I'LL Teach You Marianne

Rivalitas



Rivalitas

0Connery Corporation     
0

Di ruang kerja Aaron nampak telah terjadi pembicaraan serius antara Thomas, Eleanor dan Aaron serta Daniel yang hanya menjadi pendengar saja. Setelah menjemput Thomas dari bandara tadi pagi Aaron segera mengajak sahabatnya itu ke kantor.      

"Kenapa kau baru bilang Elea, kalau si Steven brengsek seperti itu kenapa dulu kau teruskan pertunangan kalian!!!"hardik Thomas penuh emosi.     

"Aku tak mau membuat malu keluarga kak, karena itu aku meneruskan acara itu," jawab Elea lirih, ia tak berani menatap wajah Thomas. Elea sangat takut pada kakaknya.     

"Kau itu bodoh, bertunangan itu adalah urusan pribadimu. Itu masalah hatimu, kehidupanmu dan tak ada hubungannya dengan keluarga. Kalau kau tak suka pada Steven kami tak masalah Elea, selama kau bahagia kami akan mendukungnya. Baik kau jadi bertunangan atau tidak kami lebih memilih kebahagiaanmu," sahut Thomas kembali.     

"Maaf kak, aku bodoh. Seharusnya aku menceritakan ini pada kakak sebelum acara itu berlangsung, aku waktu itu sangat dilema kak. Apalagi Steven berjanji akan berubah,"ucap Elea pelan sambil tertunduk.     

"Berubah apa...oh Tuhan, Elea Elea Elea kau ini sangat naif. Lebih baik kau sekarang ikuti aku, pergilah ke New York. Lanjutkan pendidikanmu di sana dan jangan pernah beritahukan keberadaanmu kepada siapapun temanmu termasuk Steven si bajingan itu, untuk masalah keluarga aku yang akan memberikan penjelasan kepada Mommy dan Daddy. Kakak harap kau bisa mengambil banyak pelajaran atas apa yang menimpamu saat ini, kau masih terlalu muda untuk masuk ke dalam jenjang hubungan yang serius seperti itu Elea. Umurmu baru dua puluh dua tahun dan untuk seorang wanita itu masih sangat jauh untuk menikah, karena itulah kakak dari awal sudah melarangmu untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang serius dengan Steven.  Tapi kau tak pernah mendengarkan perkataan kakak, kau menganggap bahwa kau sudah siap secara finansial dan rohani. Namun ada satu hal yang kau tak tau Elea, saat kau siap belum tentu pasanganmu siap. Oleh karena itu itu kakak melarangmu, bukan karena kakak tidak setuju atas pilihanmu. Akan tetapi karena kakak khawatir jika kau akan mengalami hal-hal yang tidak pernah diinginkan seperti ini, beruntung kau hanya bertunangan dengan Steven dan belum masuk ke tahap yang jauh lebih dalam lagi. Bayangkan kalau misalkan kalian sudah menikah dan Steven berbuat seperti ini, kau tak akan bisa semudah ini meninggalkannya Elea. Status pernikahan berbeda dengan status berpacaran ataupun bertunangan, di masyarakat kita predikat janda itu masih dianggap buruk. Karena itu kakak berharap kau bisa mengambil pelajaran atas semua yang terjadi ini, ingatlah satu hal Elea 100 kali laki-laki menikah ia tak akan mendapat penilaian buruk di masyarakat akan tetapi berbeda dengan seorang wanita. Sekali wanita itu gagal dalam pernikahan namanya akan dikenal buruk oleh masyarakat, menyandang gelar janda untuk seorang wanita bukanlah hal yang mudah dan beban mental yang harus ia tanggung pun tak semudah yang dikatakan oleh orang-orang." Thomas bicara panjang lebar pada Elea.      

Bukan hanya Elea yang diam saat Thomas bicara, Aaron dan Daniel pun nampak serius mendengarkan perkataan Thomas satu persatu.      

"Kakak seperti ini karena sayang padamu Elea, kau adikku satu-satunya. Kalau kau terluka kakak juga terluka," imbuh Thomas lirih.     

"Kakak…"     

"Kau masih muda Elea, jangan terlalu kau pikirkan masalah ini. Aku dan Aaron akan memberikan pelajaran pada Steven, kau tak usah khawatir," ucap Thomas pelan memotong perkataan Elea.     

"Yes Elea, kau tak usah khawatir. Yang terpenting saat ini kau tenang dulu dan jangan panik, ikuti instruksi yang Thomas berikan." Aaron ikut bicara menambahkan perkataan Thomas.     

"Iya kak, Elea paham. Maafkan Elea yang sudah berbuat onar di kantor kak Aaron," jawab Elea lirih.     

Aaron hanya tersenyum mendengar perkataan Elaa, ia lalu mendekati adik sahabatnya yang sudah dianggap sebagai adik sendiri itu. Dengan perlahan Aaron membelai rambut pirang Elea.      

"Walaupun kakakmu brengsek tapi dia pintar Elea, kau harus belajar banyak dari Thomas,"ucap Aaron pelan sambil terus membelai rambut Elea.     

"Brengsek kau Aaron!!!"sengit Thomas kesal.     

