Pembalasan Gadis Peliharaan

Tuan Mu, Aku Salah (3)



Tuan Mu, Aku Salah (3)

0Sebelum Zhen Qin selesai berbicara, tendangan Mu Lingqian datang dan langsung menendangnya keluar. Kejadian tak terduga ini juga mengejutkan tamu-tamu lain di bar. Mu Lingqian selalu menjadi orang dengan emosi yang sangat terkontrol. Namun, sekarang ia langsung bersikap kasar dan main tangan. Bisa dibayangkan betapa ganasnya amarahnya sekarang.     
0

Bagaimanapun, Zhen Qin adalah seorang yang bersikap masa bodoh. Setelah ditendang, ia masih merangkak bangkit dari tanah dan mencoba menghentikan langkah Mu Lingqian yang hendak pergi.     

Mu Lingqian menatap pria yang berdiri dan berhenti di depannya lagi. Pandangan tajamnya menyapu wajah Zhen Qin hingga membuat Zhen Qin merasakan aura dingin. Tetapi, ketika Zhen Qin melihat Mu Lingqian menyeret Wen Xiangyang, ia bersikeras untuk berdiri di depan Mu Lingqian dan berkata, "Dia tidak ingin pergi denganmu. Tolong biarkan dia pergi."     

"Lepaskan?" ulang Mu Lingqian. Suaranya terdengar begitu dingin sampai ke tulang.     

Wen Xiangyang memandang Mu Lingqian yang sudah sangat dingin. Ia tahu bahwa gangguan Zhen Qin yang menghalangi Mu Lingqian telah benar-benar menyulut kemarahan pria itu. Wen Xiangyang ingin memohon belas kasihan sekarang, tetapi Mu Lingqian belum tentu akan memaafkannya.     

Wen Xiangyang memeluk Mu Lingqian dan memohon, "Tuan Mu..."     

"Xiao Wen, kau jangan memohon padanya. Aku…"     

"Diam!" Wen Xiangyang berteriak pada Zhen Qin Jika ia tidak menghentikan Zhen Qin, orang yang akan mati hari ini bukan hanya mereka berdua. Wen Xiangyang menggunakan kata-kata paling kejam untuk mengutuknya, "Apakah aku dan kau sangat akrab? Jika aku bertengkar dengan pacarku, apa urusannya denganmu? Apakah kau sangat usil hingga banyak mengurusi masalah pribadi seseorang? Apa kau tidak tahu bahwa kau sangat menjijikkan, menyebalkan, dan tidak tahu malu?"      

Zhen Qin terhenyak karena omelan Wen Xiangyang. Meskipun kemarin Wen Xiangyang juga telah mengatakan kata-kata yang buruk kepadanya, kata-kata itu tidak jauh lebih kuat daripada kata-kata Wen Xiangyang hari ini yang melukai harga dirinya.     

"Kau masih tidak keluar? Aku tidak ingin melihatmu sedetik pun!" Wen Xiangyang terus mengutuk. Ia bahkan tidak percaya bahwa ia harus bertindak seperti ini, tetapi ia masih belum berhasil memarahi Zhen Qin hingga pergi. Sekarang ketika Mu Lingqian marah, jangan sampai Zhen Qin menambahkan minyak di atas api lagi.     

Zhen Qin mengepalkan tangannya dengan erat setelah dimarahi. Pandangannya tertuju pada wajah Wen Xiangyang untuk sesaat, lalu ia berbalik dan berlari keluar. Orang-orang yang berdiri di pintu bar bahkan bisa mendengar geraman pelan Zhen Qin yang marah.     

Setelah berhasil mengusir Zhen Qin, Wen Xiangyang sama sekali tidak bisa menghela napas lega. Ia masih berdiri dan terdiam di tempat dengan ketakutan. Pandangan Mu Lingqian jatuh ke wajah mungilnya dan kekuatan lengannya yang menariknya sedikitpun tidak berkurang. Kepintaran Wen Xiangyang tidak luput dari mata Mu Lingqian sama sekali.     

Mu Lingqian menyeret Wen Xiangyang ke depan mobil dan melempar masuk wanita kecil itu. Mobil akhirnya melaju ke vila. Begitu mereka sampai, Mu Lingqian menariknya keluar dari mobil lagi dan menyeretnya ke kamarnya.     

Pada akhirnya, Mu Lingqian merobek semua pakaian di tubuh Wen Xiangyang dengan brutal dan melemparkan ke tempat sampah. Ia menyalakan air pancuran dan memandikan seluruh tubuh Wen Xiangyang. Sementara itu, Wen Xiangyang tidak berani berkomentar dan diam-diam menahannya. Ia hanya bisa menggigit bibirnya dan matanya merah. Setelah selesai mandi, riasan di wajahnya juga dihapus hingga bersih.     

Wen Xiangyang sedikit mabuk, tetapi sekarang ia benar-benar sepenuhnya terjaga. Rambutnya yang basah menjuntai di wajahnya. Wen Xiangyang terlihat malu dan menyedihkan, tetapi Mu Lingqian sama sekali tidak bersimpati pada wanita kecil itu.     

Dengan wajah dingin, Mu Lingqian menarik keluar Wen Xiangyang yang telah kembali terlihat manis dan polos. Ia menendang keyboard yang terlempar ke tanah dan berkata, "Berlututlah di depanku!"     

Wen Xiangyang berlutut dan tidak pernah sedikitpun protes dari awal sampai akhir. Lengannya masih merah dan rambutnya masih basah. Ia mengenakan piyama, berlutut di atas keyboard, dan paha putihnya menempel di atas lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.