I'LL Teach You Marianne

Mencoba fokus



Mencoba fokus

0Paul yang baru datang nampak kegirangan saat melihat sebuah motor sport keluaran terbaru bulan ini sudah berada di depan matanya, ia nampak sangat terkesima dengan motor itu. Begitu pula dengan Linda yang sangat takjub dengan motor berwarna hitam itu, dan hanya Anne satu-satunya orang yang nampak sangat bingung dengan keberadaan motor itu. Pasalnya ia sama sekali tak merasa sudah membeli atau memesan sepeda motor yang saat ini sudah dinaiki oleh Paul yang kegirangan karena mengira mendapatkan motor dari Anne.      
0

Drrtt     

Drrtt     

Getaran dari ponsel yang ada di dalam jaket membuat Anne tersadar dari kebingungannya, ia langsung meraih ponselnya dan melihat siapa yang sudah menghubungi dirinya.      

"Jack." Anne bergumam lirih saat melihat nama Jack muncul di layar ponselnya.      

Dengan cepat Anne menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan telepon dari Jack.     

"Hallo…"     

"Do you like it, akh maksudku apakah kurirmu suka dengan motor barunya itu ?"tanya Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.      

"Jadi ini perbuatanmu Jack!!!" jerit Anne dengan keras tanpa sadar.     

Suara Anne yang cukup keras membuat Linda dan Paul yang sedang mengagumi motor sport itu langsung menoleh ke arah Anne yang sedang berbicara dengan Jack di telepon, menyadari ia menjadi pusat perhatian dengan cepat Anne menjauhi Paul dan Linda.      

"Kenapa kau memberikan motor itu Jack, aku tak membutuhkannya!!"hardik Anne ketus.     

"Kau memang tak membutuhkannya, tapi kurirmu butuh itu. Memangnya kau tak kasihan kepadanya? Bayangkan saja Anne, seorang laki-laki harus naik turun bus kota dengan membawa sebuket mawar besar untuk diantarkan ke pelanggan. Satu bulan pertama mungkin ia tak ada masalah, tapi aku jamin bulan selanjutnya ia pasti merasa risih menjadi pusat perhatian di bus seperti itu. Belum lagi kalau bus yang ia naiki sedang kosong, bagaimana kalau penuh? Bisa kau bayangkan betapa sulitnya dia Anne?"tanya Jack pelan.      

Mendengar perkataan Jack membuat Anne terdiam, ia sama sekali tak berfikir ke arah itu. Pasalnya pesanan bunga yang diantar oleh Paul hari ini memang tak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu lima menit naik bus.      

"Paul baru bekerja hari ini, aku tak berfikir ke arah sana Jack," jawab Anne pelan.     

"Aku tau, makanya itu aku memberikan ia motor supaya ia nyaman bekerja," ucap Jack lembut.     

"Bagaimana kalau motor itu dibawa kabur dia Jack, kau kan belum mengenalnya," tanya Anne tanpa sadar.     

Di Dalam mobilnya Jack tersenyum mendengar pertanyaan dari Anne, sebuah pertanyaan yang memang ia harapkan keluar dari bibir Anne.     

"Apapun yang kau percayai maka aku percaya juga Anne, karena kau sudah mempekerjakan Paul di toko bungamu maka aku percaya padanya kalau dia orang baik," jawab Jack kembali.      

Wajah Anne langsung terasa panas mendengar perkataan Jack, tanpa sadar ia menyentuh dadanya yang berpacu sangat cepat.      

"Ya sudah Anne aku hampir sampai di kantor, nanti malam saat kau sudah pulang aku akan menghubungimu kembali." Jack bicara dengan lembut sebelum memutus panggilan teleponnya dengan Anne.     

Anne hanya diam tak bicara apa-apa, bahkan ketika Jack sudah memutus sambungan telepon Anne masih belum menurunkan ponsel pintarnya dari telinganya. Anne masih terhipnotis dengan perkataan Jack yang sebelumnya, ia benar-benar tak mengerti dengan sikap Jack padanya.      

"Kenapa kau harus seperti ini padaku Jack? Aku belum siap jatuh cinta lagi Jack, aku belum siap sakit hati lagi," ucap Anne dalam hati dengan mata berkaca-kaca menatap ke arah motor sport yang sedang dituntun Paul ke arahnya.     

Connery Corporation     

Aaron yang baru kembali dari apartemen untuk mengantarkan Thomas bertemu dengan Elea nampak sedang memijat kepalanya yang terasa sakit, Daniel yang melihat Aaron seperti itu hanya bisa diam. Ia tak berani membuka mulutnya karena takut akan membuat Aaron semakin pusing.     

"Apa yang aku lakukan hari ini salah Daniel?"tanya Aaron pelan.     

"Maksudnya apa bos?" Daniel balik bertanya dengan kebingungannya.     

"Elea, apa yang aku lakukan untuk menolongnya itu salah?"tanya Aaron kembali.     

"Kalau menurut saya apa yang anda lakukan untuk menangkap Tuan Steven itu tidak salah Tuan, pasalnya anda melakukan itu karena diminta oleh Tuhan Thomas dan Nona Elea bukan. Namun kalau anda sudah ikut campur masalah percintaan atau kelanjutan asmara antara Tuan Steven dan Nona Elea itu yang salah Tuan," jawab Daniel pelan dengan hati-hati.     