"Kenapa kau harus marah padaku, padahal apa yang baru saja aku katakan adalah sebuah kebenaran hahahaha." Tawa Aaron terdengar keras saat mengejek sahabatnya.      

Elea yang sejak tadi murung ikut tertawa melihat Aaron menghina kakaknya, dari dulu memang Aron dan Thomas selalu bertengkar namun tak pernah serius. Karena mereka sudah bersahabat sejak kecil dan ia pun tau kalau kakak dan kakak angkatnya itu tidaklah pernah serius ketika sedang bertengkar seperti itu.      

Tak lama kemudian Daniel pun mengajak Elea pergi meninggalkan kantor Connery Corporation, menuju apartemen milik Aaron yang biasa dipakai oleh Thomas jika ia berkunjung ke London.      

"Walaupun aku brengsek tetapi aku tak rela adikku mengalami hal seperti ini Aaron," ucap Thomas dingin penuh kemarahan.      

"Maka dari itu lebih baik kau tinggalkan kehidupanmu yang sangat melelahkan itu Thomas, kau memiliki Elea yang merupakan tanggung jawab yang harus kau lindungi. Dia masih terlalu kecil dan naif serta polos untuk menghadapi kehidupan percintaan orang dewasa yang sesungguhnya, aku khawatir jika Elea seperti ini terus ia akan trauma. Maka dari itu kau harus ada disampingnya dan membimbingnya Thomas, paman dan bibi tak akan tau tentang hal ini karena mereka percaya bahwa ia akan baik-baik saja. Kau tau sendiri kan adikmu itu sangat pintar berakting di depan kedua orang tuamu," sahut Aaron pelan.     

Thomas terdiam mendengar perkataan Aaron, ia tak bisa merespon perkataan sahabatnya itu lagi karena apa yang dikatakan Aaron adalah sebuah kebenaran. Elea memang sangat pintar sekali berakting di depan kedua orang tuanya, ia akan tetap berpura-pura tegar walaupun sebenarnya sedang sedih. Dan hal ini membuat Thomas sedih, ia khawatir pada Elea yang tak pernah mau jujur kepada orangtuanya. Elea hanya takut kepada dirinya dan Aaron saja, walaupun sebenarnya rasa takutnya pada Thomas paling besar. Pasalnya Aaron terlalu memanjakan dirinya sejak kecil alhasil ia tak terlalu takut pada Aaron.     

"Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan Aaron?" tanya Thomas lirih sambil menatap ke bawah dimana Daniel dan Elea baru saja masuk mobil yang membawa mereka pergi ke apartemen.      

"Dampingi Elea, dia membutuhkan dukungan darimu. Dan masalah Steven kau tenang saja, aku akan meminta anak buahku mengurusnya. Dia harus membayar mahal atas apa yang ia lakukan karena berani membuat Elea seperti ini," jawab Aaron dengan cepat.      

"Kau mau mengurusnya menggantikan aku?" tanya Thomas kembali tak percaya.     

"Tentu saja, kau tak usah khawatir. Elea juga adikku, jadi aku ikut bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya," jawab Aaron dengan tegas.     

Mendengar perkataan Aaron membuat Thomas tersenyum ia lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat.      

"Thanks Aaron, kau memang yang terbaik," ucap Thomas pelan.     

"Kita bersaudara ingat itu Thomas, kau tak perlu sungkan," bisik Aaron lirih.     

Thomas menganggukkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Aaron, Thomas melepaskan pelukannya pada Aaron saat pintu ruangan Aaron diketuk dari luar. Rupanya anak buah Aaron sudah bergerak dengan cepat, mereka sudah berhasil mendapatkan keberadaan Stephen Dawkins yang ditemukan tengah berada di apartemen wanita selingkuhannya. Mendengar berita itu emosi Thomas langsung naik seketika, ia pun langsung berlari keluar dari ruangan kerja Aaron untuk pergi ke tempat dimana Steven berada saat ini. Melihat Thomas pergi dengan berlari seperti itu membuat Aaron tersenyum, ia lalu mengikuti langkah Thomas pergi ke tempat Steven berada karena khawatir jika Thomas berbuat di luar batas. Dia tau sekali Thomas seperti apa.      

Sementara itu di kantor Muller Finance International yang baru terlihat Jack dan anak buahnya baru saja kembali dari tempat klien, Erick dan team sangat senang karena berhasil mendapatkan klien baru. Hanya Jack saja yang terlihat tanpa ekspresi, ia masih sedikit kesal karena tendernya ditolak salah satu pengusaha besar asal Edinburgh yang sudah Jack incar saat ia membuka perusahaan di London. Saat baru memasuki lobby langkah Jack tiba-tiba terhenti saat melihat klien yang menolak ajakan kerjasamanya kini berdiri didepan kedua matanya.     

"Tuan Daw…"     

"Bantu saya tuan Muller, saya berjanji jika anda menolong saya maka saya bersedia bekerja sama dengan Muller Finance International," ucap klien emas incaran Jack dengan cepat tanpa jeda.     

"Apa yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Jack pelan dengan senyum misterius.     

"Tolong selamatkan anak saya," jawab pengusaha asal Edinburgh itu dengan cepat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.