I'LL Teach You Marianne

Sang pencuri perhatian



Sang pencuri perhatian

0Beruntung Anne diantar oleh Jack ke toko sehingga ia bisa tepat waktu mengerjakan hand bouquet pesanan calon pengantin yang kemarin datang ke toko, dengan menggunakan motor yang dikendarai Paul mereka sampai tepat waktu di hotel tempat jalannya acara. Pada awalnya Anne dan Paul diminta untuk ikut acara pemberkatan namun Anne menolaknya secara halus karena harus pergi ke kampus, begitu juga Paul. Ia tak mau ikut acara itu karena Anne tak ikut.     
0

"Paul…"     

"Ya Nona?"tanya balik Paul dengan keras.     

"Kita cari makan, aku lapar," jawab Anne setengah berteriak karena Paul membawa motor dengan kecepatan tinggi.     

"Ok, pegangan Nona. Kita akan cari di sekitar kampusmu," sahut Paul kembali.     

Anne menepuk pundak Paul sebagai tanda setuju, Paul lalu menambah kecepatan motornya menuju kampus sang bos. Saat hampir sampai di kampus Anne meminta Paul berhenti di sebuah restoran junk food, Anne yang sudah meminta Linda untuk langsung datang ke kampus nampak tersenyum ketika membaca kembali pesan yang dikirimkan oleh Linda. Dimana dalam pesan itu Linda mengatakan sedang dalam perjalanan ke kampus, ia juga membawa dua porsi club sandwich kesukaan Anne.      

"Sudah kenyang?"tanya Anne pelan sambil menyeka bibirnya dengan tissue.     

"Sudah nona," jawab Paul dengan cepat, ia memakan habis semua pesanan tanpa sisa. Hidup lama dijalan membuat Paul menghargai setiap makanan yang diberikan oleh Anne.      

"Ya sudah ayo antar aku ke kampus, Linda juga sudah hampir sampai," pinta Anne pelan sembari berjalan menuju pintu keluar.     

Paul mengangguk kan kepalanya perlahan merespon perkataan Anne, ia lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu keluar. Tanpa banyak bicara Paul lalu naik ke atas motor sport kesayangan yang ia kira dibelikan oleh Anne itu, Anne yang baru pertama kali naik motor bersama Paul nampak tenang dan tak terlihat takut sama sekali.      

Karena jarak kampus UAL yang sudah tak jauh dari restoran junk food hanya membutuhkan waktu selama lima menit saja karena Paul membawa motornya dengan cepat, kedatangan Paul ke area kampus menjadi pusat perhatian baru para gadis. Mereka berbisik-bisik satu sama lain sambil menatap Paul yang masih menaiki motornya bersama Anne, mereka semakin terkejut saat melihat ternyata Anne yang turun dari motor sport itu.      

"Ini helmnya," ucap Anne pelan sambil menyerahkan helm yang baru ia pakai pada Paul.     

"Siap Nona, oh ya bagaimana nanti pulangnya?"tanya Paul singkat sembari memasukkan helm yang dipakai Anne sebelumnya kedalam tas ranselnya.     

"Ada Linda, lagipula kami akan sedikit telat sampai ke toko. Kau bisa kan handle toko sendirian?"tanya balik Anne sambil merapikan rambutnya yang berantakan karena menggunakan helm.     

"Bisa Nona, ya sudah kalau begitu saya permisi Nona. Bunga-bunga di toko memerlukan kehadiranku," jawab Paul mencoba melucu.     

"Haha dasar kau ini, ya sudah sana pergi. Hati-hati dijalan," sahut Anne dengan cepat.     

Paul hanya mengangguk, ia kemudian menyalakan motor sport kesayangannya itu dan pergi meninggalkan kampus UAL. Semua orang yang melihat Anne diantar pria bermotor nampak saling berbisik, seperti sudah menjadi kebiasaan manusia ketika ada melihat sesuatu yang aneh pasti akan dijadikan bahan gosip. Begitu pula dengan tren yang langsung menjadi bahan pembicaraan para mahasiswa, Anne yang menyadari kalau ia menjadi pusat perhatian hanya bisa tersenyum. Karena ia merasa tidak melakukan sebuah kesalahan atau membuat masalah Anne pun memilih mengabaikan mereka semua dan terus berjalan menuju ke dalam ruang kelasnya.      

