I'LL Teach You Marianne

Let's start the game



Let's start the game

0Dengan mengendarai mobil barunya Leon pergi ke alamat yang dikirimkan oleh Anne, ia terlihat sangat bersemangat begitu membaca pesan yang dikirimkan oleh Anne.      
0

"Aku tau rencanaku ini pasti akan berhasil, memanfaatkan kampus itu untuk membuat Marianne mendekat padaku memang ide yang sangat brilian," ucap Leon penuh semangat dalam mobilnya.     

Leon sangat senang ketika Anne menghubungi dirinya, ia yakin kalau Anne masih menyukai dirinya.      

"Kau pasti masih terpikat akan pesona Aku bukan Marianne, aku tau kau tak akan mungkin bisa menghindar dariku Marianne. Aku yakin itu kau masih mencintaiku, lelaki tampan dan kaya sepertiku memang tak akan mungkin ditolak oleh wanita manapun." Leon bicara sendiri dan memuji ketampanan serta kekayaannya, dua hal yang sangat ia banggakan selama ini.      

Sebenarnya tanpa sepengetahuan Steffi, selama ini ia memiliki banyak wanita simpanan di Berlin. Para wanita cantik nan seksi yang akan memuaskan dirinya ketika ia bosan kepada Steffi, sebagai pengusaha yang masuk dalam jajaran tiga besar pengusaha paling kaya dan sukses di Berlin pesona seorang Leon memang tak bisa dilewatkan oleh para wanita yang menggilai uang. Karena itulah kali ini ia sangat yakin kalau Anne pun tak akan bisa menolak pesonanya, apalagi dengan uang yang ia miliki saat ini jauh lebih banyak dari saat terakhir kali ia bertemu dengan Anne dua tahun yang lalu.      

"Tak ada wanita yang bisa menolak uang dan pria tampan sepertiku, termasuk kau Marianne. Ternyata semudah ini aku mendapatkanmu lagi, semudah aku mencampakkanmu dulu," ucap Leon dalam hati, ia pun menambah kecepatan mobilnya untuk segera pergi ke tempat dimana Anne sudah menunggunya.      

Setelah memacu mobilnya selama tiga puluh menit Leon akhirnya tiba di sebuah tempat yang ternyata adalah sebuah taman bermain yang ada di pusat kota London, senyumnya mengembang ketika melihat Anne sedang duduk di bangku taman dengan memangku bekas yang tadi pagi diberikan olehnya. Ketika sudah memarkirkan mobilnya dengan baik Leon kemudian keluar dari mobilnya dan langsung menghampiri Anne, langkah kakinya terasa sangat ringan. Saat sudah dekat dengan Anne wajah Leon memerah karena terpesona melihat penampilan Anne yang sangat anggun malam ini, Anne memakai dress sepanjang lutut bermotif bunga yang didominasi warna pastel . Ia juga menggerai rambut brunette panjangnya dan memulas bibirnya dengan lipstik warna merah darah yang membuatnya terlihat berani, ditambah dengan pose duduk tegapnya yang membuat dirinya semakin anggun bak putri raja.      

"Marianne…"     

Mendengar namanya disebut Anne langsung menoleh ke arah kiri dan berusaha tersenyum untuk menutupi keterkejutannya, ketika melihat Leon sudah berdiri di hadapannya. Padahal ia mengira Leon akan datang lebih lama mengingat ini sudah malam.      

"Apa aku membuatmu menunggu lama?"tanya Leon terbata, ia masih terpesona akan penampilan Anne.     

"Tidak, aku baru sampai sekitar sepuluh menit yang lalu," jawab Anne sambil tersenyum.     

"A-aku sangat senang sekali kau menghubungi aku terlebih dahulu, aku benar-benar tak menyangka akan bisa bertemu denganmu berdua seperti ini,"ucap Leon gugup, ia benar-benar tak bisa menguasai dirinya yang terpesona akan kecantikan dan pesona Anne.     

"Ambil ini,"pinta Anne pelan sambil mengacungkan surat kontrak pada Leon.     

"Kau sudah menandatanganinya? Wah cepat sekali, aku semakin tak sabar untuk bisa bekerja satu kantor dengan…"     

Deg     

Leon tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat surat kontrak yang diberikan oleh Anne ternyata masih kosong, Anne belum membubuhkan tandatangan diatas kolom yang tertera namanya.     

"Kenapa belum kau isi Marianne?"tanya Leon sedikit kecewa.     

"Aku menolak bekerja magang di kantormu, setelah aku membaca semua isi perjanjian itu aku merasa sangat dirugikan sekali. Sebagai seorang visualis untuk karakter dalam film animasi itu aku merasa dirugikan, tak ada kesejahteraan apapun yang aku dapatkan jika bekerja di perusahaan mu. Baik dari jabatan, gaji dan keleluasaan waktu dalam bekerja, karena itu aku menolaknya. Terima kasih karena sudah menawarkan aku posisi ini, mungkin kau bisa memberikan kesempatan ini pada mahasiswa lainnya," jawab Anne dengan tegas sambil menatap tajam ke arah Leon, sebuah tindakan yang tak pernah ia lakukan selama ia menikah dengan Leon dulu. Jangankan membalas perkataan Leon, mengangkat wajahnya untuk menatap Leon saja dulu Anne sangat takut.      

