I'LL Teach You Marianne

Takut terluka lagi



Takut terluka lagi

0Anne terbangun saat matahari pagi mulai menunjukkan keperkasaannya, ia tertidur di sofa saat sedang mengerjakan tugas dari dosen yang harus dikumpulkan pagi ini. Karena tak mau terlambat pergi ke kampus Anne pun mulai bersiap, ia memutuskan membuat sandwich untuk sarapan. Makanan termudah yang biasa ia buat saat sedang malas masak, setelah selesai membuat sandwich Anne lalu masuk ke dalam kamar mandi. Anne tak mendengar ponselnya yang terus bergetar karena panggilan masuk dari Leon.     
0

Setelah lima belas menit Anne pun keluar dari kamar mandinya, ia berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua dengan tubuh yang terlilit handuk. Karena terburu-buru Anne kembali tak menghiraukan ponselnya, Leon benar-benar tak menyerah. Ia masih berusaha menghubungi Anne berkali-kali sejak tadi malam, namun karena ponsel Anne dalam mode getar Anne sama sekali tak bisa mendengar panggilan masuk dari siapapun.      

"Aduhh siapa yang datang sepagi ini? Bukannya susu sapiku masih ada, tak mungkin paman itu datang kembali bukan," Anne bicara sendiri sambil mempercepat memakai bajunya saat mendengar bel di depan pintunya terus berdering, dua hari lalu paman pengantar susu sapi sudah datang mengantarkan susu untuknya.     

Setelah memakai t-shirt oversize dan ripped jeans Anne lalu menuruni tangga menuju lantai satu untuk mencari tau siapa yang sudah hampir dua menit memencet bel tanpa henti itu, dengan hanya menggulung-gulung rambut secara asal Anne lalu membuka pintu apartemennya dan terkejut saat melihat sosok pria yang sejak tadi membunyikan bel apartemennya itu.     

"Good morning."     

"Ini masih sangat pagi Jack," Anne menggerutu kesal sambil melipat kedua tangannya di dada.     

"Ayo makan, aku lapar." Jack mengeluarkan makanan yang ia sembunyikan di balik tubuhnya dengan tersenyum lebar, Jack membawa makanan dari sebuah restoran fast food yang merupakan salah satu restoran favorit Anne sejak dulu.      

Melihat Anne hanya diam Jack lalu menerobos masuk ke dalam apartemen Anne tanpa dipersilahkan, ia masuk tanpa sungkan dan langsung duduk di sofa setelah meletakkan kotak yang berisi hamburger dan french fries rasa rumput laut kesukaan Anne.      

Karena Jack sudah masuk Anne tak ada kekuatan untuk mengusirnya, Anne akhirnya pun mengalah. Ia memilih berdamai dengan dirinya melihat Jack datang dan langsung masuk ke apartemennya tanpa ia persilahkan, satu hal yang selalu Anne tegaskan pada dirinya adalah Jackson Patrick Muller sang CEO dari perusahaan besar itu adalah Jack yang sama menyebalkan dengan Jack yang ia kenal sejak dua tahun yang lalu itu. Maka dari itu Anne tak pernah merasa sungkan padanya meskipun Jack saat ini adalah orang penting, bagi Anne tak ada yang berubah pada Jack. Jack yang dulu maupun Jack yang sekarang, masih sama-sama arogan dan suka memerintah. Walaupun sempat beberapa kali ia mendapatkan perlakuan yang tak ia duga dari Jack.      

"Anne, ambilkan piring! Aku lapar, aku juga tak mau makanan ini dingin!" Suara teriakan Jack yang cukup keras membuat Anne kembali tersadar dari lamunannya.     

Tanpa bicara Anne lalu menutup pintu apartemennya dan berjalan menuju pantry untuk mengambil piring dan air minum untuk Jack, setelah bergabung dengan Jack di sofa Anne lalu mengeluarkan makanan yang dibeli Jack dari dalam pembungkusnya.      

"Ok i'm done, makanlah," titah Anne pelan sambil sambil mendorong piring yang berisi makanan ke arah Jack.     

"Kita Anne, kau dan aku. Niatku datang ke apartemenmu adalah untuk mengajakmu makan bersama, bukan aku makan sendiri," sahut Jack dengan cepat.     

"Aku sudah membuat sandwich untuk sarapan, jadi…"     

"Ya sudah aku tak mau makan." Jack memotong perkataan Anne dengan cepat sambil melipat kedua tangannya di dada.     

