I'LL Teach You Marianne

Anak kita



Anak kita

0Saat lift sampai di lobby Anne masih berusaha menenangkan keempat anak kecil yang menangis karena takut pada Jack, ia terlihat sabar menghadapi keempat anak kecil itu. Sementara Jack hanya berdiri di belakang Anne sambil melipat kedua tangannya di dada, ia tak percaya kalau anak-anak kecil yang memanggilnya paman justru menangis saat ia baru mengucapkan beberapa penggal kalimat. Dua orang security yang sudah tau duduk masalahnya hanya diam, mereka nampak menahan tawa ketika melihat Jack disebut sebagai paman jahat oleh keempat anak kecil yang sedang ditenangkan oleh Anne.     
0

"Anak cantik tak boleh menangis sayang,"ucap Anne lembut sambil menyeka air mata dua gadis kecil yang masih menempel padanya.     

"Paman itu jahat kak," bisik salah satu gadis kecil yang ada di pelukan Anne dengan suara parau.     

"Sebenarnya paman tidak jahat sayang, suara paman itu memang keras sehingga terkesan seperti marah. Padahal sebenarnya tidak,"jawab Anne lembut.     

"Benarkah?"tanya seorang anak laki-laki yang bernama Miguel tak percaya.     

"Iya benar kakak tidak bohong, hmmm bagaimana kalau kalian berangkat sekolah diantar paman itu naik mobil bagusnya?"tanya balik Anne dengan cepat.     

"Anne…"     

Anne langsung menoleh ke arah Jack sambil meletakkan satu jadinya di depan mulut meminta Jack untuk diam, Jack sendiri terlihat tak suka dengan perkataan Anne yang mengatakan kalau anak-anak kecil itu bisa naik mobilnya untuk berangkat sekolah.      

"Mobil bagus? Memangnya apa mobil paman galak itu kakak cantik?"tanya seorang gadis kecil yang bernama Patricia pelan.     

"Itu, di depan itu ada mobil dua pintu berwarna hitam. Mobil itu milik Paman galak," jawab Anne lembut sambil menunjuk mobil Bugatti Veyron milik Jack.      

Begitu melihat supercar milik Jack keempat anak kecil itu langsung lupa akan kesedihannya, mereka berlari menuju mobil mewah Jack yang terparkir tepat di depan lobby apartemen. Karena masih pagi dan belum banyak aktivitas para penghuninya Jack bisa parkir di tempat itu.     

"Wahhh mobilnya bagus sekali."     

"Ini mobil artis, apakah paman itu artis?"     

"Aku mau beli ini kalau sudah besar nanti."     

"Aku juga, pasti keren sekali kalau dibawa kuliah."     

"Iya betul, ini benar-benar mobil keren."     

Mendengar celotehan keempat anak kecil yang dibuat Jack menangis membuat Anne tertawa geli, ia tak menyangka ekspresi anak-anak polos itu sangat berbeda sekali dari bayangannya. Sementara Jack nampak hanya bisa bersabar melihat mobilnya di pegang-pegang anak kecil, ia yang tak suka anak kecil berusaha untuk sabar kali ini supaya tak membuat masalah lain lagi.      

Tak lama kemudian Anne lalu berjalan mendekati anak-anak kecil itu dan berjongkok di hadapan mereka semua.     

"Kalian sekolah biasanya naik apa sayang?"tanya Anne lembut.     

"Baik bus sekolah kak, kami biasanya menunggu bus di halte depan apartemen kak," jawab Patricia dengan cepat.     

"Oh begitu, hmmm kalau misalkan paman itu antar kalian ke sekolah kira-kira paman itu dimarah ibu guru kalian atau tidak?"tanya Anne kembali.     

"Tidak kakak cantik." Keempat anak kecil polos itu menjawab kompak pertanyaan dari Anne sambil menggelengkan kepalanya bersamaan.     

Melihat jawaban mereka membuat Anne kembali tersenyum, ia benar-benar gemas dengan anak-anak yang ada di hadapannya.     

"Tunggu sebentar ya, kakak mau panggil paman itu dulu. Kalian diam-diam ya dan tunggu kakak," ucap Anne pelan berpesan pada keempat anak kecil yang ada di hadapannya.     

"Iya kak," jawab keempat anak kecil itu kompak.     

      

Setelah berbicara dengan anak-anak kecil itu Anne lalu bangun dan berjalan mendekati Jack yang masih berdiri di depan lift bersama dengan dua orang security yang menemaninya, Anne berjalan dengan tersenyum menatap Jack. Senyum Anne makin terlihat menawan ketika lesung pipinya terlihat dan senyuman Anne seperti ini yang membuat Jack luluh.     

"Ayo berangkat," ucap Anne pelan.     

"Berangkat? Berangkat kemana?" Jack bertanya dengan ketus pura-pura marah untuk menyembunyikan kegugupannya saat melihat senyuman Anne.     

"Membayar tanggung jawabmu," jawab Anne ketus.     

