I'LL Teach You Marianne

Jerat masa lalu



Jerat masa lalu

0Setelah mobil yang membawa Jack, Alice dan Erick pergi Anne lalu dibawa kembali naik ke lantai dua oleh seorang pelayan, pelayan itu tak kesulitan membawa Anne baik ke lantai dua pasalnya rumah Jack memiliki lift pribadi yang cukup untuk tiga orang dewasa.     
0

"Kalau anda perlu sesuatu jangan sungkan menghubungi saya ya nona,"ucap Susan sang pelayan setengah baya pada Anne ketika sudah sampai di kamar kembali pasca mengantar Jack pergi kekantor.     

"Iya nyonya…"     

"Jangan!!! Jangan panggil saya nyonya, panggil nama saja nona. Saya hanya pelayan di rumah ini." Susan menjerit keras saat Anne menyebut nyonya pada dirinya.     

Anne yang bingung dengan perkataan Susan nampak menyipitkan kedua matanya,"Memangnya kenapa aku tak boleh memanggilmu nyonya? Usiamu jauh lebih tua dariku."     

Pelayan baru dirumah Jack itu tersenyum mendengar perkataan Anne, perlahan ia mendorong Anne menuju ranjang.     

"Dalam dunia pelayan itu adalah hal yang wajar nona, meskipun aku seratus tahun lebih tua dari anda sekalipun Anda tak diizinkan memanggilku nyonya. Karena andalah sang nyonya di rumah ini,"jawab Susan lembut.     

"Nyonya rumah apa? A-aku hanya teman, aku dan Jack hanya teman."Anne berusaha mengklarifikasi perkataan Susan dengan cepat.     

"Mungkin anda hanya menganggap tuan teman, tapi saya yakin tuan tidak menganggap anda teman nona. Dari cara Tuan menatap anda saja saya sudah bisa menebak kalau tuan memiliki perasaan lain pada anda,"ucap Susan kembali.     

Anne menelan salivanya. Perlahan ia menundukkan kepalanya menatap kaki kirinya yang masih terbalut perban elastis yang baru saja diganti dokter Pierre, dokter pribadi Jack. Ia menghela nafas panjang sembari menutup mata indahnya. "Jack terlalu sempurna, apalagi untukku yang penuh kekurangan ini Susan."     

Susan menipiskan bibirnya, mendengar perkataan nona cantik yang harus ia layani itu. "Untuk menjadi pasangan dari seorang pria kita tak perlu menjadi sempurna nona, cukup dengan kita menjadi diri kita sendiri saja itu sudah cukup. Seorang pria yang benar-benar tulus mencintai wanita pasti akan menerima kekurangan dan kelebihan wanita itu sendiri, tanpa harus meminta wanitanya berubah."     

Kepala Anne yang menunduk perlahan terangkat, ia kemudian menatap Susan yang sudah berlutut di hadapannya. Bibir pucat Anne sedikit bergetar mendengar perkataan Susan, ia bukankah gadis bodoh yang tak bisa membedakan perhatian seorang pria yang menyukainya. Hanya saja karena terlalu banyak luka yang menyayat hatinya, Anne menjadi seperti ini. Pura-pura acuh dan menyimpan dalam perasaannya.      

"Jack masih memiliki kenangan dengan masa lalunya Susan dan aku tau masa lalunya itu sangat melekat dalam hatinya, karena itulah aku tak mau masuk ke dalam dirinya. Aku dan Jack sama-sama pernah terluka, karena itulah aku tak mau membuat ia merasakan luka yang sama lagi karena aku. Maka dari itu aku tak mau memberinya harapan apapun, aku masih memiliki keinginan lain dan tak mau merepotkan Jack,"ucap Anne panjang lebar dengan sebuah senyum datar.      

"Kalau anda merasa itu adalah pilihan yang terbaik maka saya tak bisa bicara apapun karena saya adalah orang lain di hidup anda, namun saya hanya ingin berpesan pada anda sedikit nona. Jangan terlalu lama larut dalam luka yang pernah kau rasakan hidupmu ada di masa sekarang dan terus berlanjut, anda harus tetap berjuang dan melanjutkan hidup. Memang sakit kalau kita pernah merasakan kegagalan, tapi percayalah tidak ada kegagalan di dunia ini yang tidak membawa berkah. Setiap perjalanan hidup yang dilalui oleh manusia pasti memberikan sebuah pelajaran baru, termasuk luka dan kecewa yang pernah kau rasakan nona. Percayalah nona, ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya adalah untuk membuat umatnya lebih kuat dan tegar menjalani kehidupan yang lebih keras di depan sana. Jadi jangan pernah menyesali atau meratapi segala sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu nona, percayalah kehidupan anda di depan 100 kali lebih indah dari yang anda bayangkan selama ini,"kata Susan lembut mencoba untuk memberikan sedikit masukan pada Anne.      

