I'LL Teach You Marianne

Mulai menjalankan rencana



Mulai menjalankan rencana

0Semua mahasiswa jurusan fashion design pun akhirnya mengisi form pendaftaran yang berisi keinginan untuk bisa mendapatkan kontrak dengan perusahaan Ganke Inc Production termasuk Anne, ia bahkan terlihat sangat bersemangat. Padahal sebelumnya terlihat tak tertarik sama sekali. Setelah semua mahasiswa mengisi form pendaftaran pelajaran pun dimulai, Anne lalu kembali fokus pada mata kuliah profesor Gilbert begitu pula mahasiswa yang lain.     
0

Sementara itu di ruang kelasnya Edward nampak sangat tak fokus sekali mendengarkan profesor yang sedang mengajar didepan, separuh jiwanya sudah tak ada dikelas lagi. Ia sudah ingin sekali bertemu dengan Anne, mendengar cerita beberapa temannya tadi yang mengatakan kalau Anne jadi bahan pembicaraan para mahasiswa lain membuat Edward tak tenang. Ia ingin tau apa yang membuat mereka membicarakan Anne, apakah dari pakaiannya atau make-upnya.     

"Sabar bos tiga puluh menit lagi," bisik salah satu anak buah Edward perlahan.     

"Fuck, kenapa lama sekali hari ini," jawab Edward pelan.     

"Iya bos, sabarlah sebentar lagi," imbuh anak buahnya yang lain.     

Edward yang sangat tak sabar terlihat sekali, ia berkali-kali melihat jam tangannya. Kelima anak buahnya pun hanya bisa diam ketika melihat Edward gelisah seperti cacing kepanasan, hal yang sama pun nampak terjadi pada Isabel. Ia juga terlihat tak tenang, kejadian tadi pagi benar-benar merusak moodnya. Isabel ingin segera pergi ke bar untuk melampiaskan kekesalannya, dengan minum biasanya ia akan kembali tenang.      

Disaat semua orang sedang kesal pada Anne hanya Anne sendirilah yang tak tau apa-apa, ia tak tau kalau banyak orang yang kacau hari ini karena dirinya. Ia masih terlihat tenang dan fokus pada pelajaran yang diberikan profesor Gilbert, ia kini yakin dengan tujuannya. Yaitu membuat Leon dan Steffi merasakan apa yang ia rasakan dulu seperti yang dikatakan oleh Jack tadi malam, karena itu ia kini berusaha keras untuk belajar agar bisa mengikuti seleksi penerimaan pegawai paruh waktu di kantor animasi milik Leon sebagai fashion designer untuk karakter kartun yang akan segera mereka launching.      

Setelah dua jam berlalu akhirnya bel tanda pelajaran telah usai pun berbunyi, profesor Gilbert lalu menyudahi mata kuliahnya pagi ini. Ia kembali memberikan kata-kata semangat untuk para mahasiswa fashion design untuk terus belajar dengan baik agar terpilih dan bisa bekerja paruh waktu di perusahaan Ganke Inc Production, karena jika bisa masuk ke perusahaan itu maka mereka bisa memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan karir. Dan tidak hanya terpaku pada satu pekerjaan saja sebagai seorang perancang busana melainkan pada bidang yang lain seperti posisi yang sedang diinginkan oleh perusahaan milik Leonardo Ganke.      

"Akhhh lelahnya, ayo makan Anne. Aku lapar, belajar selama empat jam tanpa jeda benar-benar membuatku kelaparan saat ini," ucap Linda pelan sambil meraih tasnya untuk mengambil sandwich yang sudah ia beli sebelumnya.     

"Kita makan di kelas saja?" tanya Anne pelan sambil merapikan laptop dan bukunya ke dalam tas.      

"Iya, aku malas jalan ke kantin. Lagipula aku juga sudah membeli minumannya juga, jadi kita tak perlu pergi ke kantin," jawab Linda dengan cepat sambil mengeluarkan kotak makanannya yang berisi dua club sandwich ukuran besar serta dua botol air mineral ke atas meja.      

"Besar sekali sandwichnya Linda, kita makan masing-masing satu?" tanya Anne tak percaya ketika melihat dua porsi sandwich ukuran paling besar ada di hadapannya saat ini.      

"Yes." Linda menjawab dengan cepat sambil menggigit sandwich yang baru saja ia keluarkan dari dalam tas dengan satu gigitan besar.     

