I'LL Teach You Marianne

Sesal terdalam



Sesal terdalam

0Berlin, Jerman 3 AM.     
0

Sejak membaca artikel yang mengulas tentang kehidupan seorang Jackson Knight Clarke dan keluarganya Leon tak bisa tidur, melihat wajah tampan putra mantan istrinya dan Jack membuat Leon benar-benar gelisah Apalagi ditambah saat melihat perut Anne yang sudah sangat besar. Leon benar-benar sangat iri dengan kebahagiaan yang Jack rasakan saat ini, hidup bersama anak dan istrinya yang sangat cantik.     

"Seharusnya aku yang ada di dalam foto ini, seharusnya kau melahirkan anak-anakku Anne bukan anak-anak si brengsek ini,"ucap Leon lirih sambil meraba foto cantik Anne yang sedang tersenyum sambil memegang perutnya yang sudah membesar.     

Sejak Giselle memutuskan untuk tak bekerja sendiri, Leon akhirnya kembali ke Berlin. Ia kembali fokus mengurus Ganke Inc Production yang mulai stabil kembali pasca mengalami masalah tahun lalu, selama lima bulan benar-benar diperhatikan oleh sang pemilik Ganke Inc Production mengalami kemajuan yang sangat pesat. Leon memutuskan untuk tidak mengikuti saran Giselle yang saat itu mengusulkan untuk menculik Anne agar terpisah dari Jack, namun karena Leon tak mau melukai Anne akhirnya ia menolak saran Giselle sehingga kerjasama yang baru ia buat dengan Giselle pun berakhir.     

Pikiran Leon masih tertuju pada Jack dan Anne yang sedang berbahagia menunggu anggota keluarga terbaru mereka hadir.     

"Kenapa aku dulu tidak percaya padamu, Nek. Coba saja saat itu aku percaya dengan semua ucapanmu yang mengatakan Anne adalah seorang gadis baik yang akan membahagiakanku, kenapa juga saat itu aku bodoh sekali bisa tertipu oleh topeng palsu Steffi. Wanita tidak tahu diri yang rela menyakiti Anne wanita yang sudah jadi dewa penolong nya demi uang dan nama baik, Tuhan apakah Kau tak bisa mengembalikan waktu ke sepuluh tahun yang lalu? Aku berjanji akan menjadi suami yang baik untuk Anne, Tuhan. Aku berjanji pada-Mu...kembalikan Anne padaku, Tuhan. Buat lah dia menjadi istriku kembali, hanya itu yang aku inginkan. Aku tak menginginkan yang lain, aku benar-benar tak bisa hidup tanpa Anne. Aku mohon Tuhan tolong kembalikan waktu ke 10 tahun yang lalu, aku berjanji padamu tidak akan pernah melakukan hal yang buruk lagi. Aku akan menjadi pria yang sangat taat pada-Mu..tapi kembalikan Anne kepadaku Tuhan." Leon bicara sembarangan tanpa sadar.     

Melihat kebahagiaan mantan istrinya, wanita yang dulu pernah ia hina dan caci maki setiap kali mereka bertemu kini sangat ia cintai. Leon masih mengingat jelas bagaimana kelakuannya ketika meninggalkan Anne di malam pengantin mereka sepuluh tahun yang lalu, bahkan air mata Anne yang menetes di wajahnya saat itu juga masih Leon ingat.     

Brak     

Leon memukul lampu tidur menggunakan tangan kirinya, mengingat apa yang sudah ia lakukan pada Anne malam itu membuat Leon sangat menyesal. Mengetahui Anne masih perawan saat menikah dengan Jack membuat penyesalan Leon semakin besar, ia tak menyangka kalau wanita yang ia ceraikan itu masih belum terjamah oleh pria manapun.     

Karena terlalu kesal merutuki kebodohannya di masa lalu Leon akhirnya tertidur di karpet tempatnya duduk saat ini, di sekitar tempatnya berbaring nampak berserakan pecahan lampu tidur yang ia pukul. Leon terus menyebut nama Anne, nama wanita yang sudah ia sia-siakan. Berlian indah nan langka yang ada dalam genggaman ia buang dengan angkuh demi besi berkarat yang menggerogoti dirinya karena kekayaan yang ia miliki.     

***     

Berlin, 10 tahun yang lalu.     

Saat itu matahari musim semi bersinar dengan indah dilangit Berlin, semua penduduk kota indah itu sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Termasuk wanita anggun nan terhormat bernama Catherine Ganke, menjadi janda sejak putranya masih berumur 5 tahun dan tak menikah lagi setelah itu membuat Catherine Ganke dihormati oleh banyak orang. Meski usianya sudah tidak muda namun garis-garis kecantikannya tak pudar sama sekali. Chaterine Ganke adalah seorang pecinta seni, khususnya pada seni lukis dan musik. Wanita itu bahkan mempunyai lukisan-lukisan mahal di rumah mewahnya yang saat ini ia tinggali bersama cucu kesayangannya Leonardo Ganke yang ditinggal meninggal oleh kedua orang tuanya sejak kecil karena sebuah kecelakaan pesawat.     

