I'LL Teach You Marianne

Ajakan bersekutu



Ajakan bersekutu

0Saat kembali dari ruangan Profesor Gilbert, semua siswa yang lain nampak melihat kearah Anne penuh curiga. Hanya Linda dan Vince saja yang terlihat santai ketika melihat Anne masuk dan duduk. Profesor Simon pun harus mengetuk whiteboard untuk mengambil perhatian para siswa yang sedang melihat ke arah Anne yang tengah berjalan, menyadari sang Profesor marah para mahasiswa yang lain langsung kembali fokus ke depan.      
0

"Fokus." Anne berbicara tanpa suara pada Linda yang duduk disebelahnya.     

Linda berdehem pelan sebagai respon untuk Anne, setelah kembali duduk di kursinya Anne kemudian kembali fokus pada pelajaran yang diberikan oleh Profesor Simon. Selama pelajaran berlangsung, Anne masih belum begitu fokus. Pasalnya ia kembali mengingat pertemuannya dengan Leon dan Steffi.     

"Sepertinya kami pasti akan sering bertemu setelah ini," ucap Anne dalam hati sambil terus menatap ke arah whiteboard, dimana profesor Simon sedang menjelaskan materi.     

Anne tersenyum sendiri saat mengingat apa yang sudah dikatakan oleh Jack tadi malam, ia kini sudah yakin dengan tujuannya untuk membuat kedua penghianat itu merasakan apa yang ia rasakan dulu. Saat Anne sedang memikirkan Leon dan Steffi tiba-tiba profesor Simon berjalan mendekat ke arahnya, rupanya sejak tadi profesor Simon memperhatikan dirinya dari depan. Ia merasa kesal dan sedikit terganggu saat melihat Anne tersenyum-senyum padahal ia sedang memberikan pelajaran dengan serius.     

"Marianne, coba jelaskan kembali tentang apa yang saya jelaskan sebelumnya," ucap profesor Simon dingin.     

"Yang bagian mana Prof?"tanya Anne pelan.     

"Fashion dari masa VICTORIAN," jawab profesor Simon singkat.     

Mendengar perkataan profesor Simon membuat para mahasiswa lainnya langsung menutup mulutnya seketika, profesor Simon adalah dosen yang mengajar tentang sejarah fashion di Eropa. Jadi tak heran kalau pelajaran profesor Simon terasa membosankan karena yang dibahas adalah tentang sejarah fashion dari masa ke masa, mulai dari pakaian para bangsawan, baju zirah serta pakaian dalam.      

"Ayo Anne, waktu terus berjalan," ucap profesor Simon kembali.      

Linda yang duduk disebelah Anne nampak menutup rapat bibirnya, pasalnya ia saja yang mengikuti pelajaran profesor Simon dari awal sudah lupa tentang pertanyaan yang diajukan oleh profesor Simon pada Anne walaupun baru dijelaskan dua puluh menit yang lalu.      

"Fashion di era victoria dalam sejarah britania raya adalah periode pemerintahan ratu victoria dari 20 Juni 1837 sampai kematiannya pada 22 Januari 1901. Era ini ditandai oleh periode panjang perdamaian, kemakmuran, kejayaan Britania di kancah internasional, dan tingginya rasa percaya diri nasional warga Britania. Gaya pakaian menawan yang memiliki ciri khas aksesoris renda dan lace. serta potongannya yang mekar. Gaya dress di zaman victoria ini menonjolkan konsep penampilan cantik yang terlihat menawan. Bentuk lengan yang mengembang juga menjadi bagian dari karakteristik pakaian di zaman ini. Lace menjadi aksesoris yang sangat populer pada era ini. Bukan hanya dalam pakaian saja, tapi juga ornamen hiasan rambut dan bros. Gaya Rambut wanita di zaman Victoria  dikenal sering menggunakan tatanan rambut updo yang membuat gaya terlihat anggun dan menawan membiarkan rambut tergerai dengan menambahkan ornamen cantik seperti hair pins,"jawab Anne dengan lancar tanpa jeda.      

Mendengar perkataan Anne membuat seisi kelas langsung hening seketika, bahkan profesor Simon sendiri pun nampak kaget. Pasalnya ia mengira sejak tadi Anne tak memperhatikan pelajaran yang ia berikan karena terus tersenyum sendiri.      

"Bagus, aku suka penjelasan singkatmu ini. Kalau begitu kita lanjutkan pelajaran, semuanya harus fokus. Ingat setelah ini akan ada kuis yang saya berikan, kuis ini akan berpengaruh pada nilai akhir semester kalian," ucap profesor Simon dengan keras sambil berjalan menuju ke depan kembali meninggalkan Anne.     

