Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 206 ( Naluri Wanita )



Chapter 206 ( Naluri Wanita )

0Berdiri dengan tegang. Belhart yang belum melihat ke arah mana Detriana menatap, kebingungan.     
0

Mengikuti arah pandangnya dan melihat Cattarina tersenyum ramah pada ibunya.     

"Apa.. yang baru saja kau sampaikan?"     

"Cattarina Bourston. Aku yakin, dia masih mencintaimu!"     

Berucap sangat yakin dan mengundang lebih banyak perhatian dari Belhart yang seakan merasakan dunianya menjadi cerah.     

"Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Dan apa yang membuatmu yakin?"     

Sudah berjuang setengah mati dan mendapat banyak sekali penolakan tanpa henti.     

Detriana yang baru satu atau dua kali bertemu dengan Cattarina bisa mengetahuinya?"     

Tersenyum kembali dan selalu menjadi ciri khas Detriana yang memiliki pribadi santai.     

"Naluri wanita, Dominic. Naluri wanita!"     

Telah mengenal Detriana sejak perperangan di perbatasan. Belhart mengakui Putri Detriana adalah wanita yang sangat cerdas dan cekatan.     

Pintar membaca pergerakan musuh dan selalu bisa memunculkan gagasan-gagasan pintar yang tidak sembarangan orang bisa memikirkannya.     

Kini, Detraina Amoera, juga pandai membaca perasaan wanita berdasarkan pada naluri-nya?     

Belum memberikan reaksi dan beranggapan mungkin Detriana saat ini ingin mengerjainya kembali. Detriana yang sadar menatap Belhart tidak sabaran.     

"Kenapa? Kau tidak percaya padaku? Meragukanku dan mengejek intuisiku?"     

Menghela napas perlahan dan memejamkan mata sejenak. Lalu membuka matanya kembali. Belhart berusaha bersikap tenang walaupun harapan dia terhadap kata-kata Detriana sangat besar.     

"Aku tahu kau sangat pintar dalam membaca pergerakan musuh. Tapi ini adalah Cattarina. Wanita dengan sejuta rahasia yang dia sembunyikan dan harus aku korek dengan susah payah perihal masalah pribadi. Kau, dengan mudah bisa membaca hatinya?"     

Tersenyum sombong dan memberikan tatapan meremehkan.     

"Tentu. Karena aku wanita yang jauh lebih peka dibandingkan kau! Pri berhati baja yang sempat membuatku sangat tercengang karena kau ternyata masih menggunakan hatimu untuk mencintai seseorang. Ketika aku pernah berpikir kau tidak akan pernah jatuh cinta dan menikah!"     

Belhart menunjukkan sikap protes.     

"Kau sebenarnya ingin memberikanku informasi atau menghinaku?"     

"Dua-duanya. Selagi aku mampu!"     

Berniat ingin pergi dan menjauh dari wanita perusak mood. Detriana beruntung, Belhart tidak langsung meninggalkannya saat ini karena penasaran.     

"Katakan! Katakan, kenapa kau bisa berkata yakin seperti itu!?"     

"Sangat sederhana. Apa kau ingat ketika aku membersihkan sesuatu yang menempel rambutmu barusan?"     

Mengangguk pelan dan mengingatnya.     

Detriana melanjutkan.     

"Cattarina melihatku saat itu. Terlihat tidak senang dan memutuskan untuk langsung pergi karena perubahan mood baru yang dia rasakan. Aku sengaja mengajakmu menemuinya karena aku tahu dia akan kabur."     

Melebarkan mata dan terlihat sangat terkejut.     

"Kau melakukannya dengan sengaja?" tanya Belhart tidak percaya. Dan menambahkan.     

"Tapi, bagaimana hal itu bisa mengundang kecemburuan? Kau hanya sekedar membantuku. Bukan melakukan hal yang tidak-tidak!"     

"Semua bergantung darimana sudut pandang sang pengamat. Pasti sudah sempat didera kekesalan karena melihat kebersamaan kita selama beberapa waktu. Bukankah kau belum menjelaskan siapa aku sebenarnya pada dia?"     

Mengangguk pelan. Belhart seolah merasa menemukan keuntungan dari hal itu.     

Melipat tangan dan bersandar.     

"Sekarang apa yang akan kau lakukan? Aku tahu kau masih mencintainya dan menginginkannya kembali,"     

Sorot mata Belhart semakin dalam dan tajam.     

"Ya. Dan aku akan pastikan dia kembali padaku bagaimanapun caranya dengan kakinya sendiri,"     

Detriana nampak menantikannya.     

Menepuk pelan pundak Belhart untuk memberikannya dukungan.     

