I'LL Teach You Marianne

Giselle's plan



Giselle's plan

0Alih-alih mengulurkan tangannya pada pria yang mendekatinya secara tak terguda Jack justru menghadiahkan bogem mentah ke perut pria itu.     
0

Bruk     

Secara otomatis pria asing itu pun langsung jatuh berlutut dihadapan Jack karena tak siap mendapatkan pukulan pada perutnya.     

"Jack, apa yang kau lakukan!!"jerit Anne kaget, ia tak percaya Jack akan langsung melayangkan pukulannya pada pria yang tak di kenal itu.     

Jack langsung menoleh ke arah Anne sembari menyunggingkan senyum. "It's ok babe..dia hanya arrghh.."     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia langsung tertunduk karena pria yang sebelumnya ia pukul melayangkan pukulan padanya, Nicholas yang melihat hal itu langsung berlari mendekati Jack dan bersiap mengeluarkan pistol yang selalu tersimpan di pinggangnya.     

"Nick, stop."     

Nicholas yang menghunuskan pistolnya pada pria yang ada dihadapan sang tuan nampak bingung, ia tak mengerti kenapa tak boleh membalas pria yang sudah memukul tuannya itu.     

Dengan cepat Jack berdiri dan langsung memeluk pria asing itu sambil tersenyum lebar, yang mana hal ini membuat Anne yang sedang menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya memekik kecil begitu juga dengan Nicholas, pria itu bahkan hampir menjatuhkan pistol yang ada ditangannya.     

"Kenapa kau tak mengabariku kalau kembali, brengsek,"umpat Jack dengan keras saat sudah melepaskan pelukannya.     

"Harus dengan apa mengabari Tuan Clarke yang terhormat ini, Jack? Aku tak punya cara untuk menghubunginya,"jawab pria itu sambil tersenyum.     

"Dasar bajingan, oh iya ayo aku kenalkan pada istriku,"ucap Jack kembali sembari melingkarkan tangannya pada leher pria itu dan berjalan mendekati Anne yang masih menutup mulutnya dengan kedua tangannya.     

Anne menatap Jack dengan tatapan bingung, Jack tersenyum saat menyadari kebingungan Anne dengan apa yang baru saja terjadi. Secara cepat ia pun melepaskan rangkulannya pada pundak Shane, sang pemilik restoran yang tak lain adalah salah satu teman baiknya dulu saat masih bersekolah. Ketegangan di wajah Anne pun hilang saat mendengar penjelasan sang suami, begitu juga dengan Nicholas. Pria itu langsung menyimpan pistolnya ke balik pakaiannya lagi.     

"Aku baru kembali satu bulan yang lalu dan jujur saja aku sangat kaget dengan semua yang terjadi denganmu, Jack. aku tak menyangka kalau kau masih memiliki seorang kakek yang kaya raya di Luksemburg, sangat Tuhan adil sekali,"ucap Shane berapi-api merespon perkataan Jack.     

"Tuhan tidak adil? Dibagian mana tidak adilnya?"tanya Jack dengan suara meninggi.     

"Nama belakangmu, bukankah saat kau menggunakan nama Clarke kau sudah kaya tapi sekarang lihat kau menggunakan nama belakang kakekmu. Siapa yang tak tahu soal legenda keluarga Clarke yang berasal dari Luksemburg itu, hah? Kau itu sudah kaya dengan nama Muller dan kini kau menggunakan nama Clarke, akh damn. Semua hartamu pasti tak akan habis sampai tujuh generasi selanjutnya,"jawab Shane dengan cepat tanpa rasa sungkan, Shane adalah salah satu teman Jack saat masih sekolah di sekolah menengah lanjut yang mana mereka berada dalam satu tim basket yang sama selama tiga tahun. Dan seorang Shane memang memiliki sifat yang asal bicara seperti itu sehingga Jack sama sekali tak tersinggung dengan ucapannya.     

Jack tertawa lebar mendengar perkataan Shane. "Tuhan adil padaku, Shane. Dia tak tega melihatku seorang diri di dunia yang kejam ini, jadi Tuhan mengantarkanku pada kakek kandungku dan memberikan aku seorang istri yang sangat baik dan cantik seperti ini." Jack langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Anne dengan posesif setelah bicara seperti itu.     

Wajah Anne bersemu merah saat mendengar perkataan Jack, ia bersyukur saat ini matahari sudah benar-benar tenggelam. Karena jika tidak maka wajahnya yang merah pasti akan terlihat.     

"Jangan pamer kemesraan dihadapanku, brengsek. Oh iya Anne kalau boleh tahu kapan kau akan melahirkan?"tanya Shane penasaran.     

"Dalam dua bulan lagi,"jawab Anne lembut sambil meraba perut buncitnya.     

"Anakmu harus menjadi gadis yang cantik dan pintar sepertimu, jangan seperti ayahnya yang brengsek ini, ya,"sahut Shane dengan cepat tanpa rasa bersalah.     

"Fuck you, dia putriku tentu saja dia akan memiliki beberapa sifatku,"sengit Jack dengan cepat.     

Shane tertawa lebar. "Tapi dia seorang gadis, Jack. Biasanya seorang gadis itu tak akan menuruni sifat ayahnya, jadi kau jangan berharap banyak."     

"K-kau..."     

"Sudah..sudah...berhenti dulu, nanti lagi lanjutkan perdebatan kalian. Itu ada pelayan datang membawa makananku." Anne langsung memotong perkataan Jack dengan cepat sambil menunjuk ke arah empat pelayan yang sedang berjalan ke arah mereka.     

