I'LL Teach You Marianne

Hukuman



Hukuman

0Sepanjang kelas berlangsung Linda masih saja penasaran dengan jawaban yang diberikan oleh Anne sebelumnya tadi pagi, ia benar-benar tidak fokus dengan pelajaran yang diberikan oleh dosen karena masih sangat penasaran dengan maksud dan arah pembicaraan Anne sebelumnya. Entah mengapa ia merasa sedang menyembunyikan sesuatu yang besar dari dirinya.     
0

"Lihat ke depan Linda jangan terus melihatku seperti itu aku jadi takut," ucap Anne pelan sambil menyingkirkan tangan Linda yang sedang menahan wajah dan menatap dirinya yang duduk persis di sebelah Linda.     

"Jawab dulu pertanyaanku tadi, apa maksud dari ucapanmu tadi pagi," jawab Linda lirih.     

"Tidak ada yang aneh Linda, aku hanya asal bicara saja. Ya sudah cepat kembali fokus ke pelajaran kau tau kan siapa dosen yang sedang mengajar kita saat ini," Anne dengan cepat sambil mencoba merubah pandangan Linda agar tak menatap dirinya terus.     

Brakkkkk     

Tiba-tiba terdengar bunyi meja digebrak dari arah depan, yang ternyata dilakukan oleh nyonya Martha sang dosen paling killer di jurusan fashion designer. Suara gebrakan meja itu sontak membuat semua siswi kaget termasuk Anne dan Linda yang langsung menghadap ke arah depan dengan cepat.     

"Marianne!!!! sejak tadi kau sudah mencoba sabar tapi kau terus menguji kesabaranku, sekarang keluar dari kelasku sekarang juga atau seluruh kelas ini akan mendapatkan nilai D dariku!!" hardik nyonya Martha dengan suara meninggi.     

Deg     

Anne langsung tersentak mendengar perkataan nyonya Martha, semua teman-temannya pun langsung menoleh ke arahnya seketika dengan penuh amarah. Seolah mereka sedang memerintahkan Anne  untuk keluar dari dalam kelas supaya mereka semua tak mendapatkan nilai d dari nyonya Martha.     

"Marianne…"     

"Baik bu saya mengerti," jawab Anne dengan cepat sambil merapikan buku-bukunya dan bersiap keluar dari kelas.     

Linda yang duduk disebelah Anne nampak memucat, ia tak menyangka kalau nyonya Marta akan mengusir Anne dengan cara seperti itu. Padahal sebenarnya ini adalah kesalahannya, karena tak tega kepada Anne tiba-tiba Linda pun berdiri sambil mengangkat satu tangannya ke atas.      

"Apa yang kau lakukan Belinda?" tanya nyonya Martha dengan suara meninggi.      

"Ini bukan murni kesalahan Anne, saya pun…"      

"Kalau kau tak suka dengan keputusanku mengusir Anne keluar dari kelasku saat ini maka jangan kaget jika saya akan membuatmu mengulangi mata kuliah ini tahun depan," ucap nyonya Marta dengan cepat memotong perkataan Linda, ia paling tak suka dibantah siapapun.     

Wajah Linda sontak lebih pucat daripada sebelumnya mendengar ancaman dari nyonya Martha, ia tak mungkin mengulangi semester ini di tahun depan karena itu akan menghambat kelulusannya tepat waktu. Dan Linda tak mau hal itu terjadi, karena itu akan membuat keluarganya kecewa terutama sang ibu yang sangat menentang dirinya kuliah di UAL.     

Anne menoleh ke arah Linda sambil tersenyum dengan menggelengkan kepalanya perlahan, ia melarang Linda untuk ikut campur dalam masalahnya kali ini karena itu akan sia-sia saja. Linda pun langsung duduk kembali ke kursinya dengan penuh rasa bersalah pada Anne, karena sudah membuat Anne dalam masalah besar kali ini.      

Tak lama kemudian Anne pun sudah selesai merapikan buku bukunya kembali ke dalam tas Ia lalu bangun dari kursinya dan berjalan menuju ke pintu keluar, saat sampai di depan nyonya Martha Anne berhenti sejenak untuk berpamitan pada sang dosen.      

