I'LL Teach You Marianne

Bertemu lagi



Bertemu lagi

0Anne yang semalam pulang malam karena harus mewawancarai kandidat kurir yang ia butuhkan pagi ini terbangun lebih siang dari biasanya karena ia kelelahan, bahkan suara alarm yang sudah disetting sebelumnya tak berhasil membuatnya terbangun. Sampai akhirnya ia terbangun karena ingin buang air kecil dan menyadari kalau sudah bangun kesiangan.     
0

"Ya Tuhan Anne, kau ini kenapa. Hari ini sudah kuliah aduuhhh,"      

Anne merutuki dirinya sendiri saat berpakaian sesaat setelah ia selesai mandi, karena hari sudah semakin siang dan tak mau telat sampai kampus Anne akhirnya memilih mini dress sepanjang lutut berbahan denim. Dengan flat shoes kesayangan bergambar kucing Anne berangkat ke kampus dengan berlari menuju lift, karena sudah siang tak ada orang satupun di lift.      

"Pagi nona," sapa seorang security pada Anne dengan sopan.     

"Sudah siang pak," sahut Anne pelan sambil tersenyum lebar sehingga deretan gigi putihnya terlihat.     

"Siang darimana ini masih jam sembilan nona," ucap sang security bingung.     

"Iya itu sudah siang pak hehehe, ya sudah saya berangkat ya sampai jumpa." Anne melambaikan tangannya pada security yang menyapanya di depan lift sebelumnya.      

Sang security hanya tersenyum melihat ke arah Anne yang saat ini sudah ada di dalam mobilnya, kesadarannya kembali saat salah satu rekannya menepuk pundaknya. Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaannya, sementara itu Anne sudah pergi bersama mobil kesayangannya. Anne yang biasanya tak pernah membawa mobil diatas 80 km/jam kali ini ia memacu mobilnya hampir dengan kecepatan 100 km/jam, ia benar-benar panik sampai tak menyadari kalau sudah melewati batas kecepatan normal.      

"Aduh Anne…kau ini bagaimana bisa bangun kesiangan." Anne masih menyalahkan dirinya saat membawa mobilnya menuju kampus ditengah kemacetan, pasalnya saat ini sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang karena hari memang sudah siang dan para pekerja pun sudah banyak yang beraktivitas.      

Setelah menempuh perjalanan hampir selama empat puluh lima menit Anne akhirnya sampai di kampus, namun karena sudah hampir jam sepuluh dan mata kuliah pertama sudah dimulai Anne akhirnya memutuskan untuk tak ikut kelas yang hampir berakhir itu. Setelah memarkirkan mobilnya Anne berjalan dengan langkah gontai menuju ruang kelas melalui jalan setapak yang ada di samping lapangan, angin yang cukup kencang membuat rambutnya yang tergerai semakin acak-acakan.      

Sesampainya di kelas Anne memilih duduk dibangku yang ada didepan kelasnya, suara lantang nyonya Martha dapat terdengar oleh Anne dari luar dan membuatnya sedikit takut. Tak lama kemudian bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi, nyonya Martha pun keluar dari kelas dengan cepat dan tak menyadari keberadaan Anne yang ada di depan kelas.      

"Anne!!! Kau darimana saja?!" pekik Linda dengan keras saat melihat Anne berdiri di pintu.      

Mendengar teriakan Linda membuat seisi kelas langsung menoleh ke arah Anne yang kini berjalan mendekati kursinya yang ada di samping Linda, penampilan Anne yang lain dari biasanya itu membuat mereka semua terdiam. Memakai dres denim yang memiliki belahan di samping dan rambut yang sudah diikat secara asal membuat Anne terlihat berbeda.     

"Kau dari mana?"tanya Linda pelan.     

"Dari apartemen, aku kesiangan Linda," jawab Anne pelan sambil meraih botol air minum milik Linda yang ada diatas meja.     

"Benarkah, kenapa bisa? Bukankah kau selalu bangun pagi, memangnya semalam kau tidur jam berapa?"tanya Linda kembali.      