Setelah Profesor Simon kembali ke depan Linda nampak menyikut lengan Anne dengan perlahan sambil memberikan dua jempolnya ke atas, ia takjub dengan jawaban Anne yang sangat lancar tanpa kesalahan itu. Padahal jelas-jelas ia tau kalau Anne masuk kelas telat dan profesor Simon sudah menjelaskan bagian lain.      

"Fokus Linda, kau tak mau diminta menjelaskan seperti aku tadi kan," ucap Anne lirih setengah berbisik.     

"Aku tau Anne," jawab Linda kembali sambil fokus ke depan dimana profesor Simon sedang memberikan pelajaran kembali.     

Anne hanya tersenyum melihat tingkah Linda, ia lalu kembali fokus dengan penjelasan profesor Simon dan mencoba untuk menghilangkan Leon serta Steffi dari dalam pikirannya.     

Gabriella yang sejak tadi mencuri pandang ke arah Anne merasa kesal, pasalnya ia sudah mengira Anne akan terkena amarah dari profesor Simon.      

"Nasibmu baik Anne, tapi kau tak akan bisa terus bernasib baik. Kau tak berhak menjadi pusat perhatian di kampus ini." Gabriella membatin kesal, ia benar-benar sudah sangat benci pada Anne yang ternyata tak hanya berhasil mencuri perhatian para fansnya akan tetapi mencuri perhatian dosennya juga.     

Setelah dua jam akhirnya pelajaran profesor Simon berakhir, pelajaran tentang sejarah fashion benar-benar membuat para mahasiswa bosan.      

Ketika satu persatu mahasiswa keluar kelas Anne masih sibuk merapikan surat kontrak yang ia bawa dari ruangan profesor Gilbert, dengan hati-hati Anne memasukkannya kedalam tas.      

"Apa yang kau bawa itu Anne?" tanya Linda penasaran.     

"Dokumen dari profesor Gilbert, aku harus membacanya di rumah,"jawab Anne singkat.     

"Dokumen apa?" tanya Linda kembali.     

"Hanya sebuah…"     

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sosok Aaron tengah berdiri di pintu ruang kelasnya, di belakangnya nampak banyak sekali mahasiswi yang memanggil-manggil nama Aaron dengan keras. Gabriella yang kebetulan akan keluar dari ruang kelasnya langsung berdiri mematung ketika melihat sosok Aaron tengah berada di depan matanya, pesona seorang Aaron benar-benar mampu menyihir semua gadis yang ada di kampus seni itu. Diantara para gadis yang mengerumuni Aaron terlihat sosok Isabel, ia bahkan berada di barisan paling depan dan menatap Aaron tanpa berkedip.     

Linda yang sejak tadi bicara dengan Anne langsung menoleh ke arah pintu dengan cepat karena terkejut saat mendengar suara keributan di depan kelas, seketika ia menyentuh lengan Anne ketika melihat Aaron.      

"Anne…"     

"Aku tau Linda," jawab Anne pelan sambil terus menatap ke arah Aaron yang sedang berjalan mendekat ke arahnya itu dengan perlahan.     

Gabriella yang sudah percaya diri sekali kalau Aaron akan menghampirinya nampak merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, namun saat menyadari kalau langkah Aaron ternyata berbelok ke arah barisan kursi yang diduduki oleh Anne ia langsung menurunkan tangannya dari rambutnya dan terus menatap Aaron tanpa berkedip yang terus berjalan mendekati Anne.     

"Ayo pulang," ucap Aaron lembut sambil mengulurkan tangannya ke arah Anne.     

"Kenapa kau datang?"tanya Anne pelan.     

"Menjemputmu, aku belum makan siang Anne. Aku lapar," jawab Aaron singkat.     

Air muak Anne langsung berubah saat mendengar perkataan Aaron yang mengatakan kalau ia belum makan, Anne kembali mengingat perkataan dokter Robin yang mengatakan kalau Aaron punya sakit maag yang cukup kronis.     

Tanpa bicara Anne lalu meraih tangan Aaron dan menariknya pergi dari ruangan kelasnya, ia berjalan dengan cepat meninggalkan Linda. Saat Anne berjalan keluar kelas bersama Aaron, para gadis yang sejak tadi mengikuti Aaron nampak sangat terkejut ternyata pria yang mereka ikuti itu sangat dekat dengan Anne. Mereka hanya bisa diam ketika melihat Anne menyeret Aaron pergi menuju ke mobilnya seperti anak kecil, mereka tak percaya kalau Anne ternyata sangat akrab dengan CEO dari Connery Corporation itu.      

Isabel yang sangat memuja Aaron terlihat sangat marah, kedua matanya memerah menatap Anne masuk kedalam mobil mewah milik Aaron.     

"Apakah kau cemburu melihat Anne dijemput CEO tampan itu?" Gabriella berbisik pelan tepat dibelakang Isabel.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.