I'LL Teach You Marianne

Harapan Anne



Harapan Anne

0Karena tak nyaman diperhatikan seperti itu Anne lalu mengajak Linda keluar dari kelas menuju kantin dengan cepat, tanpa menggunakan topi rambut Anne terlihat jelas dan membuat semua orang melihat ke arahnya.      
0

"Anne, tanganku sakit." Linda merengek kesakitan saat tangannya terus ditarik oleh Anne sepanjang jalan menuju kantin.     

"Jangan berisik dan tutup mulutmu," jawab Anne ketus tanpa menoleh ke belakang.     

Mendengar perkataan Anne membuat Linda terpaksa menutup rapat mulutnya, Edward yang sedang sibuk di kelasnya tak memperhatikan Anne yang baru saja melewati ruang kelasnya. Rambut baru Anne benar-benar membuat beberapa orang tak mengenalnya.     

Sesampainya di kantin Anne langsung memesan dua hotdog besar dan dua cola untuk dirinya dan Linda yang kini duduk di kursi menatap Anne tanpa berkedip, Linda tak mengerti bagaimana bisa Anne justru terlihat makin menggemaskan dengan rambut sependek itu.      

"Ayo makan di taman," ucap Anne pelan pada Linda dengan membawa makanan pesanannya.      

"Kenapa harus ditaman?"tanya Linda bingung.     

"Karena kau disini berisik, jadi lebih baik bicara ditanam saja,"jawab Anne dengan cepat.     

"Okelah kalau begitu, kita makan di…"     

"Bawakan tas ku Linda, kedua tanganku penuh dengan ini,"ucap Anne ketus memotong perkataan Linda.     

Menyadari kekeliruannya membuat Linda terkekeh, ia kemudian meraih tas milik Anne dan menggendongnya di punggung lalu mengikuti Anne menuju ke taman. Saat sedang berjalan ke taman beberapa mahasiswa nampak melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki Anne, pada awalnya kaget dan mengira Anne adalah mahasiswa baru. Namun saat menyadari bahwa gadis yang mereka lihat saat ini adalah Anne mereka terkejut bukan kepalang, bahkan ada seorang mahasiswa yang berdiri mematung menatap Anne tanpa berkedip saat menyadari kalau sosok yang sedang ia perhatikan saat ini adalah gadis berambut panjang yang saat ini sedang menjadi pembicaraan para mahasiswa semester atas karena keramahan dan kebaikannya. Ia benar-benar berdiri mematung di tengah jalan sehingga membuat para mahasiswa lainnya kesal karena jalan setapak menuju kantin itu menjadi sedikit terhambat dan membuat keributan di tempat itu sampai akhirnya Edward dan anak buahnya datang melerai.      

"Kalau kalian ingin bertengkar lebih baik di lapangan jangan di depan kantin seperti ini, yang kalian lakukan itu mengganggu kami semua yang ingin makan. Apa kalian tidak mengerti kalau orang yang kelaparan itu akan menjadi sangat beringas," hardik Edward dengan nada meninggi pada kerumunan mahasiswa lainnya.      

"Maaf Edward, bukan begitu maksudnya Edward."     

"Iya Edward maafkan kami."     

"Maaf Edward."     

"Sudah-sudah jangan berisik, lebih baik kalian menyingkir. Bosku mau makan di kantin, mengganggu saja!!"hardik salah satu anak buah Edward memotong perkataan para mahasiswa yang baru saja dilerai oleh Edward.     

Mendengar perkataan tangan kanan Edward, para mahasiswa yang sebelumnya bertengkar itu langsung menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya. Satu persatu mereka pun pergi meninggalkan area kantin, mereka yang berniat ingin makan di kantin pun membatalkan niatnya karena tak mau mencari masalah dengan Edward.     

"Baguslah kalau kalian pergi, dasar hama," sengit Ramsey sang tangan kanan Edward yang terkenal kejam dengan kesal, Ramsey sebenarnya adalah senior Edward satu tingkat. Namun karena dia baru saja masuk, setelah cuti kuliah hampir satu semester pasca mengalami kecelakaan setelah balapan liar akhirnya ia menjadi anak buah Edward.      

"Sudahlah jangan marah, lebih baik ayo makan. Cacing-cacing di perutku sudah tak bisa diajak kompromi lagi," jawab Edward pelan sambil tersenyum.      

"Aku masih penasaran, sebenarnya apa yang membuat mereka berkumpul di depan kantin seperti tadi. Membuat mood rusak saja,"ucap Ramsey pelan mengekor Edward masuk ke kantin.     

"Tak penting dibahas, biarkan saja mereka." Edward menjawab dengan cepat perkataan Ramsey.      