"Me-memangnya apa yang kau inginkan Marianne?"tanya Leon kembali.     

"Kau." Marianne menjawab dengan cepat.     

Blush!      

Wajah Leon langsung memerah seketika saat mendengar perkataan terakhir dari Anne, dadanya terasa sesak seperti akan meledak.      

"Maksudku, kau harus merubah semua isinya. Kalau kau tak merubahnya maka aku tak akan setuju untuk bekerja di kantormu," imbuh Anne dengan cepat sambil menahan tawa ketika melihat wajah Leon yang terlihat salah tingkah.     

"Isi kontrak maksudmu Marianne?"tanya Leon pelan, ia terlihat sangat kecewa saat mendengar perkataan Anne kembali.     

"Yes, tapi kalau kau tak bersedia ya sudah aku tak memaksa. Mungkin memang aku tak berkesempatan untuk bisa bekerja di kantormu, jadi tak masalah,"jawab Anne pelan sambil berusaha bangun dari kursi taman tempatnya duduk.     

Saat Anne berdiri keindahan tubuhnya semakin terpampang nyata di hadapan Leon, lekuk pinggang Anne yang indah terlihat sempurna dengan sepasang payudara indah yang ukurannya sangat pas di tubuh Anne. Tidak kecil dan tidak besar namun entah mengapa justru karena itu ia terlihat sangat memukau, belum lagi dengan bentuk panggul dan bokong yang indah. Leon benar-benar gila melihat Anne seperti itu, belahan dress yang sampai lutut membuat Anne benar-benar sempurna.      

"Ya sudah kalau begitu aku permisi, terima kasih sudah mau menemui aku. maaf mengganggu waktu anda Tuan Ganke dan sampaikan permintaan maafku juga kepada istri anda, karena aku meminta bertemu anda semalam ini," pamit Anne pelan.      

"Tunggu Marianne, aku belum selesai bicara," pinta Leon pelan.     

Anne langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar permintaan dari Leon, ia menoleh ke arah Leon sambil tersenyum.      

"Ada dua hal yang harus anda pahami Tuan Ganke, yang pertama tolong jangan panggil aku Marianne. Cukup panggil Anne saja dan yang kedua adalah kita saat ini sedang berbicara di tempat umum di malam hari, aku tak mau ada orang yang melihat kita berbicara seperti ini lalu timbul sebuah kesalahpahaman. Aku tak mau nama besar anda tercoreng karena gosip murahan, oleh karena itu lebih baik kita sudahi pembicaraan kita sampai di sini saja karena apa yang ingin aku sampaikan kepada anda sudah semuanya aku katakan. Dan sebenarnya aku juga tidak berhak memaksa anda untuk menyetujui permintaanku tadi, hanya saja karena aku merasa apa yang sudah tertulis di kontrak itu tidak sesuai maka dari itu aku memutuskan untuk tidak menandatanganinya. Kecuali anda merubahnya sesuai dengan permintaan ku sebelumnya, itupun jika anda berkenan. Kalau anda tidak berkenan mungkin memang aku tidak ditakdirkan untuk bekerja di perusahaan anda," ucap Anne panjang lebar sambil tersenyum.     

Leon seperti tersihir akan kecantikan Anne, ia tak bisa membuka mulutnya saat Anne bicara. Belum pernah ia seperti ini sebelumnya ketika melihat wanita, bahkan saat bersama Steffi sekalipun.      

"Baiklah kalau begitu saya permisi tuan Ganke dan terima kasih sekali lagi atas waktu yang sudah anda sisihkan untuk bertemu dengan aku, selamat malam," imbuh Anne kembali, setelah berkata seperti itu dan kemudian berjalan kembali menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berada saat ini.      

Saat melihat Anne pergi Leon hanya diam, ia tiba-tiba merasakan ada ruang kosong dalam hatinya ketika melihat Anne pergi.      

"Aku Leonardo Ganke bersumpah akan membuatmu kembali jadi milikku Marianne, kau akan jadi istriku lagi." Leon bergumam lirih saat melihat mobil Anne makin pergi menjauh.     

Sementara itu di restoran Steffi masih menatap lilin yang sudah hampir mati di hadapannya, semua makanan mewah yang terhidang di depan matanya tak disentuh lagi sejak Leon pergi.      

"Kau kemana Leon, kenapa kau menonaktifkan ponselmu bukankah tadi kau bilang kau tak akan pernah mematikan ponselmu karena takut ada rekan bisnis yang menghubungimu. Tapi kenapa sekarang kau matikan Leon hiks, kau sebenarnya kemana dan bertemu siapa sampai harus mematikan ponsel seperti ini Leon. Ini adalah hari istimewa kita Leon, kenapa kau harus melakukan ini padaku...hikss hiksss…"      

Steffi menangis sendiri di mejanya, sudah tak terhitung banyaknya orang yang duduk dan bersih di ganti di sekitar mejanya. Sampai akhirnya seorang pelayan datang menghampiri dirinya dan memberitahukan kalau restoran akan ditutup karena sudah malam. Dengan langkah gontai Steffi berjalan keluar dari restoran, angin malam yang dingin langsung menerpa tubuhnya yang sedang memakai pakaian yang sedikit terbuka.      

"Kenapa kau lakukan ini padaku Leon, kenapa kau tinggalkan aku sendirian di restoran di hari spesial kita,"isak Steffi lirih penuh kesedihan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.