I'LL Teach You Marianne

Jack's Plan 1



Jack's Plan 1

1Sebuah senyum tersungging di wajah tampan Jack saat mendengar perkataan Anne, dengan perlahan ia merapikan rambut Anne yang menutupi wajah cantiknya yang terlihat sedikit pucat dengan kedua mata sembab.     
0

"Maaf, aku salah. Aku tak akan mengulanginya," ucap Jack lembut sambil membelai rambut Anne berkali-kali.     

"Awas saja kau berani bicara seperti itu lagi," sahut Anne dingin dengan setengah mengancam.     

Jack menganggukan kepalanya perlahan mendengar perkataan Anne sambil menarik tangannya turun dari kepala Anne, karena Anne sudah lebih tenang ia lalu meraih gelas berisi air putih di atas meja dan langsung menenggaknya dengan cepat. Setelah merasa lega Jack lalu meletakkan gelasnya kembali diatas meja dan kembali fokus pada Anne yang sejak tadi melihatnya tanpa berkedip.     

"Mau cerita sekarang atau besok?" tanya Jack pelan.     

"Apa aku bisa gila Jack? Mendengar seseorang membahas hal kecil yang berhubungan dengan apa yang sudah aku lewati di masa lalu membuatku tak bisa menguasai diri Jack," jawab Anne lirih.     

"Kalau ada yang harus gila didunia ini hanya ada dua orang yang pantas, yaitu Leonardo Ganke dan mantan sahabatmu yang sudah menjadi istrinya itu yang bernama Steffani," sahut Jack dengan cepat.     

"Jangan sebut wanita itu sebagai sahabatku Jack, aku tak.."     

"Heii heiii...dengarkan aku, kau tak bisa menghilangkan kenyataan itu. Steffani yang saat ini sudah menjadi istri si singa adalah sahabatmu dulunya, kau tak bisa menghapus kenyataan itu Anne," ucap Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Singa?"     

"Leon itu singa bukan?" tanya Jack tanpa rasa bersalah dengan ekspresi tak berdosa.     

Anne tertawa terbahak-bahak saat mendengar Jack mengganti nama Leon dengan sebutan singa, ia tertawa sampai kedua matanya mengeluarkan air mata. Jack yang merasa tak ada yang lucu dengan ucapannya pada awalnya bingung ketika melihat Anne tertawa seperti itu, namun menyadari kalau Anne menyukai perkataannya ia ikut tersenyum walaupun masih tak tau Anne tertawa karena apa.     

"Aku tak tau kalau kau selucu ini Jack," ucap Anne pelan sambil berusaha menahan tawa.     

"Lucu, apanya yang lucu?" tanya Jack bingung.     

"Leon tadi kau menyebutnya singa, itu lucu sekali. Kenapa sejak dulu aku tak menyadari kalau ia adalah singa ya," jawab Anne kembali terkekeh.     

"Wait, jadi kau tertawa karena aku menyebut Leon dengan kata singa?"tanya Jack kembali.     

"Huum." Anne menjawab singkat sambil memegangi kedua pipinya yang terasa sakit karena tertawa.     

"Apanya yang lucu, bukannya Leo adalah singa ya. Kau aneh Anne," sahut Jack pelan sambil bangun dari sofa dan berjalan menuju pantry karena microwave yang ia setting untuk menghangatkan makanan sudah berbunyi.     

Jack rupanya sedang menghangatkan cookies almond buatan Anne yang ia temukan di kulkas, dengan hati-hati Jack memindahkan cookies-cookies itu kedalam piring yang lebih besar. Setelah berhasil memindahkan semuanya Jack lalu membawanya dengan perlahan menuju ke sofa dimana Anne masih duduk dan menatapnya sejak tadi tanpa berkedip.     

"Ambillah jangan sungkan,"ucap Jack pelan pada Anne saat ia baru saja meletakkan piring yang berisi cookies diatas meja.     

"Seharusnya aku yang bicara seperti itu padamu," sahut Anne ketus.     

"No no, aku lah yang lebih pantas mengatakan itu padamu karena aku yang membuat cookies-cookies ini kembali layak makan," jawab Jack dengan cepat sambil menggigit cookies yang baru saja ia ambil dari piring.     

"Akh sudahlah, aku tak pernah bisa menang jika berdebat denganmu," ucap Anne singkat mengakhiri perdebatannya dengan Jack, karena melihat Jack sangat menikmati cookiesnya Anne pun meraih satu cookies dan memakannya setelah dicelupkan ke dalam almond milk.     