Jack pun langsung tersenyum saat melihat Anne sangat bersemangat ketika melihat makanannya datang, dengan cepat Jack pun memberi ruang pada para pelayan itu menyajikan makanan diatas meja mereka. Jack melingkarkan tangannya kedepan perut Anne, melindungi Anne dan putrinya dari hal-hal yang tak diinginkan. Melihat cara Jack melindungi istrinya membuat Shane tersenyum, tanpa diketahui Jack pria itu mengambil foto mereka dan mengirimkannya pada grub chat reuni sekolah mereka yang sudah dibentuk. Selain foto Shane juga menuliskan kata-kata manis yang memuji cara Jack melindungi istrinya.     

"Kau beruntung mendapatkan Jack, Anne,"ucap Shane pelan setengah berbisik pada Anne saat Jack sedang mencuci tangannya di wastafel.     

"Benarkah?"     

"Iya, suamimu adalah seorang penyayang. Aku berdoa semoga kalian berdua selalu bahagia, jaga temanku yang pemarah itu baik-baik ya,"imbuh Shane dengan cepat karena Jack sudah berjalan kembali ke arah mereka.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Shane, sebuah senyum juga merekah diwajahnya. Jack benar, sepertinya Shane pria baik dan Anne menyukainya.     

"Racun apa yang kau bisikkkan pada istriku, brengsek?"hardik Jack ketus saat sudah duduk kembali disamping Anne.     

Anne menggelengkan kepalanya sambil meraih tangan Jack. "Shane sedang memintaku untuk jangan sungkan mengkritik masakan para kokinya, Jack. Jangan menuduh yang tidak-tidak."     

"Benarkah?"     

"Sure, apa kau tak percaya pada istrimu sendiri?"Shane langsung merespon perkataan Jack dengan cepat sembari meraih gelas yang sudah berisi wine dari atas meja.     

Jack menatap Anne dan Shane secara bergantian, meski sedikit tidak yakin namun akhirnya Jack pun memilih untuk mulai menyiapkan makanan untuk Anne. Ia memilih mengabaikan Shane yang sedang menggodanya dengan cara menawarinya minum, Anne hanya tersenyum kecil melihat sikap yang Jack tunjukkan saat ini.     

Setelah hampir semua makanan berada diatas piringnya Anne pun mulai memakannya, seperti biasanya ia akan mencicip sedikit demi sedikit pada setiap makanan sebelum menentukan pilihan harus makan yang mana. Cara yang Anne lakukan benar-benar sangat elegan dan hal itu dipuji Shane dalam hati.     

"Katakan padaku Jack, dimana kau menemukan wanita sesempurna istrimu ini? Sepertinya aku juga harus mengikuti caramu dalam mencari seorang istri,"ucap Shane serius, ia tak tahan bertanya ini pada Jack karena sangat terpesona dengan cara Anne makan yang sangat anggun dan penuh tata krama.     

Jack terkekeh. "Bukankah kau mengatakan tak ingin menikah seumur hidup?"     

"Akh aku batalkan hal itu, sepertinya menikah itu menyenangkan. Cepat jawab aku brengsek, jangan mengalihkan pembicaraan,"jawab Shane ketus.     

"Kau tak akan menemukan wanita seperti istriku, karena Tuhan hanya mencipkannnya satu dan itu untukku. Lebih baik kau cari sendiri saja wanita idamanmu, brengsek. Jangan bermimpi kau bisa mendapatkan wanita seperti istriku,"ucap Jack pelan sambil menggeser tempat duduknya ke arah Anne,     

"Dasar brengsek sialan, begitu saja pelit. Tak mau berbagi infomasi dengan..."     

Shane menghentikan perkataannya saat melihat ponselnya tiba-tiba mendapatkan banyak sekali pesan masuk yang berasal dari grub chat yang dibuat Giselle untuk melakukan reuni dalam beberpaa hari kedepan.     

"Damn.."     

"Ada apa?"     

"Sepertinya penggemarmu dari jaman sekolah masih banyak, Jack,"jawab Shane pelan sambil tersenyum.     

"Apa maksudnya? Aku tak mengerti?"     

"Fuck, aku baru sadar kau tak ada dalam grub chat itu,"pekik Shane dengan keras.     

Jack menaikkan satu alisnya. "Grub chat, grub chat apa?"     

"Grub chat yang dibuat Giselle Allen yang dulu sering kau lindungi itu, dia membuat grub chat mengumpulkan kita semua untuk mengadakan reuni,"jawab Shane dengan cepat.     

Uhukkk     

Uhukkk     

Mendengar soal Giselle dan reuni membuat Anne yang sedang makan tersedak, beruntung Jack langsung memberikannya air putih.     

"Are you ok, Anne? Apa makanannya tidak enak?"     

"No, im fine. The food is good, but..."     

"But what? Say it Anne, don't worry i can.."     

"Ini bukan soal makanan di restoranmu bodoh, ini soal Giselle Allen dan kegilaannya." Jack langsung memotong perkataan Shane dengan cepat.     

Shane menggelengkan kepalanya, ia tak mengerti kemana arah ucapan Jack. Jack yang ikut kesal pun akhirnya mengatakan semuanya pada Shane tentang apa yang dilakukan Giselle.     

"Are you serious?'     

"Yes, we are,"jawab Anne pelan sambil menatap Shane yang nampak shock.     

"What the fuck..."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.