I'LL Teach You Marianne

Dendamnya wanita baik



Dendamnya wanita baik

0Karena hari sudah mulai larut Jack akhirnya memutuskan untuk pulang dia tak mau membuat Anne tidur terlalu malam karena keberadaan dirinya, selama dalam perjalanan pulang menuju ke rumahnya Jack tak berhenti tersenyum. Ia sangat senang ketika mendengar Anne sudah mulai menjalankan rencana pembalasan dendam atas perlakuan Leon kepadanya dulu, walaupun sebenarnya dari dalam hatinya yang paling dalam Jack tak menginginkan hal ini terjadi. Namun karena Anne terus didera rasa kecewa dan kebencian di saat yang sama, akhirnya ia memberikan ide kepada Anne untuk melampiaskan semua kekesalannya di dalam hatinya dengan membuat Leon dan Steffi merasakan hal yang sama seperti ia rasakan dulu.      
0

"Aku harap dengan melakukan ini kau akan menjadi lebih baik walaupun sebenarnya aku tak menginginkan hal ini terjadi, aku ingin kau memulai hidupmu yang baru bersamaku disini Anne. Namun karena kau masih belum bisa melupakan perlakuan mereka mungkin ini adalah cara terbaik untuk mengobati rasa sakit yang ada di dalam dirimu," ucap Jack pelan sambil menambahkan kecepatan mobilnya menembus kegelapan malam.     

Setelah Jack pulang Anne langsung naik ke lantai sepuluh dimana kamarnya berada, ia belum menyadari kalau ikatan yang dibuat oleh Jack belum terlepas sampai akhirnya ada anak kecil yang menegurnya di dalam lift.      

"Maaf nona, anak saya terlalu banyak bicara," ucap seorang ibu muda pelan meminta maaf pada Anne sambil menutup mulut anak lelakinya yang baru berusia tujuh tahun.     

"Tidak apa-apa Nyonya, itu artinya anak anda sangat pintar," jawab Anne ramah mencoba untuk menutupi rasa malunya karena ditegur seorang anak kecil.      

"Sekali lagi saya minta maaf nona, maaf kalau membuat anda merasa tak nyaman," imbuh ibu muda itu kembali, ia merasa sangat tak enak pada Anne karena anaknya berbicara dengan lantang mengomentari dress yang dipakai oleh Anne.     

Anne hanya tersenyum mendengar perkataan ibu muda yang di hadapannya, tak lama kemudian lift pun berhenti di lantai tujuh. Ibu muda yang membawa kereta dorong yang berisi anak keduanya yang masih berusia empat bulan dan anak lelaki berumur tujuh tahun itu akhirnya keluar dari dalam lift meninggalkan Anne sendiri, saat lift belum tertutup sempurna Anne bisa mendengar sang ibu muda tadi memarahi anak pertamanya yang sudah berani mengomentari gaya berpakaiannya.      

"Sepertinya Jack benar, seharusnya aku jangan memakai baju sedikit terbuka seperti ini," batin Anne lirih sambil menyentuh paha dimana ujung belahan dress yang ia pakai berakhir.      

Tak lama kemudian Anne pun keluar dari lift karena ia sudah sampai di lantai sepuluh, karena sudah malam Anne kemudian mempercepat langkah kakinya untuk sampai di kamarnya.     

"Akhh sampai juga di rumah, hari ini benar-benar menyenangkan," ucap Anne pelan sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum tidur, sesampainya di kamar mandi Anne lalu melepaskan dress cantik yang sudah ia beli sejak masih tinggal di Newcastle Upon Tyne.      

Setelah melepas semua kain yang melekat pada tubuhnya, Anne lalu melangkahkan kaki masuk kedalam bathup yang sudah diisi air hangat. Dengan cepat Anne berbaring di dalam bathup, ia menikmati sensasi menyenangkan berendam dengan kelopak bunga mawar yang ia bawa dari toko. Saat sedang membasuh tubuhnya dengan air mawar Anne kembali tersenyum saat mengingat ekspresi wajah Leon yang seperti orang bodoh saat bertemu dengannya tadi di taman.     

"Ini baru permulaan Leon, permainan sebenarnya baru akan dimulai besok dan untukmu Steffi selamat menikmati hari-hari menyenangkanmu karena tak lama lagi kau pasti akan sering menangis saat melihat suamimu lebih perhatian padaku," ucap Anne pelan, kedua mata Anne berkilat penuh emosi saat mengingat tentang Leon dan Steffi.      

The Boltons     

Aaron yang mengurung diri dikamarnya sejak ia pulang bersama Gery belum makan malam, hal ini membuat para pelayan khawatir. Mereka sudah tau kalau sang tuan memiliki riwayat penyakit maag yang cukup kronis, oleh karena itu mereka saat ini terlihat bingung ketika berkali-kali mengetuk pintu kamar Aaron yang tak kunjung mendapatkan jawaban.      