Chaterine Ganke sangat memanjakan cucunya, hampir semua keinginan Leon sejak kecil selalu dituruti wanita itu. Meski kadang keinginan Leon tak masuk akal namun atas relasi dan kekayaannya Catherine Ganke mampu mewujudkan apapun yang cucunya itu inginkan, saat itu Catherine tak sadar kalau apa yang sudah ia lakukan itu salah. Ia lupa bahwa caranya memanjakan Leon kecil akan membuat anak lelaki itu tumbuh menjadi seorang pria yang yang angkuh dan sombong, Chaterine baru sadar kalau cara asuhnya salah saat Leon mulai beranjak dewasa. Meski Leon sudah memimpin perusahaan keluarga dengan baik namun tetap saja ia memiliki sisi lain yang sangat Chaterine benci, Leon terbiasa bergonta-ganti teman tidur hampir setiap malam.     

Pagi itu Catherine Ganke baru saja turun dari mobilnya di depan sebuah museum, setelah bertengkar dengan sang cucu menenangkan diri di museum adalah cara yang selalu Chaterine lakukan selama beberapa tahun terakhir ini.     

"Apa perlu saya temani, Nyonya?"tanya Bobby sang asisten sekaligus sopir pribadi nyonya Chaterine Ganke.     

"Tidak usah, kau disini saja, Bobby. Aku akan berada lama di dalam,"jawab Chaterine Ganke serak.     

"Baik Nyonya."     

Tak menunggu lama Chaterine Ganke akhirnya melangkahkan kakinya menuju museum lukisan yang ada di hadapannya, museum yang akan ia datangi ini adalah salah satu museum yang jarang ia kunjungi karena jaraknya yang jauh dari rumahnya. Namun entah mengapa pagi ini cathrine dan keinginan datang ke museum itu ia merasa seperti ada yang membisiki nya perintah untuk datang ke museum yang kini sudah berdiri kokoh di kedepannya. Saat Chaterine akan melangkahkan kakinya kembali tiba-tiba perhatiannya tercuri oleh seorang gadis berkacamata tebal yang sedang memberi makan beberapa ekor kucing liar yang berada di taman sekitar museum, gadis itu bahkan terlihat membelai-belai beberapa anak kucing agar sang induk mau makan terlebih dahulu. Melihat pemandangan itu membuat Catherine tersenyum, sudah lama sekali ia tak melihat ada orang yang mau memberi makan kucing liar.     

"Gadis yang baik,"ucap Chaterine lirih memuji gadis berkacamata yang kini sudah berjalan ke arah museum melalui jalan samping.     

Karena tak mau kehilangan banyak waktu akhirnya Chaterine pun meneruskan langkahnya masuk ke dalam museum, Chaterine Ganke memilih pergi ke museum sepagi ini supaya saat ia sedang menikmati lukisan-lukisan yang tergantung di dalam museum itu tak ada yang mengganggu. Dan apa yang dilakukan Catherine benar, pasalnya ia menjadi satu-satunya pengunjung museum di pagi itu. Dalam keadaan sepi seperti itu ia bisa dengan sangat leluasa sekali menikmati lukisan-lukisan indah bernilai seni tinggi itu seorang diri.     

Uhuk…     

Uhuk…     

Secara tiba-tiba Chaterine batuk, ia pun lantas berusaha mencari air minum di tas yang ia bawa. Namun sayang botol air minum yang ada di dalam tasnya sudah kosong, ia lupa membeli yang baru. Dengan memegang tenggorokannya yang terasa gatal Chaterine berusaha mencari vending machine yang berada di sekitar tempatnya berdiri saat ini untuk membeli minuman, namun sayang sekali vending machine yang berada paling dekat dengannya itu tidak menjual air putih. Hanya deretan soft drink dan minuman lainnya saja yang terpanjang di vending machine itu, dalam keadaan yang sangat tidak nyaman Chaterine Ganke pun berusaha untuk pergi ke luar untuk mencari minum. Namun pada saat akan melangkahkan kakinya keluar dari museum tiba-tiba seseorang memberikannya botol air mineral yang masih tersegel.     

"Silahkan minum ini, Nyonya,"ucap seorang gadis lembut.     

Chaterine Ganke perlahan mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah gadis baik hati yang sedang memberikan minum kepada, kedua matanya melebar saat melihat gadis yang tengah tersenyum padanya itu. Gadis berkacamata tebal yang sebelumnya ia lihat sedang memberi makan kucing liar di luar.     

"Terima kasih nona,"ucap Chaterine Ganke tulus.     

Gadis berkacamata itu menggelengkan kepalanya. "Jangan panggil nona, nama saja Marianne. Anda bisa memanggil saya dengan nama Anne saja, Nyonya."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.