Ramsey pun akhirnya menutup mulutnya mendengar perkataan Edward, tak lama kemudian ia pun berdiri dibelakang Edward untuk memesan makanan. Isabel yang sempat melihat keributan nampak tersenyum, tiba-tiba ia terpikir sebuah ide cemerlang untuk memanfaatkan kekuasaan Edward dan anak buahnya. Tanpa mengantri terlebih dahulu Isabel akhirnya berdiri tepat di belakang Ramsey, ia menggunakan kecantikannya untuk menggoda Ramsey yang memang dikenal sebagai playboy. Mengetahui ada Isabel di belakangnya, Ramsay akhirnya mengalah ia mempersilahkan Isabel untuk mengambil makanan terlebih dahulu tepat di belakang Edward. para mahasiswa yang lain yang sedang mengantri di belakang anak buah Edward tampak kesal saat melihat Isabel gini ada di antrian nomor dua padahal ia sebelumnya ada di barisan paling akhir.      

Gabriella yang mengantri di barisan belakang juga kesal melihat Isabel, namun ia menahan diri untuk tidak mengikuti apa yang Isabel lakukan. Ia masih memikirkan Anne yang merubah penampilannya.      

"Bagaimana dia justru terlihat lebih cantik dengan rambut sependek itu." Gabriella bicara dalam hati tanpa sadar, apa yang dilakukan Anne pagi ini benar-benar membuatnya gelisah.      

Puk     

Puk     

"Ella, ayo maju. Lihatlah di belakang sudah banyak yang antri," bisik salah satu anak buah Gabriella pelan setelah menepuk pundak Gabriella.     

"Oh iya ma-maaf, aku tak sengaja," jawab Gabriella tergagap.     

Ketiga anak buah Gabriella terkejut mendengar kata maaf dari Gabriella, pasalnya selama ini Gabriella tak pernah mengucapkan kata maaf sama sekali. Masih dalam keterkejutannya ketiga anak buah Gabriella pun melangkahkan kakinya mengekor Gabriella yang sudah hampir sampai di meja tempat mereka mengambil makanan.     

Tanpa Gabriela sadari Anne benar-benar sudah membuat dirinya merasa tak nyaman, perubahan penampilan Anne sedikit saja sudah membuatnya merasa terancam. Dan hal ini tak ia sadari sama sekali bahwa Anne benar-benar lebih jauh populer dibanding dirinya saat ini, sementara itu Isabel yang sudah mengambil makanannya nampak ikut makan bersama Edward dan anak buahnya. Ia meninggalkan teman baiknya yang masih mengantri.      

Sementara itu di taman Linda nampak sangat terkejut ketika mendengar alasan Anne memotong rambutnya sependek sekarang, ia benar-benar belum bisa menerima semuanya dengan baik. Padahal bukan rambutnya yang dipotong tapi rambut Anne, namun entah mengapa ia sangat tidak suka sekali dan merubah penampilannya seperti itu. Menurutnya gaya potongan rambut pendek tak cocok untuk Anne yang lembut dan pendiam, karena dengan rambut sependek itu Anne terlihat lebih dewasa.     

"Ini tidak terlalu pendek Linda, lihatlah ini masih di atas bahuku tidak sependek yang kau bayangkan. Rambutku juga masih bisa diikat kau tak usah khawatir,"ucap Anne berkali-kali sambil memegang rambutnya yang dipotong gaya bob itu.      

"Entahlah Anne, aku merasa hanya Kau lebih terlihat cantik dengan rambut panjangmu. Kau terlihat lebih menggemaskan dan imut dengan rambut panjang tergerai Anne," jawab Linda jujur.     

"Linda kau normal kan? Kau bukan penyuka sesama kan? Kenapa kau seperti ini padaku?"tanya Anne pura-pura panik.     

"Tentu saja aku normal Anne, kalau tidak normal mana mungkin aku dan Paul sampai…"     

Deg      

Linda langsung menutup mulutnya ketika hampir mengaku pada Anne atas apa yang ia lakukan dengan Paul tadi malam.      

"Jadi tebakanku benar rupanya, kau dan Paul ternyata selama ini punya hubungan kan?"tanya Anne kembali dengan cepat merespon perkataan Linda.     

Blush     

Wajah Linda langsung memerah seketika, secara refleks ia menyentuh lehernya yang masih memiliki kissmark yang dibuat oleh Paul semalam dia apartemennya. Melihat gerakan Linda membuat Anne secara reflek langsung berusaha melihat leher Linda yang ditutupi itu, namun karena Linda berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan bekas aktivitasnya semalam dengan Paul akhirnya Anne tak bisa melihatnya. Ia hanya bisa tertawa dan menggoda Linda sambil tertawa lebar, Anne senang Linda mempunyai hubungan baik dengan Paul.      

"Sudah-sudah jangan menggoda aku lagi, sekarang jawab dulu apa alasanmu mengubah penampilan seperti ini?"tanya Linda ketus sambil mendorong Anne menjauh darinya.     

"Aku ingin menjadi Anne yang baru, Anne yang kuat, Anne yang tak cengeng, Anne yang tak pendendam, Anne yang penuh semangat. Aku berharap dengan memotong rambutku sependek ini semua kesialan yang selama ini mengikuti aku bisa pergi Linda, aku ingin hidup bahagia tanpa terbebani apapun," jawab Anne pelan dengan senyum manis yang mengembang di wajahnya sehingga lesung pipinya terlihat jelas.      

Bersambung     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.