"Aku juga tak tau, biasanya aku terbangun saat alarm berbunyi. Tapi pagi ini aku tak mendengar apapun Linda...akhhhh kesal!!!!" Jerit Anne kesal sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.     

Linda hanya terkekeh melihat Anne sekacau itu, ia tau Anne adalah seorang perfeksionis maka dari itu paham kalau Anne menjadi sekacau ini karena bangun siang. Dengan menepuk-nepuk punggung Anne, Linda berusaha menenangkan temannya itu agar tak terlalu lama bersedih. Setelah lima menit menunduk diatas meja Anne akhirnya bisa menguasai dirinya lagi, tak lama kemudian dosen lain pun masuk untuk memberikan mata kuliah lainnya. Karena sejak pagi moodnya sudah hancur Anne tak seantusias biasanya saat menerima pelajaran dan hal ini disadari oleh Linda yang sangat mengenal Anne.       

"Ayo ke kantin, aku lapar," bisik Linda pelan pada Anne.     

"Aku juga, tapi aku malas ke kantin," jawab Anne pelan sambil menutup laptopnya dengan hati-hati.     

"Akh kau ini Anne, ayo cepat bangun. Semua orang juga pernah telat Anne, itu bukan aib jadi kau tak usah sesedih ini. Cepat bangun atau aku marah padamu,"sahut Linda ketus sambil melipat kedua tangannya di dada.     

Melihat Linda marah membuat Anne tersenyum, perlahan ia memasukkan buku dan laptopnya ke dalam tas lalu bangun dari kursinya dan langsung merangkul Linda.     

"Jangan marah, kau jelek kalau marah. Ya sudah ayo ke kantin, aku pun lapar sekali."Anne berbisik pelan pada Linda yang ia rangkul.     

"Ya sudah makanya kita makan, cacing di perut juga sudah berdemo," jawab Linda kembali.     

Anne akhirnya tersenyum kembali saat Linda mengeluh kelaparan, mereka berdua pun berjalan menuju kantin dengan masih berangkulan. Karena Anne jauh lebih tinggi dari Linda alhasil ia seperti sedang merangkul adiknya saat berjalan, Gabriella yang sejak tadi mendengar dan melihat pertengkaran kecil Linda dan Anne hanya mencibir sinis.      

"Biarkan saja dua orang itu Ella, jangan hiraukan mereka," ucap salah satu anak buah Gabriella pelan.     

"Aku juga tak memperdulikan mereka, ya sudah ayo ke kantin. Orang-orang di kantin harus tau siapa bintang sesungguhnya," sahut Gabriella menyombongkan diri.     

"Tentu saja, mereka pasti tau siapa bintang dikampus ini yang sebenarnya," imbuh anak buah Gabriella lainnya ikut memuji Gabriella.     

Mendengar perkataan anak buahnya membuat Gabriella yang awalnya merasa terganggu dengan Anne kini kembali merasa percaya diri, dengan cepat ia berjalan menuju kantin bersama empat orang teman-temannya yang selalu mengekor di belakangnya sehingga dianggap sebagai anak buah oleh Gabriella.      

Sesampainya Gabriella dikantin para mahasiswa pria langsung berhamburan mendekatinya, sebagai salah satu gadis tercantik di UAL popularitasnya memang tak diragukan lagi. Jadi tak heran jika banyak mahasiswa mata keranjang yang selalu berusaha mendekati Gabriella, kalau gadis lain senang mendapat banyak fans seperti itu namun lain halnya dengan Anne yang merasa risih. Ia bahkan tak merespon godaan apapun dari teman-temannya itu, seperti yang terjadi tadi saat ia datang ke kantin. Ada beberapa orang yang berusaha mendekatinya namun Anne dengan sopan menolak tawaran dari para mahasiswa yang berusaha membantunya itu, Linda pun akhirnya harus turun tangan.     

"Padahal Ella tak terlalu cantik Anne, kenapa banyak yang mendekatinya ya," ucap Linda pelan dengan mulut penuh makanan.     

"Jangan membicarakan orang Linda, makan saja makananmu. Setelah itu kita cepat pergi tempat ini," jawab Anne ketus.     