"Tunggu Anne, kau memang aku tak ijinkan ikut kelasku kali ini tapi bukan berarti kau bebas dari tugas. Kau harus mengerjakan paper yang sama seperti tugas terakhir kali yang aku berikan namun kali ini menjadi lima rangkap," ucap nyonya Martha dengan keras.      

"L-lima rangkap," pekik Anne kaget.     

"Kenapa kau keberatan?kalau kau keberatan tak usah dikerjakan tak apa-apa, asal kau siap menerima nilai D dariku yang artinya kau akan mengulang mata kuliah ini tahun depan," sahut nyonya Martha tanpa rasa bersalah.     

"Baik bu, saya pasti akan mengerjakannya," jawab Anne dengan cepat.     

"Bagus dan jangan lupa harus dikumpulkan besok sore sebelum jam lima sore, lewat dari jam yang ditentukan aku tak mau menerimanya," ucap nyonya Martha kembali memberi peringatan pada Anne.     

"Saya mengerti bu, kalau begitu saya permisi," jawab Anne tergagap. Nyonya Martha menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Anne.     

Setelah mendapatkan izin dari sang dosen Anne kemudian langsung berlari meninggalkan kelas menuju mobilnya untuk pergi ke toko buku, ia harus mencari beberapa majalah fashion yang akan ia gunakan sebagai bahan tugasnya kali ini. Apalagi ia saat ini ditugaskan untuk membuat 5 rangkap tugas yang berbeda dan hal ini artinya ia membutuhkan banyak majalah untuk bahan referensi tugasnya, saat Anne berlari menuju area parkir ada Edward yang melihat dirinya.     

"Kenapa anak itu pergi, bukankah ini masih jam kuliah,"ucap Edward penasaran.     

"Apa perlu aku cari tau Tuan?" tanya Bobby anak buah Edward dengan cepat.     

"Ok, lakukanlah," jawab Edward singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari Anne yang sudah memacu mobilnya keluar dari area kampus.     

The Ledbury     

Di sebuah meja yang ada di restoran The Ledbury nampak sudah duduk Aaron bersama Jack, mereka duduk berdua menikmati sajian terbaik dari The Ledbury yang merupakan salah satu restoran terbaik yang ada di London.     

"Aku lihat perkembangan bisnismu makin pesat Aaron," ucap Jack pelan membuka percakapan.      

"Bukankah kau juga begitu Jack, kemarin aku melihat di saluran televisi kau baru saja menerima penghargaan karena berhasil membawa Muller Finance Internasional menjadi perusahaan pembayaran nomor satu di Eropa selama dua bulan berturut-turut," sahut Aaron dengan cepat mencoba melempar bola ke arah Jack.     

"Itu hanya keberuntungan saja, itu karena kerja sama team ku yang luar biasa. Bukan hasil kerja kerasku sendiri Aaron, oh ya bagaimana dengan proyek barumu dengan kampus seni itu?" tanya Jack pelan sambil meraih sebotol wine yang ada di hadapannya dan menuangkannya ke dalam gelas miliknya dan milik Aaron yang sudah kosong.     

"Oh mengenai kerjasama perusahaan ku dengan kampus UAL, itu adalah program CSR dari perusahaan dengan kampus-kampus terpilih dan program ini sudah rutin kami lakukan tiap tahun dengan program yang berbeda. Jadi ini bukan sebuah berita yang besar sebenarnya," jawab Aaron panjang lebar berusaha merendah.     

"Ini adalah program yang bagus untuk mahasiswa karena dengan ini mereka bisa mempunyai kesempatan untuk…"     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sosok gadis yang ia cari beberapa bulan terakhir ini turun dari sebuah mobil sedan dan berjalan menuju toko buku yang ada di depan restoran tempatnya berada saat ini, sontak ia langsung bangun dari kursinya dan berlari menuju ke toko buku meninggalkan Aaron yang terlihat bingung.     

Tak butuh waktu lama bagi cek bisa sampai di toko buku yang ada di seberang jalan ia langsung masuk ke dalam toko itu dan mencari sesosok gadis berambut panjang punggung dengan membawa tas berwarna hitam, langkahnya terhenti saat melihat sosok yang ia cari. Tanpa pikir panjang Jack langsung mengulurkan tangannya menyentuh pundak gadis itu seraya menyebut namanya,      

"Anne".     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.