Anne hanya menggelengkan kepalanya perlahan melihat cara makan Linda yang sangat lahap. Karena tergoda oleh aroma sandwich yang dibawa oleh Linda, Anne akhirnya meraih sandwich miliknya yang masih ada di dalam kotak makanan.  Karena merasa tak akan menghabiskan semuanya, Anne membagi dua sandwich itu terlebih dahulu. Ia lalu mengambil setengah potongan sandwichnya dan mulai memakannya sambil membaca pesan yang dikirimkan oleh Paul, hari ini Paul banyak melayani pelanggan yang membeli banyak bunga di toko. Setiap kali ada yang membeli Paul akan langsung mengabarkan kepada dirinya baik dengan jumlah uang yang diterima atau bunga yang berhasil ia jual.      

"Paul?"tanya Linda penasaran.     

"Iya, dia sedang melaporkan kondisi toko," jawab Anne pelan, ia tak mau ada orang yang mendengar percakapannya dengan Linda.     

Linda menganggukan kepalanya perlahan mendengar perkataan Anne, ia tak berkata-kata lagi karena mulutnya masih penuh dengan makanan. Saat Anne dan Linda masih menikmati sandwich tiba-tiba dari arah pintu masuklah Sarah mantan kekasih Edward bersama teman-temannya, mereka menghampiri Gabriella yang sejak tadi juga masih ada di dalam kelas.      

"Maaf membuatmu menunggu lama Ella," ucap Sarah dengan keras saat sudah duduk didepan Gabriella.     

"Its ok, oh ya mana foto-foto yang aku minta Sarah?" tanya Gabriella dengan suara yang tak kalah keras pula.     

Tanpa bicara Sarah kemudian mengeluarkan foto-foto yang diminta Gabriella, rupanya Gabriela meminta foto-foto liburan mereka selama tiga hari di Irlandia. Gabriella yang tau kalau Sarah sangat membenci Anne karena dianggap sudah menggoda Edward memanfaatkan keadaan, ia sengaja memanggil Sarah ke ruang kelasnya untuk diadu dengan Anne. Namun karena Anne tak merespon perkataan mereka, pasalnya Anne masih sibuk makan bersama Linda. Gabriella dan Sarah pun merasa kesal padahal sejak tadi mereka sudah bicara dengan suara yang cukup keras dan berharap agar Anne terpancing provokasi yang mereka lakukan namun, Anne justru tetap makan bersama Linda dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Karena pada dasarnya Anne merasa memang tak memiliki masalah dengan Sarah ataupun Gabriella meskipun sejak tadi kedua Gadis itu berbicara dengan suara yang cukup keras dan mengganggu.     

"Kau sudah kenyang Linda?" tanya Anne pelan kepada Linda yang masih menikmati sandwich-nya, Linda sejak tadi menendang kakinya di bawah meja. Anne sadar kalau sejak tadi Linda merasa tidak nyaman dengan kehadiran Sarah yang berbicara dengan cukup keras bersama Gabriella.     

"No, aku masih lapar," jawab Linda singkat dengan mulut penuh makanan.     

"Ya sudah kalau kau masih lapar kita cari makanan yang lain di kantin," ucap Anne pelan sambil menutup kotak makanan yang masih berisi setengah sandwich miliknya yang masih utuh.     

Linda langsung bangun dari kursinya sambil menggendong tasnya saat Anne selesai bicara, dari tadi memang ia sudah tak nyaman sekali mendengar percakapan Sarah dan Gabriella yang mirip orang bertengkar itu.     

"Aku heran, bagaimana bisa seorang perempuan bisa makan makanan sebanyak itu. Sepertinya didalam perutnya penuh dengan cacing yang terus kelaparan." Sarah tiba-tiba bicara lagi dengan keras menyindir Anne yang akan pergi menuju kantin.     

"Jangan heran Sarah, itu bukan hal baru," sahut Gabriella dengan cepat.     

"Pantas saja dia punya banyak energi untuk menggoda banyak laki-laki, ternyata energinya banyak," ucap Sarah kembali.      

"Wah, kau tau juga rupanya Sarah. Aku kira hanya beberapa orang saja yang tau kalau tadi pagi ia berusaha mencari perhatian banyak mahasiswa pria dari jurusan lain." pekik Gabriella dengan keras menyindir Anne kembali sambil tertawa.     

