I'LL Teach You Marianne

Sumpah Jackson



Sumpah Jackson

0Tanpa terasa Aaron sudah hampir dua jam ada di apartemen Anne, ia bahkan sudah menikmati ramyeon buatan Anne yang diberi toping telur mata sapi dan irisan daging serta beberapa jamur dan paprika. Walaupun tampilannya biasa saja tapi rasanya luar biasa, bahkan menurut Aaron ini adalah makanan Korea terenak yang ia coba selama ini dibandingkan dengan masakan Korea lainnya yang ia coba di hotel bintang 5 sekalipun.     
0

"Milikku Aaa...ron," ucap Anne terbata saat melihat Aaron kembali mengambil mangkuk ramyeon miliknya yang belum ia sentuh karena masih panas.     

"Enak Anne, kau makan yang lain saja," sahut Aaron dengan cepat sambil memakan ramyeon milik Anne tanpa rasa bersalah.      

Anne menghela nafas panjang merespon perkataan Aaron, ia lalu memilih mengikhlaskan ramyeon miliknya di makan Aaron. Dengan perlahan. Anne bangun dari karpet dan berjalan menuju ke kulkas untuk mencari makanan lain, senyumnya tersungging saat melihat masih ada kimbab yang ia buat tadi malam sebelum tidur masih utuh dan belum tersentuh karena tadi pagi ia terburu-buru pergi ke kampus. Tanpa pikir panjang Anne meraih makanan Korea buatannya itu dan menghangatkan di microwave selama dua menit, setelah merasa makanannya cukup hangat dan siap dinikmati Anne lalu mengeluarkan kimbabnya dari dalam microwave dan meletakkannya di atas piring. Ia lalu membawanya ke meja sofa tempat dimana Aaron sedang menikmati ramyeon miliknya dengan lahap.      

Melihat Anne membawa makanan yang digulung dengan rumput laut membuat Aaron penasaran, ia menatap Anne tanpa berkedip sambil terus mengunyah daging sapi yang ada di ramyeon.      

"Ini kimbab, makanan Korea lainnya. Kau mau mencobanya?" tanya Anne pelan sambil mengarahkan piringnya ke arah Aaron.     

"Bolehkah?" tanya balik Aaron dengan mulut penuh makanan.     

"Tentu saja, makanan dibuat untuk dimakan," jawab Anne sambil tersenyum.     

Mendapatkan ijin dari Anne membuat Aaron tersenyum lebar, ia lalu mengarahkan sumpitnya ke potongan kimbab yang ditawarkan oleh Anne. Setelah berhasil menjepit satu kimbab Aaron segera memasukkannya ke dalam mulutnya dan langsung mengunyah bersama sisa ramyeon yang masih ada di dalam mulutnya, kedua matanya langsung terbelalak lebar saat memakan kedua makanan Korea itu berbarengan.     

"Lebih enak bukan?" tanya Anne dengan cepat.     

"Ini luar biasa Anne," jawab Aaron jujur.      

"Ya sudah ambil lagi saja tak apa, memang enak makan ramyeon dengan kimbab seperti ini,"ucap Anne sambil tertawa.     

Tanpa malu Aaron kembali mengambil kimbab yang dibawa oleh Anne, ia lalu mencelupkan kimbab itu ke dalam kuah ramyeon sebelum ia makan. Setelah merasa kimbab iya terbasahi dengan kuah ramyeon Aaron langsung melahapnya dan mengunyahnya dengan cepat, lagi-lagi ia memberikan ekspresi yang tak terduga dan kembali membuat Anne tertawa. Anne senang sekali jika bisa membuat orang senang dengan makanan yang ia buat.      

Lima menit kemudian Aaron pun sudah berhasil menghabiskan 2 mangkok ramyeon besar beserta lima potong kimbab ukuran besar pula dan saat ini ia sedang duduk sambil bersandar pada sofa. Aaron merasa sangat tidak nyaman karena kekenyangan, sementara itu Anne terlihat sibuk di pantry mencuci peralatan bekas makan berdua sambil sesekali tertawa melihat Aaron tersiksa karena kekenyangan.     

"Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik Aaron," ucap anne pelan sambil meletakkan segelas air hangat di atas meja yang ada di depan Aaron.     

"Ini salahmu Anne, kau yang harus bertanggung jawab," jawab Aaron ketus.     

"Lho kenapa aku? kau yang mengambil mangkuk ramyeon ku, kau juga yang memakan kimbabku 4 potong. Lalu kenapa aku yang disalahkan?" tanya Anne bingung.     

"Salahmu tentu saja salahmu, apa kau ingat waktu itu kau janji akan menggajiku dengan makanan?" tanya balik Aaron dengan suara meninggi.     