"Yes ma'am, i will do…"     

"Haiii, boleh aku bergabung kan." Edward tiba-tiba muncul dan bergabung bersama Anne dan Linda dengan membawa makanannya. Linda yang tak dapat menyelesaikan perkataannya hampir terbatuk kalau tak segera menutup mulutnya, saat Edward tiba-tiba duduk di sampingnya.       

"Silahkan saja, ini kan kantin," jawab Anne ramah.     

"Terima kasih, oh ya Linda apa kau bisa bergeser sedikit ke arah sana. Aku tak nyaman duduk di pinggir seperti ini," ucap Edward tanpa rasa bersalah meminta Linda bergeser agar ia bisa duduk berhadapan dengan Anne.     

Tanpa bicara Linda pun menggeser tempat duduknya sesuai permintaan Edward, setelah Linda bergeser Edward lalu duduk dengan nyaman tepat dihadapan Anne yang masih memakan makanannya dengan tenang. Padahal kalau gadis lain pasti sudah tak bisa makan dengan senyaman itu jika ada Edward disampingnya, namun hal itu tak berlaku bagi Anne. Ia tetap saja menikmati burgernya dengan tenang dan tanpa malu, melihat ketenangan Anne membuat Edward tersenyum. Baru kali ini ia melihat gadis yang tak terpikat akan pesonanya walau sudah sedekat ini.      

Gabriella yang masih menunggu makannya datang nampak menyipitkan matanya saat melihat Edward duduk bersama Anne, pasalnya selama ini jika ia ada dikantin Edward pasti mengganggu dirinya, namun kali ini Edward bersama Anne dan hal ini membuatnya tak nyaman.     

"Kalian berdua bekerja dimana kenapa kemarin tak ikut berlibur?"tanya Edward pelan memecah keheningan.      

"Aku bekerja di toko bunga milik an...awwww Anne!!!" Linda yang kakinya ditendang Anne dibawah meja menjerit kesakitan dan tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

"Kau kenapa Linda?"tanya Edward bingung.     

"Tak apa, Linda memang seperti itu suka heboh. Ya sudah kalau begitu kami duluan ya Edward, sampai jumpa besok," jawab Anne dengan cepat sambil bangun dari kursinya dengan menatap tajam ke arah Linda.      

"Tapi kan kau belum selesai makan Anne," sahut Edward dengan cepat sambil menatap kentang goreng di atas nampan milik Anne.     

"Aku sudah kenyang Edward bukan begitu Linda," jawab Anne kembali sambil meraih kentang gorengnya dan ia berikan pada Linda.     

"I-iya kami sudah kenyang," imbuh Linda tergagap.     

"Ya sudah kalau begitu kalian boleh pergi," ucap Edward lembut.     

"Ok bye Edward," sahut Anne pelan, setelah berkata seperti itu Anne membawa nampannya ke tempat cuci piring bersama Linda. Setelah itu tanpa menoleh lagi Anne berjalan pergi meninggalkan kantin bersama Linda yang mengekor di belakang.     

"Anne tunggu kau ini kenapa, aku belum selesai makan," protes Linda kesal.     

Anne yang sudah berjalan jauh dari kantin langsung berbalik badan dan menutup mulut Linda dengan tangannya seketika.     

"Kecilkan suaramu Linda, nanti didengar orang,"ucap Anne pelan sambil menatap tajam Linda.     

"Salahmu, siapa suruh mengajakku pergi dari kantin disaat aku masih lapar,"sengit Linda dengan ketus.     

"Ada Edward disana dan kau hampir membocorkan rahasiaku, aku kan sudah bilang padamu sebelumnya untuk tak mengatakan kalau aku punya toko bunga pada orang-orang di kampus Linda," sahut Anne dingin.     

"Upsss iya, maaf aku lupa Anne," jawab Linda memelas.     

"Akh sudahlah, kalau begitu ayo kita pergi ke…"     

Deg     

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya saat ia menoleh kebelakang dan melihat sosok pria yang sudah melukainya dalam tengah berdiri dihadapannya.     

"Hi Anne," sapa pria itu dengan sopan.     

"Leon." Anne bergumam lirih saat melihat sosok mantan suaminya kembali muncul dihadapannya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.