Anne menghembuskan nafas panjang melihat Jack merajuk, karena tak mau terus berdebat dengan Jack sampai siang Anne akhirnya mengalah. Ia meraih satu cheeseburger dan langsung menyantapnya tanpa bicara.      

"Good girl," pekik Jack pelan memuji apa yang Anne lakukan, Jack pun akhirnya meraih burger miliknya yang ada di atas piring.     

"Good girl," sahut Anne pelan mengikuti ucapan Jack yang sebelumnya memuji dirinya.     

"Hahaha sudahlah jangan merajuk, makan saja makananmu," ucap Jack kembali dengan mulut penuh daging dan roti.     

"Yang merajuk itu kau bukan aku," jawab Anne ketus.     

Jack tersenyum mendengar perkataan Anne, karena mulutnya masih penuh dengan makanan Jack memiliki untuk fokus makan. Ia tak mau bertengkar dengan Anne sepagi ini, niatnya datang ke apartemen Anne adalah ingin menambah cadangan mood baiknya. Karena Jack diam dan hanya makan, Anne pun fokus pada makanannya dengan sesekali melirik ke arah jam yang ada diatas meja.     

"Setelah makan akan kuantar ke kampus, kau tak usah khawatir," ucap Jack pelan, ia seolah bisa membaca apa yang ada dalam pikiran Anne.     

"Tidak usah Jack, aku bisa membawa mobilku sendiri. Lagipula nanti aku harus ke toko, aku tak mau naik taksi untuk pergi ke toko setelah pulang kuliah," sahut Anne dengan cepat.     

"Kau ikut denganku, mobilmu akan dibawa orangku dibelakang kita. Jangan membantahku lagi Anne, aku tak suka dibantah," jawab Jack datar sambil menyeka bibirnya dengan tisu yang sudah Anne persiapkan sebelumnya.     

"Tapi Jack…"     

"Berangkat kuliah bersamaku atau kita terus berdua saja di apartemenmu?"tanya Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Denganmu," jawab Anne singkat mengalah.     

"Apa Anne? Aku tak mendengar apa yang kau katakan baru saja?"tanya Jack kembali sambil mendekatkan telinganya ke arah Anne.     

"Berangkat denganmu Jack!!!!!" Anne menjerit keras tepat di telinga Jack karena kesal.      

Jack langsung menutup telinganya dengan tangan sesaat setelah Anne berteriak, ia terlihat tak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh Anne.      

"Aku masih bisa mendengar dengan jelas Anne, kau tak perlu berteriak seperti itu," ucap Jack pelan sambil terus menyentuh telinganya.     

"Itu hukuman untuk seorang diktator sepertimu," jawab Anne tanpa rasa bersalah sambil meraih gelas yang ada diatas meja dan meminumnya dengan cepat untuk meredakan tenggorokannya yang terasa kering.     

"Asal kau senang aku rela menderita Anne…"     

Uhukkk     

Uhukkk     

Uhukkk     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Anne langsung terbatuk-batuk, ia yang hanya minum air putih bisa tersedak karena mendengar perkataan Jack. Melihat Anne tersedak Jack menaikkan satu alisnya keatas, ia sangat tak suka Anne ceroboh seperti itu. Tanpa bicara Jack lalu bergeser ke arah Anne lalu menepuk-nepuk punggung Anne dengan perlahan untuk membuat Anne nyaman.     

"Kau bukan anak kecil Anne, masa hanya minum air putih saja tersedak," ucap Jack ketus dengan anda meninggi.     

"I-ini salahmu a-aku jadi…"     

"Jangan bicara dulu," sahut Jack kembali memotong perkataan Anne.     

Anne yang duduk tertunduk karena Jack punggungnya ditepuk-tepuk oleh Jack itu langsung menutup mulutnya mendengar perkataan Jack, ia memang sangat tidak nyaman sekali saat ini. Tersedak air putih membuatnya benar-benar nampak seperti anak kecil yang baru mulai minum dengan gelas.     

"Jangan bertindak bodoh Anne, orang pertama yang akan merasakan sakit saat kau melakukan hal bodoh seperti tadi adalah aku," ucap Jack pelan sambil menghentikan gerakan tangannya karena Anne terlihat sudah jauh lebih baik.     

"Jack…"     

"Aku serius Anne, aku adalah orang pertama yang akan kesakitan saat aku terluka," sahut Jack dengan cepat.     

Anne yang masih tertunduk lalu mengangkat wajahnya dan menatap Jack dengan dalam, bibir tipisnya yang tertutup lalu berucap,"Jangan terlalu baik padaku Jack, jangan buat aku tergantung padamu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.