Mendengar perkataan terakhir Gabriella membuat emosi Linda naik ia terlihat akan melangkahkan kakinya menuju tempat Gabriella, namun Anne langsung menahan langkahnya sambil menggelengkan kepalanya.      

"Mulutnya harus dijahit Anne,"ucap Linda kesal.     

"Sudahlah jangan diladeni, lagi pula kita tak tau siapa yang sedang ia bicarakan sejak tadi jadi kau tak berhak marah seperti itu Linda. Selama mereka tidak menyebut nama artinya kita tak bisa marah pada mereka," bisik Anne kembali sambil mencengkram tangan Linda.     

"Mereka memang tidak menyebut nama Anne, tapi sejak tadi mereka berdua sudah menyindir kita. Memangnya kau tak merasa kalau sejak datangnya Sarah dan teman-temannya itu Gabriella berulang kali menyindir kita?" tanya Linda ketus.     

Mendengar perkataan Linda membuat Anne tersenyum, dengan lembut ia mengarahkan tangannya ke pundak Linda dan menepuknya berkali-kali untuk meredakan emosi Linda yang membuncah.     

"Dengarkan aku Linda, selama mereka tidak menyentuhkan tangannya ke kita atau menyebut nama kita maka kita tak berhak marah. Karena seperti yang kau tau bahwa sejak tadi mereka memang tidak pernah menyebut namamu atau namaku selama mereka berdua berbicara panjang lebar seperti itu, jadi kita tak berhak marah. Kalau kita marah itu sama saja artinya kita merasa seperti yang mereka katakan, padahal aku tidak merasa seperti itu. Memangnya kau merasa seperti yang mereka bicarakan sampai akhirnya kau marah seperti itu?" tanya balik Anne setengah berbisik.      

"Tentu saja tidak, memangnya siapa yang rakus! Aku tidak rakus, aku hanya makan sedikit saja Anne, seseorang bisa disebut rakus kalau ia makan berpuluh-puluh porsi sandwich. Aku kan hanya makan satu porsi saja, jadi bagaimana bisa aku disebut dengan rakus," jawab Linda ketus, ia sangat tersinggung dengan perkataan Sarah dan Gabriella.     

Anne hanya tersenyum mendengar perkataan Linda, ia sebenarnya juga tau kalau sejak tadi Gabriella dan Sarah menyindir dirinya dan Linda. Pasalnya hanya dirinya dan Linda saja lah satu-satunya orang di dalam kelas yang sedang makan.      

Saat baru melangkahkan kakinya menuju ke pintu keluar tiba-tiba masuklah Vince dengan berlari-lari.     

"An-Anne...kau dipanggil ke ruang dosen," ucap Vince terbata-bata.     

"Aku? Ada apa memangnya Vince?" tanya Anne bingung.     

"Entahlah, aku hanya diminta untuk menyampaikan itu padamu," jawab Vince singkat.     

"Oh begitu, ya sudah kalau begitu. Terima kasih Vince informasinya, aku ke ruang dosen sekarang," sahut Anne pelan sambil melepaskan genggaman tangannya dari Linda.     

"Anne…"     

"Its ok, kau ke kantin saja dulu. Nanti aku susul," ucap Anne pelan memotong perkataan Linda.     

"Ya sudah, kalau sudah selesai susul aku ya," pinta Linda kembali.     

"Iya, jangan bawel. Ya sudah aku ke pergi ya, bye Linda." Anne berpamitan pada Linda, setelah berkata seperti itu ia lalu berjalan menuju ruang dosen bersama Vince.     

Sepanjang jalan menuju ruang dosen tak terjadi percakapan antara Anne dan Vince, pasalnya Vince terlihat sangat gugup berjalan bersama Anne. Sementara Anne hanya bisa diam, ia penasaran kenapa dipanggil ke ruang dosen. Saat sudah hampir sampai di ruangan profesor Gilbert langkah Anne langsung terhenti saat melihat Leon sudah berdiri bersama profesor Gilbert.     

"Akh kau sudah sampai Anne, ayo masuk. Tuan Ganke ingin bicara denganmu," ucap profesor Gilbert dengan cepat.     

Anne terdiam beberapa saat mendengar perkataan profesor Gilbert, namun karena sang profesor berjalan mendekatinya akhirnya Anne tersadar dari lamunannya. Sebuah senyum langsung mengembang di wajahnya saat bertatapan muka kembali dengan Leon dalam jarak sedekat ini.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.