"Bagaimana ini? Kalau sampai Tuan Daniel tau kalau kita tak bisa mengingatkan jadwal makan Tuan muda kita bisa dalam bahaya," ucap seorang pelayan wanita terlihat ketakutan.     

"Aku tau, maka dari itu kita jangan…"     

Ceklek!      

Pintu kamar Aaron terbuka dari dalam secara tiba-tiba sehingga membuat para pelayan muda itu kaget.     

"Tuan muda." pekik tiga orang pelayan yang ada di depan kamar Aaron kompak.     

"Apa yang kalian lakukan di depan kamarku semalam ini?"tanya Aaron ketus sambil menatap tiga orang pelayan yang ada di hadapannya.     

"Ka-kami bermaksud mengantar makan malam anda Tuan,"jawab salah seorang pelayan wanita paling senior dengan cepat.     

"Aku tidak lapar, kalian bawa pergi saja," ucap Aaron pelan menolak makan malam yang dibawa para pelayannya.     

"Maaf Tuan, kami sudah mendapatkan pesan dari Tuan Daniel dan dokter Robin untuk mengingatkan jadwal makan Anda tuan. Jadi kami tak akan pergi sebelum anda memakan makan malam anda," sahut pelayan wanita yang bernama Katy dengan tegas, Katy adalah pelayan paling senior di rumah Aaron. Bahkan ia sudah bekerja di tempat itu saat orang tua Aaron masih hidup.      

Mendengar nama Daniel dan dokter Robin disebut oleh sang pelayan, Aaron terlihat menghela nafas panjang sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Karena malas berdebat Aaron kemudian mempersilahkan pelayannya masuk membawakan makanan yang sudah ada di atas trolly yang mereka bawa, ke tiga pelayan itu pun langsung mendorong trolly masuk kedalam kamar super besar milik Aaron. Katy pun dengan cekatan memindahkan makanan yang ada di atas troli ke atas meja kerja Aaron yang sudah kosong.      

"Ok, kalian boleh keluar sekarang,"ucap Aaron pelan mengusir ketiga pelayannya keluar dari kamarnya.     

"Kami akan tetap disini melihat anda memakan makanan ini Tuan," jawab Katy dengan tegas.     

"Aku pasti memakannya Katy, kau jangan khawatir," sahut Aaron tegas.     

"Ya sudah kalau begitu silahkan anda makan Tuan," ucap Katy pelan sambil menarik kursi untuk mempersilahkan duduk.      

Melihat ketiga pelayannya bersikeras tetap ada di dalam kamar Aaron akhirnya mengalah, ia pun memilih duduk di kursi yang sudah disiapkan Katy dan mulai memakan makanan yang sudah terhidang di depan matanya. Saat Aaron mulai makan, Katy dan kedua pelayan lainnya tersenyum. Mereka sedang akhirnya bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh Daniel, sebelum Daniel berangkat ke Northampton ia sudah berpesan pada pelayan di rumah Aaron untuk memastikan Aaron makan tepat waktu. Ia juga menganjurkan para pelayan itu membawa nama dokter Robin, dokter pribadi Aaron kalau Aaron menolak untuk makan.     

Lima belas menit kemudian Aaron pun terlihat sudah menghabiskan makan malam yang sudah disiapkan oleh para pelayannya, marah ternyata membuatnya lapar.      

"Kalian puas," ucap Aaron ketus sambil meletakkan gelas diatas meja.     

"Maaf Tuan, kami terpaksa melakukan ini demi kebaikan dan kesehatan anda Tuan. Karena anda sudah selesai makan kalau begitu kami permisi," jawab Katy pelan sambil tersenyum.      

"Tuan kalian itu aku bukan Daniel si brengsek itu, kenapa kalian menurut sekali padanya," sengit Aaron jengkel.      

Katy dan dua temannya hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Aaron, mereka memilih diam saat merapikan piring bekas makan Aaron kembali ke atas troli dan meninggalkan desert yang belum disentuh Aaron.      

"Kami permisi Tuan dan selamat malam." Katy berpamitan pelan pada Aaron saat menutup pintu kamar Aaron ketika akan keluar.      

"Malam," jawab Aaron singkat.      

Setelah para pelayannya pergi Aaron lalu bangun dari kursinya dan berjalan menuju balkon kamarnya, ia membuka lebar jendela besar di kamarnya. Karena langit malam sedang cerah Aaron bisa melihat deretan bintang yang muncul di langit.     

"Kenapa kau melakukan ini padaku Anne? Kenapa kau harus datang dan mencuri hatiku? Apakah ini alasanmu menolak lamaran yang sudah aku katakan sebelumnya padamu? Apa kau memang benar-benar seorang janda? Rahasia apalagi yang masih kau sembunyikan dariku Anne?" Aaron bergumam pelan sambil menatap langit ketika mengingat Anne kembali.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.