"Aku tau Susan, karena itulah aku mencoba untuk bangkit dan berusaha menata hidupku lagi. Aku juga sudah lelah terjebak dalam perasaan ini, aku sedang mencoba untuk hidup menjadi Anne yang baru yang tak lemah dan mudah ditindas. Namun kadang kala saat aku sedang lelah tiba-tiba kenangan buruk itu kembali datang Susan, seolah kenangan itu tak ingin melepaskan aku dan terus menjeratku dalam dunia gelap tanpa cahaya,"jawab Anne lirih tanpa sadar.     

"Kalau memang kenangan buruk itu sudah melekat kuat di dalam diri anda, maka satu-satunya cara yang dapat anda lakukan adalah membuat kenangan indah yang dapat membunuh kenangan kenangan buruk itu nona. Percayalah senyuman itu jauh lebih indah daripada tangis dan air mata nona, dengan tersenyum kita bisa melupakan semua kesedihan yang ada di dalam diri kita. Meskipun sulit pada awalnya tapi percayalah perlahan-lahan kesedihan itu akan menghilang dengan sendirinya, jika anda terus meyakinkan diri anda bahwa sekarang anda bahagia dan jauh lebih baik daripada sebelumnya maka kenangan buruk itu akan menghilang sendiri dari diri anda nona,"imbuh Susan kembali.     

Anne memejamkan kedua matanya kembali seraya menghembuskan nafas panjang, sudah banyak perkataan seperti ini yang ia dengar dari Jack. Hanya saja setiap ia akan melakukan nasehat yang Jack berikan rasanya terlalu sulit, dikhianati, dihina, dicurangi, dimanfaatkan dan diabaikan benar-benar sudah membuat luka yang sangat besar dalam diri Anne. Dan tak mudah untuk mengobatinya, meskipun berkali-kali ia berusaha mengabaikan semua itu namun setiap kali ia mencoba untuk bangkit jerat-jerat hitam dari luka yang membekas dalam dirinya membuatnya takut untuk melangkah.      

"Aku kini sudah jauh lebih baik Susan, aku sudah bisa berdamai dengan diriku. Aku juga sudah melupakan mereka yang menyakitiku, meskipun tak mudah tapi aku berusaha untuk bangkit dan melanjutkan hidupku lagi. Akan tetapi seperti yang aku katakan sebelumnya tadi bahwa aku tak mau membuat Jack kembali merasakan luka yang sama karena aku, dia berhak dan pantas bahagia dengan wanita lain,"ucap Anne lirih.     

Susan tersenyum mendengar perkataan nona cantik yang ada di depannya, sebagai orang yang sudah memiliki banyak pengalaman hidup ia menduga Anne pasti memiliki kejadian buruk yang menimpanya di masa lalu. Sampai akhirnya ia menjadi seperti ini, dengan lembut Susan membantu Anne naik ke ranjang.      

"Percayalah nona, orang-orang yang sudah melukai anda pasti hidupnya tak tenang sekarang. Setiap perbuatan pasti akan ada karmanya nona, Tuhan itu adil nona." Susan bicara lagi sambil membantu Anne duduk dengan nyaman.      

"Aku tau Susan, Tuhan pasti adil," jawab Anne lembut.     

"Baiklah kalau begitu sekarang anda istirahat saja nona, kalau anda membutuhkan saya jangan sungkan memanggil saya,"ucap Susan kembali.     

"Iya aku tau, terima kasih atas semuanya Susan."     

Dengan senyum tersungging Susan merespon perkataan Anne, tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan kamar Anne. Membiarkan Anne istirahat seperti petunjuk dokter Pierre sebelumnya, yang mengharuskan Anne banyak istirahat dan jangan terlalu banyak menggerakkan kakinya supaya kakinya cepat sembuh.      

Setelah Susan pergi meninggalkannya sendiri, Anne lalu meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Sejak tiba di rumah Jack tadi malam ia belum mengaktifkan ponselnya sama sekali, Anne berniat untuk mengabari Linda supaya tak khawatir padanya. Saat Anne berhasil mengaktifkan ponselnya, ada dua nama yang sangat ia kenal yang terlihat mengirimkan paling banyak pesan padanya.      

"Aaron, apa dia sudah tak marah padaku," ucap Anne lirih saat melihat ada sekitar empat puluh pesan yang dikirimkan Aaron padanya.     

"Akh sial," Anne memekik kecil saat tak sengaja menerima panggilan video dari Leon, padahal niat awalnya adalah ingin membuka dan membaca pesan dari Aaron.     

"Marianne...kau baik-baik saja kan? Kenapa aku menghubungimu sejak kemarin tak berhasil?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.