah bukan masalah. Akan tetapi berbeda dengan wanita Jack, percayalah menyandang gelar janda bukan suatu hal yang mudah," jawab Anne pelan penuh teka teki, pasalnya ia tak mengiyakan perkataan Jack dan tak menyanggahnya pula.     

Mendengar perkataan Anne membuat Jack diam, jawaban Anne itu sudah cukup membuatnya yakin kalau Aaron sepertinya tak mendapatkan lampu hijau dari Anne seperti dirinya yang tak pernah dianggap oleh Anne.      

"Ya sudah cepat bersiap, aku akan mengantarmu ke kampus. Bukankah kau ada kelas pagi hari ini?" tanya Jack kembali.     

"Lima menit, tunggu lima menit lagi. Aku akan bersiap sebentar," jawab Anne dengan cepat sambil meneruskan langkahnya menuju kamarnya yang ada di lantai dua.      

"Jangankan lima menit Anne, selama dua tahun aku menunggumu saja aku bisa sabar Anne." Jack membatin merespon perkataan Anne.      

Karena Anne sudah naik ke lantai dua Jack lalu merapikan piring bekas mereka makan ke pantry, karena hanya ada satu piring dan dua gelas saja Jack akhirnya memutuskan untuk mencuci piring. Ia yang selama ini dilayani oleh para pelayan baru kali ini mencuci piring bekas makannya dirumah orang lain, Anne yang baru saja turun dari tangga pun nampak sangat kaget saat melihat Jack mencuci piring. Kedua lengan baju Jack yang digulung sampai siku membuatnya terlihat sexy dan memancarkan aura aneh yang membuat Anne salah tingkah dengan cepat Anne melangkahkan kakinya lagi masuk kedalam kamar mandi untuk menenangkan diri, saat sudah ada di dalam kamar mandi Anne langsung berjalan menuju kaca dan menatap wajahnya yang terasa panas.      

"Ada apa denganmu Anne, kau harus sadar Anne. Ingat tujuanmu apa, jangan tergoda Anne. Kau harus mengingat kesalahanmu dulu yang mau menikah dengan Leon karena kau hanya melihat ketampanannya saja Anne, kau harus belajar dari aap yang sudah terjadi padamu dulu. Jangan sampai kau jatuh ditempat yang sama Anne," ucap Anne pelana bicara pada dirinya sendiri sambil menepuk kedua pipinya yang memerah.      

Dok     

Dok     

"Anne, ayo berangkat. Apa kau masih lama di dalam?"tanya Jack suara keras sesaat setelah mengetuk pintu kamar mandi.     

"I-iya, aku sedang merapikan makeup ku sebentar," jawab Anne gugup.      

"Jangan menggunakan make up terlalu tebal Anne, kau akan pergi kuliah bukan pergi ke fashion show yang mengharuskan menggunakan make up tebal," sahut Jack dengan kesal, ia tak suka Anne berdandan terlalu berlebihan apalagi seperti tadi malam yang memakai lipstik warna merah darah.      

"Aku tau Jack, sabarlah!!!" jawab Anne kembali.     

Dok     

Dok     

Dok     

"Anne... jangan pakai lipstik warna merah lagi, kau dengar perkataanku bukan Anne!!"      

Jack kembali berteriak dengan suara keras sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi, ia sangat tidak sabar menunggu Anne keluar dari kamar mandi. Jack sangat tidak tenang menunggu Anne di depan pintu kamar mandi, mengingat penampilan Anne tadi malam membuatnya tak tenang. Jack tak suka Anne menjadi pusat perhatian karena penampilannya.     

Setelah berhasil menenangkan diri Anne lalu keluar dari kamar mandi dengan perlahan, ada sedikit percikan air di kedua pipinya yang membuat Jack mengernyitkan dahinya. Tanpa bicara Jack kemudian mendekati Anne dan langsung menyeka percikkan air yang tersisa di kedua pipi Anne menggunakan jarinya.     