"Membayar tanggung jawab? Lho aku kan belum melakukan apapun padamu Anne, bagaimana bisa kau minta pertanggungjawaban dariku? Jangan bilang kau sudah tak bisa menahan dirimu untuk bisa...awwww"     

"Jangan asal bicara, maksudnya adalah kita antar anak-anak itu ke sekolahnya. Tadi kan kau sudah membuat mereka menangis, jadi kau harus bertanggung jawab akan kesalahan yang kau buat itu," sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Jack sambil mencubit pinggang Jack yang membuatnya tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

"Naik mobilku? Mobil itu aku bawa jauh-jauh dari Swiss untuk menyenangkanmu Anne bukan anak-anak kecil itu," sahut Jack pelan sambil menyentuh pinggangnya yang baru saja di cubit oleh Anne.     

"Sekarang senangkan anak-anak itu dulu, salah siapa kau harus bicara sekeras itu tadi di dalam lift," jawab Anne singkat tanpa rasa bersalah.     

"Iya tapi jangan naik mobilku Anne, aku tak…"     

Jack tak bisa menyelesaikan perkataannya karena ia sudah ditarik oleh Anne berjalan menuju ke pintu keluar, di mana keempat anak kecil yang sedang menanti mereka dengan senyum tulusnya.      

"Ayo masuk, paman galak sudah ada disini," ucap Anne lembut sambil tersenyum.     

"Horeee...kakak cantik yang terbaik."     

"Asikkk asikkkk."     

Keempat anak kecil itu kegirangan sambil melompat-lompat, mereka benar-benar sudah tak sabar naik mobil milik Jack yang memang adalah sebuah supercar mahal yang tak semua orang bisa membelinya. Pajak mobil kesayangan Jack itu saja bisa membeli mobil milik Anne, maka itu tak heran kalau keempat anak kecil itu kegirangan. Mereka benar-benar sudah tak sabar ingin naik mobil itu ke sekolah, karena Anne terus memaksa akhirnya Jack pun mengalah. Ia lalu naik membuka mobilnya dan mempersilahkan keempat anak kecil itu masuk terlebih dahulu, karena hanya ada dua kursi di mobil mewah itu akhirnya Anne pun naik mobilnya sendiri bersama supir pribadi Jack. Sementara itu Jack harus bersabar karena di sebelahnya sudah duduk empat anak kecil yang terlihat sangat kagum dengan mobil mewah Jack.     

"Ok kalian duduk manis, paman akan mengantar kalian pergi ke sekolah," ucap Jack pelan saat melihat mobil sekolah keempat anak kecil yang ada di sebelahnya mulai pergi meninggalkan area apartemen.      

"Siap paman," jawab keempat anak kecil itu kompak.     

Jack hanya menghela nafas panjang dan berusaha sabar, tak lama kemudian ia pun menginjak gas mobilnya dan mulai mengikuti bus sekolah yang ada di depannya. Anne dan supir pribadi Jack pun terlihat mengikuti dari belakang, karena apartemen Anne adalah titik jemputan akhir dari bus sekolah itu akhirnya tujuan mereka saat ini adalah langsung ke sekolah dan itu membuat Jack sedikit tenang karena tak harus berhenti dan mampir ke tempat lain untuk menjemput anak-anak lainnya.     

Setelah mengendarai mobil selama hampir lima belas menit akhirnya rombongan itu sampai di sekolah dasar keempat anak yang ada di dalam mobil Jack, Anne yang sudah berhenti langsung keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil Jack yang belum membuka pintunya. Dengan lembut Anne mengetuk kaca jendela mobil Jack dan meminta Jack untuk membuka pintunya agar keempat anak yang ada di dalam mobilnya bisa keluar, tanpa bicara Jack lalu membuka pintu mobil itu secara otomatis. Begitu pintu mobil Jack terbuka Anne langsung berjongkok dan melepaskan sabuk pengaman yang terpasang di tubuh keempat anak kecil itu dengan perlahan, setelah sabuk pengamannya terlepas keempat anak kecil itu lalu keluar dari mobil dan berdiri disamping Anne. Jack sendiri juga langsung keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati Anne yang sedang berdiri di antara empat anak kecil yang mengelilinginya.     

"Terima kasih tumpangannya paman tampan."     

"Iya, ternyata paman orang baik. Terima kasih paman."      

"Hati-hati dijalan paman baik."      

"Bye bye paman baik, kami sekolah dulu ya supaya pintar dan bisa membeli mobil seperti paman ini."     

Ucapan anak-anak polos itu membuat amarah Jack sedikit berkurang, apalagi saat ia disebut paman tampan.      

"Ok, pergilah. Itu guru kalian sudah menunggu di luar, sekolah yang baik jangan nakal," jawab Jack singkat.     

"Iyaaaa Pamaann tampan, bye kakak cantik. Terima kasih untuk pagi ini...bye bye…"     

Suara teriakan keempat anak kecil itu terdengar keras dan hampir bersamaan saat berlari menjauh dari Anne dan Jack menuju ke ruang kelas, beberapa orang tua murid yang mengantar anaknya terkejut saat melihat ada mobil mewah. Mereka nampak berbisik-bisik sambil menunjuk ke arah Anne dan Jack.     

Jack yang menyadari kalau ia saat ini sedang menjadi pusat perhatian merasa tak nyaman, dengan cepat ia meraih tangan Anne dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.     

"Anak-anak yang berisik," ucap Jack ketus saat memasang sabuk pengamannya.     

"Mereka lucu Jack," jawab Anne pelan sambil melambaikan tangannya ke arah anak-anak yang baru mereka antar.     

"Hanya anak kita saja yang lucu," sahut Jack singkat sambil menginjak gas mobilnya menuju jalan raya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.