Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 146 ( Pingsan ??! )



Chapter 146 ( Pingsan ??! )

0Terus memancing pertanyaan agar dijawab. Namun tidak kunjung diberikan kejelasan.     
0

Semua pada akhirnya membuatnya malas bertanya lebih banyak. Ketika seluruh perkara yang mereka hadapi adalah rahasia.     

"Apa ini ada hubungannya dengan pembicaraan Anda dengan Pendeta Agung?"     

Menebak kapan tepatnya, Putra Mahkota membuat keputusan bercerai. Situasi genting yang terjadi saat itu adalah ketika Putri Mahkota jatuh pingsan.     

Menggegerkan satu istana dan Hulck masih ingat dengan sangat jelas betapa ketakutan sekaligus panik Putra Mahkota.     

Berteriak memanggil seluruh dokter dan Alliesia untuk datang.     

Kecemasaan yang sama seperti ketika Kaisar Dominic jatuh pingsan terulang.     

Bahkan makian kesal Belhart masih Hulck ingat.     

[ "Kenapa tidak ada satu hal baik apapun yang terjadi di sekelilingku?! Kenapa tidak ada yang bisa aku lindungi dan jaga dengan benar?!! Lalu kenapa ini terus berulang?!" ]     

Mengepalkan tangan dengan sangat kuat. Hingga tangannya terluka akibat tertusuk kuku sendiri.     

Hulck yang menyaksikan pemandangan itu hanya sanggup menggeleng.     

Ingin berusaha mengerti namun tidak dapat membantu banyak. Karena terkadang Putra Mahkota lebih senang menyimpan seluruh perasaannya dalam-dalam.     

Menanggung seorang diri penderitaannya.     

Kini ketika Hulck akan memanggil namanya lagi.     

"Pangeran... "     

"Putra Mahkota..."     

Belhart sudah tertidur dengan lelap pasti karena terlalu lelah. Tidak bisa tidur selama beberapa hari sebelum proses perceraiannya dimulai. Kini setelah proses perceraian itu berakhir, pertahanannya runtuh?     

keletihan menyelimutinya. Dan tenaganya seakan terkikis habis.     

Hulck lalu memilih untuk tidur di kamar lain. Mengambil selimut dan menyelimuti Belhart dengan hening.     

***     

Sementara di keluarga Bourston, terjadi kehebohan. Baru saja kembali ke rumahnya dan melakukan aktiviatas sederhana. Monna sudah membuat perkara di hari pertamanya kembali.     

Merasa terlalu nyaman mandi di kamar mandinya ketika berendam. Monna hampir ditemukan tidak bernyawa di kamar mandinya sendiri. Jika saja para pelayan tidak segera masuk karena terlalu nama menunggunya keluar.     

Berteriak dengan sangat heboj ketika salah satu dari mereka melihat Cattarina sudah tenggelam dalam kamar mandinya.     

Tidak ada yang lebih heboh dari malam itu ketika mereka kesunyian masih bisa mereka dapatkan karena Cattarina sudah menunjukkan banyak perubahan. Namun perubahan yang menyimpang.     

"Nyonya Cattarina!!!"     

Teriak salah satu pelayan wanita dengan heboh. Ketika dia bermaksud mengecek kondisi tuan putrinya.     

Diikuti oleh semua orang yang kemudian mulai berbondong-bondong masuk ke dalam kamar Cattarina untuk melihat apa yang sedang terjadi.     

"Cattarina??!!! Apa yang terjadi ini?"     

"Catty!! Kenapa dengannya??!"     

Melihat beberapa pelayan memapah Cattarina keluar dari kamar mandi dengan masih berbalut handuk besar dan mata terpejam. Alpen dan Rubylic Bourston yang baru saja masuk menjadi heboh.     

"Saya juga kurang tahu, Tuan. Tapi ketika saya masuk, Putri Cattarina sudah seperti ini dan kami tidak tahu sama sekali apa yang terjadi!"     

Berucap dengan separuh kacau dan terbata-bata karena gugup sekaligus takut.     

Alpen Bourston lalu menyuruh semua orang untuk membawa Cattarina ke atas tempat tidur.     

Asraff yang ikut mendengar kegaduhan menghampiri sumber suara. Terkejut ketika seseorang mendadak berteriak dan merusak gendang telinganya.     

"Ada apa ini? kenapa seseorang mendadak berteriak dan mengacaukan pendengaranku. Kalian ingin membuat pesta kejutan yang meriah atas kepulangan..!!!"     

Membulatkan mata semakin besar, ketika Asraff melihat beberapa orang memapah Cattarina naik ke atas tempat tidurnya.     

"Apa yang terjadi padanya??!! Catty pingsan?"     