"Sok cantik sekali dia,"sengit Isabel dalam hati, Isabel yang juga baru datang dan sedang berjalan bersama teman-temannya dari area parkir bisa melihat jelas kalau Anne baru turun dari motor sport yang dibawa seorang pria tampan.     

"Siapa ya itu, dari penampilannya dia seperti anak orang kaya,"     

"Wah beruntung sekali Anne diantar kekasihnya ke kampus naik motor, sangat romantis,"      

"Iya, sudah jarang sekali melihat pria yang mau naik motor sekarang ini,"      

"Aku cemburu padanya,"      

"Aku dengar namanya Anne, dia anak fashion design. Satu kelas dengan Gabriella yang disebut-sebut sebagai mahasiswi tercantik di kelas itu, tapi menurutku justru gadis yang bernama Anne itulah yang paling cantik,"      

"Yes, aku pun setuju. Aku rasa dia juga jauh lebih cantik dari Isabel, tapi anehnya kenapa di forum kampus hanya ada nama Gabriella dan Isabel saja ya yang menduduki peringkat teratas sebagai gadis tercantik di kampus ini? Aneh,"      

"Iya aku juga setuju, seharusnya gadis berlesung pipi itu lah yang menduduki peringkat satu sebagai gadis paling cantik di kampus ini,"     

Suara bisik-bisik para mahasiswa yang melihat kedatangan Anne terdengar sangat jelas saat Isabel dan Gabriella melintas, walaupun keduanya tak berjalan beriringan namun mereka berdua bisa mendengar jelas apa yang dikatakan para pemuda itu. Baik Isabel ataupun Gabriella langsung merah padam wajahnya saat mereka berdua dibandingkan dengan Anne yang disebut-sebut sebagai gadis paling cantik.      

Karena merasa jengkel Gabriella lalu menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras, sehingga membuat para pemuda yang sebelumnya membicarakan Anne langsung menoleh ke arahnya dengan seketika dan langsung menutup mulutnya ketika menyadari keberadaan Gabriela yang terlihat sangat marah itu. Bahkan bukan hanya Gabriella yang akhirnya pergi meninggalkan kerumunan para pemuda itu, Isabel pun melakukan hal yang sama. Ia langsung melanjutkan langkahnya menuju ke kantin mengitari tempat para pemuda itu duduk, padahal sebelumnya mereka sangat senang berjalan ala model di depan para pemuda yang biasa mengomentari penampilan mereka itu. Namun karena pagi ini mereka membicarakan Anne, akhirnya Gabriela dan Isabel pun kehilangan gairah untuk berjalan berlenggak-lenggok di area itu untuk mencari perhatian para pemuda yang sedang duduk di sekitar jalan setapak menuju ruang kelas itu.     

Brakkk!     

Gabriella melempar tas nya begitu saja dengan kasar diatas mejanya, sehingga membuat beberapa mahasiswa lain yang sudah datang di dalam kelas langsung menoleh ke arahnya.      

"Dasar buta, pemuda bodoh. Tak bisa membedakan mana yang berkelas dan tidak," Gabriella mendengus kesal sambil menoleh ke arah meja Anne yang masih kosong, rupanya Anne belum sampai ke ruang kelas.     

"Sudah Ella, jangan dipikirkan. Dia tak ada bandingannya denganmu," ucap salah satu anak buah Gabriella pelan mencoba untuk menenangkan Gabriella yang marah.     

"Iya Ella, tak usah kau ambil hati ucapan para pemuda bodoh itu. Mereka belum kelasku Ella, jadi kau tak perlu mendengarkan perkataan mereka," imbuh gadis lainnya.     

