I'LL Teach You Marianne

Pengakuan Anne



Pengakuan Anne

0Di dalam mobil Anne tak banyak bicara, ia hanya diam sambil sesekali memainkan ponselnya untuk membalas pesan yang dikirim oleh Linda. Sementara itu Aaron yang sejak tadi bicara nampak diacuhkan oleh Anne, sang driver yang membawa mereka berdua pun hanya bisa diam dan tetap fokus. Setelah berkendara selama hampir dua puluh lima menit mobil yang membawa Aaron dan Anne akhirnya tiba di Alexander The Great, sebuah restoran yang cukup terkenal dan tidak terlalu mahal. Restoran yang ada di 8 Plender Street Bayham Street, London ini cukup terkenal karena menyajikan banyak pilihan makanan untuk para vegetarian.      
0

"Ayo turun," ucap Anne pelan sambil memakai tasnya yang sebelumnya ada di pangkuannya.     

"Kau marah padaku Anne?"tanya Aaron dengan cepat sambil meraih tangan Anne.     

"Bicara nanti, yang penting kau makan dulu," jawab Anne dengan cepat sembari melangkahkan kakinya keluar dari mobil.     

Karena Anne sudah turun dari mobil Aaron pun bergegas turun menyusulnya, tak lama kemudian mereka berdua pun masuk ke dalam restoran yang masih cukup ramai itu. Karena di lantai satu tak ada meja yang kosong, Anne kemudian memutuskan untuk naik ke lantai dua dan pilihannya ternyata ketat karena di lantai dua masih banyak sekali meja yang kosong dan ia bebas memilih tempat untuk duduk.     

Melihat Anne memilih tempat yang dekat dengan jendela besar membuat Aron tersenyum, ia tau kalau Anne menyukai tempat yang sirkulasi udaranya baik. Ketika Aaron dan Anne duduk terlihat seorang pelayan menghampiri mereka dengan membawa buku menu, karena sudah pernah makan di restoran ini sebelumnya bersama Linda ia tak mengalami kesulitan ketika memilih makanan. Anne memilih beberapa macam makanan sehat yang sangat direkomendasikan oleh restoran.      

"Satu bir dan…"     

"Dua air mineral dan dua jus semangka tanpa susu." Anne memotong perkataan Aaron dengan cepat.     

Sang pelayan pria yang bersiap mencatat pesanan dari Aaron sebelumnya nampak tersenyum, ia kemudian mencatat pesanan Anne dengan baik. Setelah Anne selesai ia kemudian menyebutkan kembali pesanan yang diminta oleh Anne dengan cepat termasuk dua jenis minuman yang Anne mau.     

"Makanan akan siap dalam sepuluh sampai lima belas menit, harap ditunggu. Permisi Nona, Tuan." Sang pelayan bicara dengan lembut lalu meninggalkan meja Anne dan Aaron.      

"Kau marah padaku Anne?"tanya Aaron pelan.     

"Tentu saja, aku tak suka caramu. Kau bukan anak kecil lagi Aaron, mau sampai kapan kau seperti ini?"tanya balik Anne ketus.     

"Seperti ini bagaimana, aku tak mengerti dengan arah pembicaraanmu Anne," jawab Aaron bingung.     

"Bukankah tadi kau bilang belum makan siang bukan, sementara sekarang sudah hampir jam setengah tiga sore. Kau punya maag Aaron dan maag itu bukan penyakit yang bisa dianggap enteng, apalagi kau sudah pernah masuk rumah sakit saat maag mu kambuh. Kalau kau tak menyayangi dirimu seperti ini lalu bagaimana kau menyayangi orang lain," Anne bicara panjang lebar dengan suara meninggi, ini adalah pertama kalinya ia bicara dengan nada tinggi pada Aaron.     

Aaron langsung menutup mulutnya saat mengerti kemana arah pembicaraan Anne saat ini, ia memilih diam saat ini karena tak mau membuat Anne semakin marah.      

"Terlalu banyak pekerjaan di kantor yang tak bisa aku tinggal Anne, apalagi ditambah mood-ku yang jelek karena Jack," ucap Aaron pelan mencoba untuk membela diri.     

"Jack?"     

"Iya, Jackson Patrick Muller. Tadi pagi aku melihat kalian keluar bersama dari apartemenmu, karena itulah aku seharian dikantor tak tenang. Bahkan sampai tak nafsu makan,"ucap Aaron jujur sambil menatap tajam kearah kedua mata Anne.     