Anne terdiam mendengar perkataan Aaron, ia mencoba mencerna pembicaraan pria yang sedang duduk bersandar di sofa miliknya itu.      

"Tapi bukankah aku sudah membayarmu waktu itu, setelah kau membantuku di coffee shop aku bukannya sudah membuatkanmu pasta udang. Apa kau lupa?" tanya Anne pelan sambil tersenyum.      

"Iya aku tau, tapi bukan itu yang aku maksud Anne. Kau memang sudah membayarku dengan pasta udang sewaktu aku membantumu di coffee shop, tapi setelahnya kau belum membayar tenagaku yang keluar Anne," jawab Aaron dengan cepat.     

"Tenagamu yang belum keluar bagaimana?kau kan hanya membantuku sekali saja Aaron," sahut Anne bingung.     

"Ishh gadis bodoh ini benar-benar, dengarkan aku baik-baik. Waktu itu kan perjanjian kita kau akan membayarku dengan makanan saat aku membantumu di coffee shop bukan, ok kau memang sudah membayarku malam itu setelah bekerja. Akan tetapi tenaga yang aku keluarkan pagi harinya untuk datang ke coffee dan ke apartemenmu belum kau bayar Anne," ucap Aaron panjang lebar.     

"K-kau datang lagi?" tanya Anne tergagap sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.     

"Tentu saja, aku bahkan datang dua kali. Pagi harinya aku datang tapi coffee shop tutup, waktu itu aku mengirimkan pesan padamu bertanya kenapa coffee shop tutup tapi kau tak membalas pesanku, lalu keesokan harinya aku datang lagi dan sangat terkejut saat tau kalau coffee shop itu sudah menjadi milik orang lain. Kau bisa bayangkan betapa kagetnya aku waktu itu Anne?" tanya balik Aaron ketus.     

Anne terdiam mendengar perkataan Aaron, ia tak menyangka pria yang baru ia temui itu ternyata sampai datang dua kali ke coffee shop miliknya.      

"Apa kau selapar itu Aaron sampai mencari ku lagi," ucap Anne lirih.     

"Lapar apa maksudmu?" tanya Aaron kembali.     

"Iya bukankah aku menjanjikan makanan untuk menggajimu lalu kau datang lagi ke coffee shop ku pasti karena kau kelaparan ya?! maafkan aku Aaron aku tak bermaksud pergi tanpa pamit, hanya saja ponselku rusak waktu itu aku jadi tak bisa membalas pesanmu," jawab Anne dengan cepat sambil meraih kedua tangan Aaron disertai tatapan penuh sesal.     

Mendengar perkataan Anne membuat Aaron terdiam, seketika kedua matanya pun membelalak lebar saat Anne menyebut dirinya sebagai orang yang kelaparan karena mendatangi kembali coffee shop milik Anne untuk meminta makanan sebagai upah. Mungkin kalau ada orang lain yang berkata seperti ini kepada dirinya pasti ia sudah sangat marah sekali, namun karena yang berkata seperti ini adalah Anne entah mengapa dirinya tak bisa marah. Ia justru tersenyum dan mengiyakan perkataan Anne yang sudah membuat asumsi sendiri itu.     

"Ya maka dari itu sekarang aku menemuimu menagih janjimu dulu," ucap Aaron dengan cepat.     

"Menagih janji, memberimu upah dengan makanan maksudnya?!" tanya Anne bingung.     

"Yes," jawab Aaron tanpa ragu.     

"Lho ini aku sudah memberimu makanan lalu apa lagi yang...awwww…"     

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya karena tangannya ditarik oleh Aaron kearahnya, sehingga Anne pun menjadi sangat dekat dan menempel di tubuh Aaron.     

"Bukan hanya ini Anne, kau sudah membuatku mencarimu selama berbulan-bulan jadi aku tak mungkin membiarkanmu membayarku hanya dengan satu kali makan seperti ini," ucap Aaron pelan setengah berbisik.     

"Lalu apa maumu Aaron, tapi lepaskan aku jangan begini," jawab Anne terbata sambil berusaha menjauh dari Aaron.     

"Aku akan melepaskanmu setelah kita selesai membuat kesepakatan terlebih dahulu Anne," sahut Aaron dengan cepat sambil menatap wajah Anne yang berada tepat di depannya.     

"Kesepakatan apa lagi?" tanya Anne tergagap.     

"Mulai dari sekarang kau harus membuatkan aku makanan juga, jadi tiap malam aku akan datang untuk makan malam bersamamu disini," jawab Aaron lantang.     

Anne terdiam mendengar perkataan Aaron, ia merasa aneh dengan kesepakatan yang baru saja diucapkan Aaron.     