Gabriella yang biasanya tenang ketika mendengar anak buahnya berkata seperti itu kali ini nampak masih sangat kesal, perkataan kedua anak buahnya itu tak mempan sekali untuk merubah suasana hatinya yang sudah terlanjur rusak karena mendengar perkataan para pemuda yang menyebut Anne sebagai gadis paling cantik di kampus. Gabriella yang selama ini merasa hanya memiliki satu saingan saja sebagai gadis paling populer di kampus kini terusik dengan keberadaan Anne, ia merasa sangat kesal saat mendengar Anne dipuja-puja para mahasiswa yang biasa menggodanya itu.      

"Isabel saja sudah memusingkan aku kini ditambah si Anne ini, benar-benar brengsek." Gabriella mengumpat dalam hati saat melihat Anne berjalan masuk kedalam ruang kelas dengan membawa dua kotak susu steril di tangannya.      

Anne sendiri yang tak tau jadi bahan pembicaraan beberapa mahasiswa terlihat berjalan dengan santai menuju mejanya, tak lama setelah Anne duduk dari arah pintu masuklah Linda dengan tergesa-gesa karena kelas akan dimulai.      

"Darimana saja kau Linda?"tanya Anne penasaran saat melihat Linda terlihat sangat kepayahan.     

"Aku tadi mampir di toko makeup yang sedang diskon saat sedang memesan sandwich, untung saja aku cepat tersadar. Coba saja kalau tidak, bisa mati aku tak ikut kelas nyonya Martha," jawab Linda dengan nafas tersengal-sengal karena berlari dari area parkir.      

      

"Bisa-bisanya, kau ini cari masalah saja. Ya sudah minum dulu dan bersihkan dulu keringatmu," ucap Anne pelan sambil mengeluarkan tisu wajah miliknya dari tas.     

"I love you Anne, kalau kau laki-laki aku pasti akan menikahimu," sahut Linda asal bicara sambil meraih tisu wajah milik Anne.     

"Kalau aku laki-laki aku juga akan memilih wanita untuk kujadikan istri Linda." Anne menjawab sarkas perkataan Linda sambil tertawa.      

"Akh sial kau Anne haha," sahut Linda ikut tertawa.     

Tawa Linda terdengar nyaring merespon perkataan Anne, Gabriella yang sejak tadi mood nya sudah rusak karena Anne bertambah kacau saat mendengar Anne dan Linda bergurau. Tak lama kemudian suasana kelas langsung hening saat nyonya Martha sang dosen killer yang tak segan pada siapapun masuk.      

Di ruang kelas Isabel pun terlihat tak bersemangat, ia yang tak pernah mendengarkan perkataan para pemuda yang menggodanya hari ini merasa sangat terganggu ketika mendengar mereka membandingkan dirinya dengan Anne.      

"Anne... Anne, apa bagusnya dia. Dia tak memakai baju branded, tak secantik dan semodis diriku yang model ini. Beraninya mereka membandingkan diriku dengan in yang tidak ada apa-apanya itu," ucap Isabel lirih.      

Edward yang duduk tak jauh dari Isabel nampak heran melihat Isabel yang mendadak pendiam, pasalnya Isabel sangat berisik kalau jam pelajaran akan dimulai.     

"Aku dengar tadi pagi beberapa mahasiswa jurusan desain animasi sedang membicarakan Anne dari kelas fashion designer, sepertinya itu yang membuat mood seorang Isabel hancur pagi ini," ucap salah seorang mahasiswi pelan pada temannya membicarakan Anne.     

"Benarkah? Pantas saja si model kecentilan itu terlihat kacau pagi ini hahaha," sahut mahasiswi lainnya.     

Edward yang mendengar percakapan teman-teman sekelasnya itu langsung mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk karena memainkan ponselnya.      

"Membicarakan Anne, ada apa dengan Anne," ucap Edward dalam hati, ia tiba-tiba langsung penasaran dengan perkataan dua gadis yang duduk di hadapannya itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.