Melihat Anne ikut makan membuat Jack senang, ia lalu mengikuti cara makan Anne dengan mencelupkan cookies itu kedalam almond milk milik Anne. Anne yang sedang menikmati cookiesnya sempat akan protes saat melihat Jack mencelupkan cookies kedalam almond milknya, namun karena Jack terlihat sangat menikmati cookiesnya akhirnya ia membiarkan saja apa yang dilakukan oleh Jack. Selama hampir dua menit tak ada percakapan diantara mereka berdua, hanya suara kecapan dari mulut Anne dan Jack sajalah yang terdengar dengan sesekali diiringi suara tawa saat keduanya berebut ingin mencelupkan cookies kedalam almond milk.     

"Aku kenyang," ucap Anne pelan sambil meletakkan potongan cookies ketiganya diatas piring.     

"Ya sudah kalau begitu aku habiskan ya," pinta Jack pelan.     

"Habiskan lah," jawab Anne singkat.     

Karena sudah mendapatkan ijin Jack tanpa ragu memakan semua cookies yang tersisa, sudah lama sekali ia tak memakan cookie-cookies buatan Anne. Anne sendiri memilih meminum air mineral karena gelas yang berisi almond milknya kini sudah dikuasai oleh Jack, tak lama kemudian semua cookies yang ada di piring sudah berpindah ke perut Jack.     

"Kenyang?" tanya Anne lirih, ia takjub melihat Jack menghabiskan dengan cepat cookies yang tersisa.     

"Sebenarnya kalau jujur belum, perutku masih bisa menampung satu mangkuk ramen buatanmu," jawab Jack singkat.     

"Jack..."     

"Hahahaha...just kidding Anne, aku sudah kenyang," sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

Anne hanya diam mendengar perkataan Jack, dengan perlahan ia menyeka sisa air mata di pojok matanya. Melihat Anne membersihkan air mata membuat Jack tergerak, ia lalu meraih tisu dan memberikannya pada Anne.     

"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kemarin kau sudah berjanji untuk melupakan semua yang sudah terjadi dimasa lalumu, lalu kenapa kau begini lagi?" tanya Jack pelan dengan serius.     

"Tadi ada calon pengantin yang datang ke toko, mereka mencari hand bouquet untuk acara pernikahan besok pagi. Pada awalnya semuanya biasa saja, namun saat ada seseorang yang membahas tentang pernikahan dan altar semua yang Leon lakukan padaku dulu kembali berputar dalam ingatanku Jack. Semua cacian dan hinaan bahkan suara botol wiski yang ia pecahkan terdengar dengan sangat jelas di telingaku, aku memang sudah memaafkan diriku yang terlalu lemah dulu dan berusaha untuk tegar. Namun saat ada yang membahas sesuatu yang berhubungan dengan itu semua rasanya ingatan itu kembali datang dan menghancurkan benteng yang aku buat untuk melindungi diriku Jack," jawab Anne jujur.     

"Caramu salah Anne, bukankah aku sudah bilang untuk melupakan semuanya. Kalau aku bilang lupakan semuanya itu artinya kau harus benar-benar melupakan semua kenanganmu dengan Leon, mulai dari awal kau bertemu dengannya sampai terakhir kau bertemu dengan si singa brengsek itu. Bukan membuat benteng pelindung Anne, karena jika kau berlindung di balik benteng itu maka kau akan terus-menerus mengalami hal yang sama seperti ini Anne," sahut Jack dengan suara meninggi, ia kira Anne sudah melakukan apa yang ia perintahkan sebelumnya.     

"A-aku sudah melakukannya Jack, aku sudah melakukan apa yang kau katakan,"Anne terbata mencoba membela diri.     

"No Anne, kalau kau sudah melakukan apa yang aku perintahkan kemarin kau tak akan mengalami ini semua. Kau masih terluka dan sedih seperti ini karena kau masih menyimpan semua luka didalam dirimu, bukankah aku sudah bilang sebelumnya. Lupakan semua kesalahan yang mereka lakukan padamu, anggap semuanya tak pernah terjadi. Kalau kau seperti ini terus kau tak akan pernah bisa bangkit Anne, coba aku tanya sekarang. Kalau kau begini siapa yang rugi? Dirimu sendiri yang rugi Anne, bukan Leon atau Steffi!! Mereka berdua baik-baik saja sekarang, mereka menikmati kehidupan rumah tangga mereka dengan suka cita. Maka dari itu aku bilang padamu untuk melupakan semuanya dan jika itu sudah kau lakukan maka kau bisa membalas mereka, sudah cukup tiga tahun kau dibuat menderita oleh sepasang manusia hina itu. Bangun dan buat mereka menyesal telah melukaimu, tunjukan Anne yang sekarang bukan Anne yang sama seperti tiga tahun yang lalu," ucap Jack panjang lebar.     

"Membalas mereka ?" tanya Anne lirih dengan mata sendu menatap tanpa berkedip ke arah Jack.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.