Mendengar perkataan Daniel membuat Aaron berdiam ia benar-benar dibuat pusing oleh sahabatnya itu, ayah Steven tuan Jason sudah melayangkan gugatan kepada Thomas atas apa yang ia lakukan hari ini Steven di gudang tua. Aaron yang merasa ikut andil dalam hal ini merasa tak bersalah dan tak enak pada Thomas yang dituntut oleh Jason Dawkins.      

"Saya rasa anda tak perlu ikut campur lagi dalam masalah ini Tuan, aku yakin Tuan Thomas pasti bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Kalau anda masih ikut campur dengan apa yang terjadi antara Tuan Thomas dan Tuan Jason Dawkins itu maka anda sendiri yang akan mendapatkan masalah kedepannya Tuan, dalam masalah ini adalah adalah orang lain yang tak berkepentingan sama sekali dalam hubungan mereka. Jadi saya hanya bisa menyarankan kepada anda untuk tidak melanjutkan ikut campur dalam masalah ini, aku yakin Tuan Thomas pasti bisa menghadapi Tuan Jason. Karena seperti yang kita semua tau bahwa keluarga Tuan Thomas bukanlah orang sembarangan, aku sangat yakin ia pasti bisa menghadapi Tuan Jason Dawkins dengan mudah," ucap Daniel kembali mencoba memberi masukan kepada Aaron.      

"Kau benar Daniel, sepertinya aku harus berhenti dan tak melanjutkan untuk ikut campur dalam masalah ini. Biarkan Thomas dan Paman Samuel saja yang menyelesaikan semuanya," jawab Aaron lirih.      

Brakkk     

"Nah ini baru tuan Aaron yang aku kenal!!" Daniel memekik keras sambil memukul meja yang ada di depannya dengan keras sehingga membuat Aaron kaget.      

"Brengsek kau Daniel membuatku kaget saja, ya sudah ayo lanjutkan pekerjaan yang tertunda kemarin. Aku harus mencari cara agar tak harus stay di Northampton," ucap Aaron dengan suara meninggi.      

"Jadi anda tetap tak mau tinggal di Northampton selama beberapa bulan saat proyek itu dibuka Tuan?" tanya Daniel dengan suara meninggi tak percaya, pasalnya pembicaraan terakhir dengan Aaron ia sudah yakin kalau arah akan mau tinggal di Northampton.      

"Aku sudah memiliki asisten hebat sepertimu, jadi untuk apa aku harus stay di Northampton lagi," jawab Aaron dengan cepat sambil tersenyum lebar.      

"Sebentar, jadi maksud anda aku yang harus tinggal di Northampton menggantikan anda selama proyek itu dimulai? Begitu maksud anda Tuan?" tanya Daniel kaget tak percaya.      

"Yupp," jawan Aaron santai sambil meraih berkas penting yang harus diperiksa.      

Mendengar perkataan Aaron membuat Daniel kalang kabut, ia tak setuju dengan keputusan yang baru saja Aaron buat untuk dirinya. Pasalnya jika ia yang ada di Northampton dan mengawasi proyek itu maka semua pekerjaannya akan semakin banyak, dan dengan kata lain ia tak bisa bersenang-senang seperti biasanya. Saat Daniel merengek menolak keputusan yang diberikan olehnya, Aaron hanya tersenyum dan terus membaca berkas yang ada di tangannya. Ia pura-pura tak mendengar semua rengekan Daniel yang menolak perintahnya.      

"Kalau kau menolak perintah yang aku berikan maka jangan salahkan aku jika semua fasilitas yang kau dapatkan saat ini akan aku tarik dan aku limpahkan kepada orang yang akan menggantikan posisimu Daniel," ucap Aaron tiba-tiba.      

Deg!     

Daniel langsung menutup mulutnya dengan rapat ketika mendengar ancaman yang keluar dari bibir Aaron.      

"Kejam," sengit Daniel ketus.     

"Harus, aku bosmu jangan lupa itu. Lagipula kau tak memiliki kekasih di London Daniel, jadi kau tak berat meninggalkan kota ini untuk selama beberapa bulan berbeda denganku yang sudah memiliki Anne," sahut Aaron dengan cepat sambil bangun dari kursinya dan berjalan menuju kamar mandi.     

"Punya Anne bagaimana, hubungan kalian saja belum ada kemajuan," ucap Daniel ketus.     

"Aku mendengarnya Daniel, gajimu dipotong 5 % bulan depan!!!" Aaron berteriak dengan keras dari dalam kamar mandi.     

"Nooo, kau tak bisa melakukan itu Tuan itu adalah aku dan kakak bisa memotong gaji ku!!!!" Daniel menjerit panik sambil berlari ke arah kamar mandi dan menggedor-gedor pintunya dimana Aaron saat ini sedang mencuci wajahnya di dalam kamar mandi.      

Aaron yang masih ada di dalam kamar mandi hanya tersenyum mendengar rengekan dan teriakan Daniel dari depan pintu, sebenarnya apa yang ia katakan itu hanyalah sebuah gertakan dan ia tak mungkin melakukannya karena ia tak setega itu untuk memotong gaji Daniel. Ia hanya kesal kepada Daniel yang berani mengejeknya yang belum berhasil mendapatkan Anne seutuhnya.      

"Sepertinya yang dikatakan Daniel benar, aku harus lebih agresif lagi mendekati Anne. Aku tak boleh kehilangan dirinya Anne harus jadi milikku, milik Aaron Sean Connery," ucap Aaron lirih sambil menatap wajahnya yang sudah basah dengan air.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.