I'LL Teach You Marianne

Dejavu



Dejavu

0Selama pelajaran nyonya Martha yang ada di jam terakhir berlangsung Anne memang terlihat memperhatikan sang dosen yang mengajar di depan, namun sebenarnya setengah jiwanya saat ini tidak ada di kampus. Bukan karena baru bertemu Leon, akan tetapi karena pertengkarannya dengan Jack yang berakhir dengan tak aktifnya nomor ponsel Jack.      
0

"Kenapa aku merasa bersalah seperti ini padanya, perasaan apa ini Tuhan? Kenapa aku harus merasakan kegelisahan seperti ini."     

Berbagai pertanyaan muncul di benak Anne dan membuatnya benar-benar merasa bingung.      

"Ok, karena sudah selesai silahkan jika ada yang ingin bertanya sebelum saya akan tutup pelajaran hari ini." Suara nyonya Martha sang dosen killer terdengar membahana di seluruh penjuru kelas.      

Setelah ia selesai memberikan penjelasan, para mahasiswa yang ada di ruangan itu justru menutup rapat bibirnya. Dan hal ini membuat nyonya Martha kesal, ia lalu berjalan mendekati para siswanya dengan membawa sebuah tongkat kecil yang selalu ia bawa ketika sedang mengajar. Para mahasiswa itu terlihat gugup dan pura-pura sibuk dengan membaca buku yang ada di atas meja.     

"Dasar anak nakal, kalian kira dengan pura-pura sibuk belajar seperti ini aku tak akan tau. Aku sudah hidup lebih lama dari kalian dan pernah muda juga, jadi jangan sok pura-pura belajar. Ayo siapa yang mau bertanya, kalau tidak aku akan memberikan banyak tugas kepada kalian semua," hardik nyonya Martha dengan keras sambil memukul meja salah satu mahasiswa yang ada disampingnya.     

Para mahasiswa yang pura-pura sibuk itu langsung mengangkat wajahnya ke atas dan mencoba melihat ke arah whiteboard, hanya Anne satu-satunya mahasiswa yang tak merubah posisi kepalanya. Ia masih menatap tajam ke arah whiteboard yang berisi tulisan tangan nyonya Martha.      

Melihat Anne yang masih fokus membuat nyonya Martha penasaran, ia ingin tau apakah Anne benar-benar memperhatikan pelajaran atau tidak. Dengan perlahan ia berjalan mendekati meja Anne, para siswa yang duduk di dekat Anne langsung menggeser tempat duduknya berusaha untuk menjauhi Anne.     

"Marianne, apa pendapatmu dengan pelajaran hari ini?"tanya nyonya Martha pelan sambil menatap buku catatan Anne yang berisi ringkasan pelajaran.      

Anne yang masih membaca whiteboard masih diam, ia tak menyadari kalau sang dosen killer ada disampingnya. Melihat Anne hanya diam membuat nyonya Martha naik darah.      

Brakk     

"Anne apa kau tak mendengarkan perkataanku?" hardik nyonya Martha dengan keras sambil memukul meja Anne dengan keras sehingga membuat semua orang semakin gugup.      

"Saya bukan tak mendengar perkataan anda Nyonya, hanya saja saya bingung ingin bertanya dari mana," jawab Anne pelan sambil menatap tanpa rasa takut ke arah nyonya Martha yang marah di sebelahnya.     

"Bingung ingin bertanya, kenapa harus bingung? Tanya saja aku akan menjawabnya dengan cepat, selama itu masih sesuai dengan pelajaran yang baru saja aku sampaikan kepada kalian semua maka aku akan menjawabnya," ucap nyonya Martha kembali.      

"Tadi anda menyebutkan bahwa pakaian yang dipakai seseorang adalah salah satu faktor yang dapat kita lihat dari tingkat kesejahteraan seseorang tersebut, lalu yang saya ingin tanyakan adalah apakah selamanya orang itu hanya dilihat dari penampilan luarnya saja? Dan yang kedua adalah apa perlu kita berpenampilan seperti itu demi mendapatkan sanjungan dan pujian dari orang lain meskipun sebenarnya kita tak mampu untuk membeli pakaian tersebut? Lalu yang ketiga adalah bagaimana dengan kasus seperti para milyuner yang ada di dunia ini saya ambil contoh seperti Mark Zuckerberg dan istrinya yang selalu berpenampilan sederhana padahal kita semua tau siapa mereka, dan tiga hal itulah yang sejak tadi saya pikirkan setelah anda selesai memberikan penjelasan nyonya," jawab Anne pelan dengan lancar.     

Mendengar perkataan Anne membuat nyonya Martha terdiam ia benar-benar tak menyangka Anne akan bicara seperti itu, ia mengira sejak tadi hanya melamun saja dan bukan mendengarkan semua penjelasannya. Namun ternyata Anne justru berpikir sangat kritis dengan penjelasan yang ia ucapkan, para mahasiswa yang mendengar perkataan nampak terkejut karena Anne berani bicara seperti itu kepada nyonya Martha. Mereka sangat tau siapa nyonya Martha yang sebenarnya, karena dosen wanita itu sangat tidak suka dibantah teorinya oleh siapapun apalagi oleh mahasiswanya sendiri.      

Alih-alih marah nyonya Martha justru tersenyum dan menepuk pundak Anne dengan lembut, ia bahkan juga membelai rambut Anne yang tergerai.      

"Ternyata yang dikatakan para dosen yang lain itu benar, kau memang seorang siswa yang cerdas," ucap nyonya Martha pelan sambil tersenyum tulus pada Anne.      