"Kau mengenal Jack?"tanya Anne pelan tanpa rasa bersalah.     

"Tentu saja, siapa yang tak mengenal pria berdarah Swiss itu. Aku kesal melihatnya keluar dari apartemenmu, apalagi tadi pagi kau juga dirangkul olehnya,"jawab Aaron ketus.     

"Sebenarnya yang terjadi ada…"     

Anne tak menyelesaikan perkataannya karena terlihat seorang pelayan datang membawakan makanan yang sudah dipesan oleh Anne sebelumnya, ia meletakkan dengan perlahan di atas meja dan menatanya dengan apik. Dua gelas jus semangka yang sebelumnya dipesan Anne nampak sangat cantik dan menggoda, warna merah dari semangka terlihat apik saat dipasangkan dengan daun mint dan sepotong lemon yang terpasang di pinggiran gelas.     

"Semua pesanan sudah siap, apa ada yang perlu dibantu lagi Nona, Tuan?"tanya sang pelayan ramah.     

"Tidak Nona, untuk saat ini cukup. Terima kasih," jawab Aaron dengan cepat.     

"Baiklah kalau begitu saya permisi, silahkan dinikmati. Kalau perlu sesuatu jangan sungkan memanggil saya," ucap sang pelayan wanita kembali dengan ramah.     

"Baik Nona, terima kasih kembali," jawab Anne lembut sambil tersenyum.     

Setelah berkata seperti itu sang pelayan lalu pergi meninggalkan Aaron dan Anne berdua dengan meja yang sudah terisi banyak makanan sehat yang sudah dipesan oleh Anne sebelumnya.      

"Kau belum menyelesaikan perkataanmu tadi Anne," ucap Aaron pelan mencoba untuk mengingat kan Anne tentang perkataan terakhirnya.     

"Makan dulu, baru bicara. Aku tak mau kau masuk rumah sakit lagi," jawab Anne singkat sambil meraih gelas berisi jus semangka yang sedari tadi menarik perhatiannya itu.     

Aaron akhirnya mengalah, ia pun mulai menikmati makanan yang dipilihkan oleh Anne. Sebenarnya Aaron bukanlah seorang vegetarian namun saat ia memakan makanan khusus vegetarian yang ada di hadapannya ia menyukainya karena rasanya enak dan tak terasa seperti sedang makan sayuran mentah, melihat air muka Aaron yang berubah membuat Anne tersenyum. Ia pun akhirnya meraih garpu untuk mengambil potongan lemon yang ada diatas udang mentega, dengan tenang Anne menggigit potongan lemon itu. Aaron yang melihat Anne melakukan itu nampak meringis ngilu, padahal bukan dia yang makan lemon tapi dia yang merasakan asamnya lemon itu.     

"Hidupku jauh lebih asam dari lemon ini, jadi bagiku ini tak ada apa-apanya," ucap Anne pelan sambil meletakkan potongan lemon yang dagingnya sudah ia makan diatas piring kecil yang sudah disediakan oleh pelayan sebelumnya.     

"Apa masih banyak hal yang belum aku ketahui tentangmu Anne?"tanya Aaron tiba-tiba.     

Anne yang sedang memakan udang mentega nampak tersenyum mendengar pertanyaan dari Aaron, dengan perlahan ia mengangkat wajahnya dan menatap Aaron dengan senyum manisnya.      

"Apakah maksud dari ekspresi wajahmu ini Anne." Aaron bertanya kembali pada Anne dengan cepat.     

"Mungkin sudah saatnya aku mengatakan ini padamu Aaron…"     

"Mengatakan apa? Apa kau menyembunyikan rahasia besar dariku Anne?"tanya Aaron dengan cepat memotong perkataan Anne.     

Anne meletakkan garpunya diatas piring dengan hati-hati, ia lalu meraih sapu tangan yang sudah disiapkan sebelumnya di atas meja oleh para pelayan restoran. Dengan perlahan ia menyeka bibirnya yang sebenarnya tidak kotor.     

"Aku seorang janda Aaron, aku sudah pernah menikah tiga tahun yang lalu."     

Prank     

Garpu dan pisau yang dipegang oleh Aaron langsung jatuh menghantam piring dan membuat suara yang sangat memekakan telinga.     

"Are you kidding me? It's not funny Anne,"      

"Aku serius Aaron, aku seorang janda," jawab Anne pelan merespon perkataan Aaron.      

Bersambung     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.