"Bagaimana kau setuju?" tanya Aaron tiba-tiba membuyarkan lamunan Anne.     

"I-iya tapi sebenarnya..,"     

"Bagus!!jadi kita sepakat ya Anne dan kau tak boleh mengingkarinya, tiap malam aku akan datang meminta makan malam darimu," ucap Aaron dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Tapi kan aku belum mengiyakan Aaron, itu tadi hanya.."      

"Kata pertama yang terucap dari bibir adalah sebuah kata kejujuran dari dalam hati, jadi perkataan tadi aku anggap sebuah jawaban. Ok kalau begitu aku harus pulang karena sudah hampir jam sebelas malam, kau juga harus istirahat bukan," sahut Aaron kembali memotong perkataan Anne sambil melepaskan tangan Anne dan langsung bangun dari sofa tanpa rasa bersalah.     

Anne masih diam mendengar perkataan Aaron, ia masih bingung dengan semua perkataan Aaron yang terdengar aneh itu. Melihat Anne diam saja membuat Aaron tersenyum, ia sadar kalau gadis yang selama ini sudah membuatnya hampir gila itu sedang kebingungan. Anne pun mengantar Aaron keluar dari apartemennya, ia berdiri di pintu mengantar Aaron pulang tanpa bicara. Setelah Aaron menghilang di balik lift barulah Anne menutup pintu kamarnya, rasa kantuknya sudah tak dapat di tolerir lagi.     

Tak lama kemudian Aaron terlihat berjalan di halaman apartemen Anne, ia menatap ke lantai 10 dimana kamar Anne berada sambil tersenyum.     

"Dengan ini kita akan terus bertemu Anne, walaupun saat ini aku belum mendapatkan nomor ponselmu yang baru namun aku tau dimana kau tinggal. Dengan perjanjian yang kau sepakati tadi membuatmu terikat padaku Anne," ucap Aaron dalam hati sambil tersenyum menatap kamar Anne yang lampunya sudah dimatikan.     

Aaron berdiri cukup lama di bawah apartemen milik Anne, dia masih belum beranjak pergi juga dari tempat tinggal Anne yang baru saja ia kunjungi itu. Rasanya ia masih ingin berlama-lama bersama dengan Anne, namun karena sadar kalau Anne sudah sangat kelelahan akhirnya ia memilih untuk pulang.      

"See you tomorrow Anne," ucap Aaron lirih saat sudah ada didalam mobilnya, tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan apartemen Anne dengan perasaan yang tak terdeskripsikan.      

Baru kali ini Aaron merasa sebahagia ini pulang dari tempat tinggal seorang gadis, padahal ia tak ada hubungan apa-apa dengan gadis itu. Setelah sempat gagal dalam membina hubungannya yang terakhir kali dengan mantan kekasihnya baru kali ini Aaron kembali seriang ini, ia bahkan sudah tidak sabar ingin segera pagi kembali agar ia bisa cepat bertemu Anne lagi.     

Sementara itu di dekat disebuah taman yang masih cukup ramai terlihat sebuah mobil Jeep Wrangler Rubicon milik Jack terparkir apik, sang pemiliknya sedang duduk di kursi yang ada di taman itu sambil menikmati rokoknya. Ia sudah lelah seharian ini mencari Anne ke berbagai tempat yang biasa dikunjungi para gadis, namun usahanya sia-sia pasalnya ia sama sekali tak menemukan apa yang ia cari.     

"Aku yakin kau adalah gadis yang aku lihat kemarin di toko buku itu Anne, aku sangat hafal dengan aroma parfum vanilla kesukaanmu itu,"ucap Jack lirih.     

Jack mematikan putung kokohnya di tempat sampah khusus rokok, ia lalu berjalan pelan menuju mobil Jeepnya yang terlihat sangat gagah itu. Saat akan membuka pintu mobilnya tiba-tiba ponsel pintarnya yang ada di dalam saku jasnya bergetar yang membuat dirinya harus mengangkatnya dengan cepat, kedua matanya langsung membulat sempurna saat melihat pesan yang dikirimkan anak buahnya itu. Terlihat jelas dalam layar ponselnya foto Anne yang sedang membawa beberapa majalah fashion dari sebuah toko buku, walaupun wajahnya tertutup rambut namun ia masih bisa mengenali kalau itu adalah Anne dari caranya tersenyum.     

"Anne... Marianne...akhirnya aku menemukanmu, kau ternyata benar-benar ada di London. Cepat atau lambat aku pasti akan mendapatkanmu Anne," ucap Aaron dengan keras sambil menatap foto cantik Anne yang berhasil diambil salah satu detektif swasta bayarannya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.