Melihat Nyonya Martha tersenyum membuat semua siswa yang ada di ruang kelas itu terkejut, termasuk Anne sendiri. Mereka benar-benar tak menyangka kalau sang dosen killer itu bisa seramah itu pada para mahasiswanya.      

"Kalian mendengar bukan apa yang dikatakan oleh Anne, pertanyaan inilah yang ingin aku dengar sejak tadi dari kalian. Tapi kalian hanya diam dan hanya Anne sajalah yang berani bertanya, oke kalau begitu aku akan menjelaskan dengan detail pertanyaan yang sudah diajukan oleh Anne sebelumnya," ucap nyonya Martha pelan sambil berjalan menuju mejanya kembali.      

Setelah sampai di mejanya Nyonya Martha kemudian menjelaskan secara detail apa yang tadi sudah ditanyakan oleh Anne, semua mahasiswa kemudian mendengarkan penjelasan dari nyonya Martha dengan serius Anne sendiri. Semua pertanyaan yang diajukan oleh Anne dijawab satu persatu oleh nyonya Martha dengan detail dan jelas, akan tetapi bagi Anne semua perkataan nyonya Martha tidak memuaskan rasa ingin tahunya. Karena apa yang dikatakan oleh nyonya Martha sangat bertolak belakang dengan yang ia alami selama ini, saat ia remaja dan tinggal seorang diri tak ada siapapun yang menganggap keberadaannya karena ia adalah seorang anak yatim piatu yang berasal dari keluarga miskin yang tak memiliki baju bagus. Belum lagi ketika ia sudah menikah dengan Leon, semua orang yang ada di rumah Leon tak menghargai dirinya walaupun ia memakai pakaian bagus. Karena itulah Anne tidak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh sang dosen.      

"Kenapa kau memberikan pertanyaan seperti ini Anne, lihatlah kita menjadi mendapatkan tugas baru dari Nyonya Martha," bisik Linda pelan pada Anne ketika nyonya Martha mengakhiri penjelasannya dan memberikan tugas baru kepada mereka semua yang berkaitan dengan tiga Anne pertanyaan sebelumnya.      

Dimana para mahasiswa diminta untuk melakukan penelitian kepada orang-orang yang tak mampu membeli baju, orang-orang yang yang memaksakan kehendak meskipun harus berhutang dan memakai kartu kredit dan cara berpakaian orang-orang kaya.      

"Maaf Nyonya saya ingin bertanya, apakah tugas ini tidak terlalu berat jika dikerjakan perorangan." Seorang mahasiswa laki-laki nampak protes dengan tugas yang diberikan oleh nyonya Martha.     

"Iya Nyonya tugas ini sangat berat, kenapa kami tidak diberikan pilihan untuk memilih dari tiga kategori yang anda sebutkan sebelumnya nyonya." Mahasiswa lainnya ikut protes      

"Iya Nyonya ini terlalu berat, bagaimana mungkin kami bisa melakukan penelitian pada ketiga kategori itu sekaligus Nyonya."     

"Kalaupun memang harus tiga kategori itu kami teliti kenapa harus tugas perorangan Nyonya? Kenapa tidak dibuat sebagai tugas kelompok saja Nyonya?"     

Para mahasiswa lainnya ikut protes dengan keputusan yang dibuat oleh nyonya Martha, mereka merasa keberatan dengan kategori yang disebutkan oleh sang dosen. Apalagi tugas ini adalah tugas perorangan yang tentunya sangat berat bagi mereka semua untuk meneliti tiga bahan penelitian sekaligus.     

Mendengar protes dari para mahasiswanya membuat nyonya Martha tersenyum, ia masih tak mengalihkan pandangannya dari Anne yang duduk di tiga barisan terakhir dari belakang.      

"Tugas ini masuk dalam penilaian ujian akhir semester yang akan dilakukan bulan depan, jadi kalian hanya perlu melakukan penelitian ini yang berlangsung selama satu bulan ini saja setelah itu kalian bisa bebas dan belajar untuk mata kuliah yang lain. Karena saat ujian akhir semester nanti saya tidak akan memberikan ujian lagi karena tugas ini saya anggap sebagai ujian untuk kalian dan hal itulah alasannya kenapa kalian harus menyelesaikan penelitian ini satu persatu bukan berkelompok, karena apa? Karena hasil penilaian ini akan langsung masuk ke nilai pribadi kalian masing-masing," jawab nyonya Martha dengan tegas.      

Mendengar perkataan Nyonya Martha membuat para mahasiswa terkejut, mereka tak menyangka kalau ujian akhir semester mata kuliah nyonya Martha diganti dengan sebuah penelitian simpel seperti ini. Tak begitu lama kemudian terdengar suara tepuk tangan dari beberapa mahasiswa yang duduk di bangku paling depan, mereka senang karena mendengar kebijaksanaan yang dibuat oleh sang dosen yang terkenal sangat killer itu. Akhirnya semua mahasiswa di kelas itu pun setuju dengan penawaran yang diberikan oleh sang dosen, mereka menerima tugas yang diberikan oleh nyonya Martha untuk melakukan penelitian yang harus dikerjakan oleh mereka sendiri meskipun tugas ini sangat berat karena harus menyertakan data diri lengkap para  narasumber yang diteliti beserta foto diri sang narasumber yang mana artinya mereka benar-benar harus melakukan penelitian ini secara jujur.       

"Anne, ini tugas berat," celoteh Linda sambil merengek setelah nyonya Martha pergi.     

"Tidak berat Linda, karena aku pernah ada diposisi itu," jawab Anne singkat.      

"Apa maksudmu?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.