"Ya. Lakukan sesukamu. Dan jika kau membutuhkan jasaku untuk memancingnya. Aku bersedia membantumu. Asal kau mengizinkan kau lebih lama tinggal di negaramu untuk merebut sesuatu,"     

Belhart berbalik menatap Detriana yang berjalan menjauh.     

"Apa maksudmu? Kau masih mengejar Neil dan kau mengharapkan Neil membalas perasaanmu?"     

Menyentuh kening dan tidak mengerti lagi bagaimana Detriana yang sangat dewasa dan bebas. Menyukai Neil yang kaku dan jarang bicara. Perpaduan ini nampaknya kurang bisa Belhart pahami!"     

Detriana memberikan simbol cinta dengan dua jarinya. Menautkan bentuk hati dan memperlihatkannya pada Belhart.     

"Kau benar! Dan itulah tujuan utamaku datang ke negara ini, selain untuk melakukan kerjasama denganmu. Dan kau masih berhutang satu hal padaku!"     

Menatap dengan tidak berdaya sekaligus lelah.     

"Sudah aku katakan bahwa kau tidak bisa memaksa seseorang!"     

Tertawa kembali dan merasakan Belhart membicarakan omong kosong.     

"Aku akan membawa Neil serta dan nantikan hal itu!"     

Melambai dan berjalan pergi. Belhart tahu, dia harus mengikutinya karena mereka datang bersama. Sudah bosan dengan pertemuan hari ini dan tidak ada alasannya untuk menetap karena Cattarina yang menjadi tujuannya datang kemari, sudah pergi.     

***     

Perkataan Detriana ternyata menguncang pikiran Belhart hingga berhari-hari. Terus memikirkan perkataannya dan semakin mengharapkan banyak hal.     

Haruskah Belhart percaya pada kata-kata Detriana?     

Karena sepengetahuan Belhart, perubahan mood Monna terjadi karena rundungan yang terus dia derita belakangan ini.     

Belhart yang sedang sibuk memilah-milah pekerjaan. Mendadak teringat sesuatu. Sudah lama tidak membuka buku catatan pribadi Cattarina.     

Mungkinkah, Monna menulis perasaannya itu dalam buku?     

Menjadi penasaran dan langsung membukanya.     

Belhart harus kecewa karena Monna ternyata sudah lama tidak menulis di bukunya. Mungkin sibuk dengan berbagai hal. Dan pada akhirnya orang yang dia rindukan datang sendiri ke istananya.     

"Putri Cattarina sudah datang, Yang Mulia!"     

Mengumumkan kedatangan Cattarina dan mengetuk pintu. Salah satu pelayan istana Belhart ternyata membawa kabar gembira.     

Segera menyimpan buku Cattarina ke dalam laci dan mempersilahkan.     

"Suruh dia masuk dan siapakan minuman!"     

Monn lalu masuk ke dalam dengan berat hati. Sudah menetapkan diri untuk bersikap profesional dan tidak mencampuri urusan pribadi dengan pekerjaan. Monna memberi salam.     

"Saya, Cattarina Bourston. Memberikan salam pada Putra Mahkota."     

Mengikuti prosedur penghormatan dan mengumumkan alasan kedatangan.     

"Saya datang untuk mengikuti keinginan Baginda Kaisar Dominic sebagai Moderator. Kiranya beri saya bahan dan jelaskan seringkasnya agar saya bisa mengerti apa saja yang harus saya kerjakan,"     

Belhart lebih dulu menyuruh Monna duduk.     

"Gunakan waktumu senyaman mungkin dan duduklah,"     

Monna menurut.     

Tidak berbasa basi dan langsung mengeluarkan buku catatannya.     

"Baik. Silahkan katakan apapun. Dan lebih baik langsung kita mulai!"     

Sikap dingin ini mengundang keresahan.     

Terus mengamati Cattarina cukup lama. rasa rindu ini akhirnya terobati.     

Penasaran setengah mati dengan seberapa akurat ucapan Detriana. Belhart lantas bertanya.     

"Perasaanmu sudah jauh lebih baik?"     

Mengerti ke arah mana pertanyaan Belhart. Monna membalas.     

"Ya, Yang Mulia. Dan terima kasih atas bantuan Anda terakhir kali,"     

"Bukan masalah. Dan aku minta maaf,"     

Mengangkat wajah dan menatap Belhart.     

Monna tidak mengerti bagaimana Belhart yang sekarang mudah sekali mengucapkan kata maaf.     

"Maaf untuk apa, Yang Mulia?"     

"Perasaanmu yang mungkin aku sakiti dan soal rundungan yang kamu terima."     

Belhart ternyata tidak sepenuhnya tidak tahu.     

Terus mengawasinya dan tahu lebih banyak dari yang Monna bayangkan.     

"Bisakah Anda berhenti mengkhawatirkan saya? Mencemaskan saya? Dan mungkin memberikan perhatian lebih?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.