I'LL Teach You Marianne

Dukungan



Dukungan

0Steffi masih mengamuk di dalam kamarnya, hari istimewa yang ia bayangkan akan sempurna dan indah hancur berantakan karena Leon pergi menemui seseorang yang disebut sangat penting oleh Leon.     
0

"Kau berjanji hanya akan pergi sebentar Leon kenapa sampai tiga jam kau meninggalkan aku di restoran."     

"Kenapa kau harus pergi di hari istimewa kita Leon, bukankah kau tau hari ini adalah hari penting bagi hubungan kita. Lalu kenapa kau meninggalkan aku sendirian seperti orang bodoh di restoran yang penuh dengan orang seperti tadi."     

"Aku malu Leon, aku sangat malu berdiam diri di restoran seperti tadi bahkan sampai diusir oleh pelayan karena aku masih setia menunggumu kembali. Kenapa kau lakukan ini padaku Leon? kenapa kau sejahat ini padaku, kurang apa aku selama ini menjadi istrimu?"      

"Aarrggghh Leon,"     

Suara teriakan yang disusul pecahnya beberapa barang terdengar sangat jelas dari dalam kamar, para pelayan baru yang sudah mulai bekerja dari kemarin hanya diam mendengar nyonya mereka menggila. Tak ada satupun yang berani mengganggu Steffi di dalam kamar, walaupun mereka sangat khawatir dengan kondisi sang nyonya.     

"Bagaimana ini? Apakah perlu kita beritahu Tuan?"tanya seorang pelayan muda bernama Sandra pada temannya.     

"Jangan, kalau kita beritahu Tuan aku takut nyonya akan semakin marah. Lebih baik kita diam saja dan menunggu instruksi dari Nyonya," sahut Melly pelayan yang usianya lebih tua dari Sandra menjawab dengan penuh pertimbangan.     

"Baiklah kalau begitu, lebih baik kita diam saja," ucap Sandra pelan.     

"Iya, aku tak mau kehilangan pekerjaan lagi. Kali ini kita harus bekerja dengan baik supaya bisa melunasi pinjaman di yayasan itu supaya kita bisa bebas, oleh karena itu kita sekarang harus menjadi pelayan yang setia kepada majikan kita dan jangan berbuat macam-macam karena gaji di rumah ini sangat besar. Jadi lebih baik kita ikuti semua instruksi yang diberikan oleh Nyonya Steffi," imbuh Melly lirih mengingat hutang mereka di yayasan penyalur tenaga kerja yang menampung mereka selama ini.     

      

Sandra menganggukkan kepalanya merespon perkataan Melly, sebelum diambil oleh Steffi dari yayasan mereka berdua memiliki hutang yang cukup besar pada yayasan yang menampung mereka selama ini. Karena itulah mereka tak bisa kehilangan pekerjaan lagi kalau ingin segera terbebas dari yayasan yang selama ini menaungi mereka, pasalnya selama mereka masih memiliki hutang pada yayasan maka selama itu pula lah mereka harus melunasi hutang itu. Sebelum akhirnya bisa terbebas dari yayasan dan bisa mencari pekerjaan lain selain sebagai asisten rumah tangga yang disalurkan oleh yayasan tempat mereka bernaung selama ini.      

Kedua gadis muda itu terpaksa menjadi seorang asisten rumah tangga karena ijazah mereka ditahan sang kepala yayasan sebagai jaminan hutang yang mereka ambil dan selama hutang itu belum bisa dibayar maka mereka tak akan bisa mengambil ijazah itu. Karena itulah mereka tak bisa mencari pekerjaan lain selain menjadi seorang asisten rumah tangga, tanpa ijazah mereka tak diterima dimanapun walaupun ijazah mereka hanya setingkat sekolah menengah atas.     

Suara teriakan terakhir dari Steffi akhirnya membuat dua sahabat itu memutuskan untuk masuk kedalam kamar sang nyonya untuk melihat apa yang terjadi, keduanya sangat kaget saat melihat kondisi kamar yang sudah hancur berantakan. Pecahan gelas dan kaca berserakan dilantai bercampur dengan pecahan beberapa botol parfum mahal milik Steffi yang membuat kamar menjadi sangat wangi.      

"Nyonya!!!!"      

Kedua pelayan muda itu menjerit kompak saat melihat kaki Steffi mengeluarkan darah, tanpa diperintah kedua gadis muda itu langsung menolong Steffi. Melly langsung meraih tubuh Steffi yang tengah duduk di ranjang sementara itu Sandra mencari kotak p3k, tak lama kemudian kaki Steffi yang sudah mengeluarkan darah pun sudah diperban oleh Melly dan Sandra.      

"Nyonya, kalau anda marah jangan lukai diri anda seperti ini Nyonya," ucap Melly pelan.     

"Iya Nyonya, sayangi diri anda Nyonya," imbuh Sandra ikut bicara.     

"Katakan padaku, apakah aku tidak cantik? Apakah aku tidak menarik?"tanya Steffi pelan tanpa sadar.     

"Anda sangat cantik Nyonya, Tuan Leon sangat beruntung bisa mendapatkan istri seperti anda," jawab Sandra dengan cepat.     