"Kalau keluar dari kamar mandi biasa kan seluruh tubuh dan wajahmu bersih dari air Anne, kau tak akan tau apa yang terjadi kedepannya kalau misalkan kau membiarkan air-air itu tetap menempel di tubuhmu," ucap Jack pelan sembari merapikan rambut Anne yang sedikit berantakan.       

"Jangan terlalu baik padaku Jack," gumam Anne lirih.     

"Aku sudah baik padamu sejak dulu, kau saja yang tak menyadarinya," jawab Jack singkat.     

"A-aku bukannya…"     

"Ok i'm done, ya sudah ayo berangkat ke kampus. Hari sudah semakin siang dan jangan lupa periksa kembali barang bawaanmu, jangan ada yang tertinggal atau kau mendapatkan masalah nanti di kampusmu," sahut Jack lembut sambil tersenyum.      

Mendengar perkataan Jack membuat Anne teringat akan tugas yang harus dikumpulkan hari ini dikelas profesor Simon, dengan cepat ia lalu berjalan menuju sofa dan memasukkan paper yang sudah ia buat semalam suntuk ke dalam tasnya. Anne hampir melupakan tentang tugas itu kalau tak diingatkan oleh Jack, setelah memasukkan tugasnya ke dalam tas Anne lalu berjalan mendekati Jack kembali dengan tersenyum.      

Setelah Anne merapikan barang-barangnya Jack kemudian meraih tangan Anne dan mengajaknya keluar dari kamar, mereka pun lalu berjalan bersama menuju lift yang masih kosong karena hari masih terlalu pagi untuk para pekerja berangkat ke kantornya.     

"Vanilla, aku sangat menyukai wangi parfum yang kau pakai Anne,"bisik Jack pelan saat ada di dalam lift.     

"Jangan macam-macam Jack, banyak anak kecil," jawab Anne pelan sambil mencubit lengan Jack dengan perlahan, pasalnya saat ini ada sekitar empat anak sekolah dasar sedang menaiki lift bersama mereka berdua. Anne tak mau kalau anak-anak kecil itu mendengar perkataan Jack.      

"Biarkan saja, biar mereka belajar...awwww"      

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya saat kaki kirinya diinjak dengan kuat oleh Anne, keempat anak kecil yang ada di dalam lift langsung menengok ke arah Jack saat mendengar suara teriakan kesakitannya.      

"Paman kau kenapa?"tanya seorang gadis kecil berpita pink dengan cepat.     

"Iya paman, apa kau terluka?"seorang anak lelaki bertopi ikut bertanya.     

"Kata ibu guru kalau ada orang di dalam lift terluka, maka kita harus secepatnya menekan tombol darurat ini supaya orang yang ada di luar mendengar dan menolong kita,"ucap seorang anak gadis lainnya dengan cepat sambil berusaha menekan tombol darurat warna kuning yang ada di dalam lift.     

"Jangan sayang!!!" Anne menjerit dengan keras sambil menahan tangan si gadis kecil yang hampir menekan tombol darurat.     

"Kenapa kakak cantik? Paman itu kan sedang terluka kak," tanya si gadis kecil yang saat ini ada dipelukan Anne dengan cepat, ia merasa kesal pada Anne yang menahan niat baiknya.     

"Paman, kakak cantik!!! Kau panggil aku paman dan panggil dia kakak cantik!! Wah benar-benar tak bisa dipercaya,"sahut Jack dingin dengan suara meninggi.     

Mendengar suara keras dari Jack membuat keempat anak kecil itu menangis bersamaan, mereka menangis ketakutan karena merasa dibentak oleh Jack. Keempat anak itu langsung menangis dan memeluk Anne.      

"Huuaaaa paman jahaatt."      

0

"Mommy ada paman jahattt huhuhuhu."     

"Kakak cantik tolong huhuhu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.