Tidak tahu menahu apa yang terjadi, kehebohan malam ini jelas sudah membuat kantuk Asraff menghilang karena beberapa hari ini ada banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan.     

Melebih penyakit insomnia yang terkadang sering menggerogoti Asraff. Ketidaksadaran Cattarinna sukses membuat Asraff terjaga.     

"Ayah juga tidak tahu, As. Yang penting sekarang panggilan Dokter Stand kemari,"     

Merasa tidak asing dengan pemandangan ini, Asraff lalu buru buru keluar untuk menghubungi Dokter Stand. Ketika dulu kejadian seperti ini sering terjadi.     

Tubuh Cattarina yang lemah sering jatuh pingsan. Itu sebabnya ada lebih banyak dayang atau pelayan yang selalu disediakan di sampingnya.     

Namun, semenjak Cattarina sadar dari pingsan lamanya selama beberapa hari setelah jatuh dari danau. Kebiasaan itu sudah tidak pernah terjadi.     

Namun sekarang, penyakit itu muncul dan mungkinkah lebih buruk?     

Tidak berharap sesuatu terjadi pada adiknya. Asraff dengan langkah cepat segera mencari memanggil Dokter Stand. Dokter kepercayaan keluarganya.     

Sedangkan semua orang menunggu di kamar Cattarina dengan panik.     

Terutama Rubylic yang luar biasa terkejut dan tidak bisa mengontrol kesedihannya.     

"Bagaimana ini, Ayah?" tanya Rubylic, "Apa Catty sedang mencoba untuk menenangkan diri? Atau dia sedang berusaha merusak diri?"     

Yakin bokan soal penyakita lama yang muncul kembali. Beberapa orang mulai berasumsi sama, bahwa Cattarina mungkin depresi akibat perceraiannya.     

Memijat pelan pelipisnya. Alpen Bourston sungguh dibuat tidak bisa berkutik.     

"Aku jika tidak tahu, Sayang. Tapi aku harap bukan seperti itu,"     

Namun Rubylic masih saja berkata.     

"Lalu, bagaimana jika pada kenyataannya seperti itu? Ayah bisa bertanggung jawab?"     

Tidak mempedulikan ada banyak pasang mata yang memperhatikan sekaligus mendengarkan mereka. Lily dan Merri nampak menangis dalam diam.     

Tidak bisa berkata apapun.     

Rubylic yang mengenali mereka berdua sebagai orang yang Cattarina bawa dari istana, mendekatinya.     

"Kalian berdua! Bisa kalian jelaskan apa yang terjadi pada Catty? Kenapa dia bisa sampai selemah ini? Dan kenapa dia bisa sampai sangat nekat?"     

Menangis sesunggutan, Merri lalu menjawab.     

"Kami tidak tahu, Yang Mulia. Sejak bercerai, Yang Mulia Putri sama sekali tidak menunjukkan gelagat aneh apapun. Justru beliau terlihat sangat baik dan tidak terlihat sedih seperti yang kami pikir semestinya beliau rasakan. Tapi.."     

Tidak sanggup melanjutkan kata-kata. Lily mewakili Merri melanjutkannya.     

"Selama berada di istana. Tuan Putri baik-baik saja, Nyonya. Tidak terlihat mengkhawatirkan perceraiannya. Dan mungkin hanya terlihat sedih ketika harus meninggalkan orang-orang yang dia kenal di sana,"     

Lily lalu menceritakan sedikit soal perpisahan yang terjadi pada para pekerja dengan Cattarina.     

Tidak menukan adanya hal yang tidak logis. Namun, ketika dia kembali ke kediamannya. Mungkinkah...     

"Mungkinkah selama ini, perasaannya yang bertumpuk. Meluap dan meledak? Tidak sanggup menahannya, Putriku yang malang malah menjadi seperti ini?"     

Masih berkutat dengan pikiran sendiri. Dan membuat keributan dalam kamar Cattarina. Monna yang semua orang sangka pingsan. Menggerakkan alis dan kelopak matanya dengan acak.     

Merasa terganggu dan benci dengan kebisingan yang mengganggunya.     

Seseorang yang melihat, sontak berteriak.     

"Tuan Putri sudah sadar dan dia menggerakan tubuhnya!"     

Alpen dan Rubylic buru-buru menghampiri putri mereka.     

"Kau baik-baik saja Catty? Ada yang sakit? Dan ada yang membuatmu tidak merasa nyaman?"     

"Kau kenapa, Sayang? Kenapa kau melakukan hal nekat yang membuat kami cemas?"     

Monna masih saja berusaha menyadarkan diri.     

"Ayah, Ibu?" panggil Monna.     

"Kenapa kalian bisa berada di sini? Dan kenapa semua orang nampak serius?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.