"Betul Nyonya, anda benar-benar sangat cantik tubuh anda pun juga sangat proporsional seperti para supermodel," imbuh Melly menimpali perkataan Sandra.     

Mendengar perkataan kedua pelayan barunya membuat Steffi tersenyum, ia kemudian menatap kedua pelayan yang sedang berjongkok di hadapannya itu.     

"Kalau aku cantik kenapa suamiku meninggalkan aku di restoran sendirian malam ini, aku menunggunya lebih dari tiga jam. Dia bilang hanya mau pergi sebentar tapi nyatanya aku ditinggalkan olehnya di restoran itu," isak Steffi lirih, ia sangat terluka akan perlakuan Leon malam ini padanya.     

"Mungkin Tuan pergi karena ada urusan yang sangat penting di perusahaan Nyonya, saya yakin Tuan pasti punya alasan lain meninggalkan anda. Karena percayalah tidak akan ada laki-laki yang bisa meninggalkan wanita secantik Anda sendirian," sahut Melly dengan lembut mencoba untuk menenangkan Steffi.     

"Urusan penting di perusahaan…"     

"Iya Nyonya, hanya hal seperti itu sajalah yang membuat seorang suami bisa melakukan hal seperti ini," sahut Melly kembali' memotong perkataan Steffi.     

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"tanya Steffi bingung.     

"Sekarang anda hanya perlu tenang Nyonya dan istirahatlah, kami akan membantu anda. Kejadian ini akan kami simpan dari Tuan, Tuan Leon tak akan tau kalau anda marah. Dengan ini aku yakin Tuan pasti akan sangat menyesal saat tau anda setenang ini, anda harus menunjukkan padanya bahwa anda adalah istri yang baik dan sabar. Dan simpanlah semua kemarahan Anda ini dari Tuan, dengan begitu tuan akan merasa bersalah pada anda Nyonya," jawab Melly kembali.     

"Benarkah? Apa suamiku bisa merasa bersalah padaku?"tanya Steffi kembali.     

"Bisa Nyonya, anda tenang saja. Kami berdua akan membantu anda mendapatkan kasih sayang Tuan Leon, yang terpenting saat ini anda tenang dan istirahat saja. Sisanya serahkan pada kami," jawab Melly penuh semangat.     

Steffi tersenyum mendengar perkataan pelayan barunya, walaupun ia belum mengenal lama dua pelayan yang ada di hadapannya saat ini. Akan tetapi ia merasa tenang saat kedua pelayannya memberikan dukungan kepadanya, yang mana selama ini ia tak pernah mendapatkan dukungan seperti ini selama di Berlin karena ia sibuk dalam berbagai kegiatan untuk menunjang nama baik Leon dimata masyarakat dengan melakukan berbagai macam kegiatan amal.      

Setelah Steffi tenang kedua gadis muda itu lalu mulai merapikan pecahan gelas yang berserakan di kamar Steffi dengan cepat, mereka berdua melakukan itu dengan penuh semangat. Sepuluh menit kemudian kamar Steffi kembali bersih dan tampak seperti semula seperti tidak terjadi sesuatu di kamar itu.      

"Kalau begitu sekarang bantu aku mandi," ucap Steffi pelan.     

"Dengan senang hati Nyonya," sahut Sandra dan Melly kompak sambil tersenyum dan berjalan pelan menuju ranjang untuk membantu Steffi bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.     

Sementara itu Leon saat ini sedang sibuk di kantor barunya, ia terlihat sibuk mengganti isi kontrak yang diberikan oleh Anne. Leon merasa harus segera memperbaiki kontrak itu agar Anne bersedia menandatanganinya dan bisa secepatnya bekerja di perusahaannya, Leon benar-benar ingin membuat Anne dekat kembali dengan dirinya.     

"Aku harus bisa membuatmu bekerja di kantorku Anne, kau harus menjadi milikku lagi. Kau tak mungkin bisa menolak pesona Leonardo Ganke yang kaya raya dan tampan ini Marianne." Leon bicara penuh percaya diri sambil menatap surat kontrak milik Anne yang baru selesai ia revisi, Leon lupa kalau dulu dirinya sudah membuang Anne sejak di hari pertama mereka berstatus suami istri.      

Uhukkk     

Uhukkk     

Jack yang sedang minum air mineral terbatuk-batuk saat mendengar perkataan Anne, ia tak percaya Anne akan bertindak sejauh ini.      

"Hati-hati Jack, kau ini bisa-bisanya minum air sampai tersedak seperti ini," ucap Anne pelan sembari memberikan tisu pada Jack.     

"Kau tak takut lagi padanya Anne?"tanya Jack pelan sambil meraih tisu yang diberikan Anne.     

"Tidak, aku justru semakin bersemangat untuk melihatnya hancur Jack. Pria brengsek seperti Leon harus diberikan pelajaran, oleh karena itu aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku membutuhkanmu Jack untuk membuatnya hancur," jawab Anne dengan penuh harap.     

Sebuah senyuman tersungging di wajah Jack mendengar perkataan Anne, dengan perlahan ia meremas tangan Anne.      

"Aku adalah satu-satunya orang yang akan selalu ada disampingmu meskipun seluruh dunia meninggalkanmu Anne," ucap Jack lembut.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.