Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 147 ( Tidur )



Chapter 147 ( Tidur )

0Berhasil mengamati sekitar ketika menyapukan padangannya ke sekeliling.     
0

"Apa ada sesuatu yang terjadi?"     

Bertanya dengan sangat bodoh pada saat sebenarnya, dialah yang membuat kegaduhan. Beberapa orang saling menatap bingung.     

Sementara Alpen maju lebih mendekat pada putrinya.     

"Kau pingsan di kamar mandi, Sayang. Dan tolong jangan lakukan hal ini lagi!"     

"Itu benar! Ibu tahu kau sedang depresi dan menderita. Tapi Ibu minta kau jangan melakukannya lagi,"     

Alpen dan Rubylic sukses membuat Monna termangu.     

"Aku..? Pingsan?"     

Masih dalam posisi bingung yang sangat besar. Asraff akhirnya datang bersama dengan Dokter Stand. Masuk dalam kamar Cattarina.     

"Dokter Stand sudah datang! Lalu bagaimana keadaannya?"     

Berhenti sejenak di depan tempat tidur dengan luar biasa heran tidak kalah dengan Monna yang menatap kakaknya datang bersama dengan Dokter Stand.     

"Kau.. sudah sadar?" tanya Asraff sembari mengerjap.     

"Aku yang harusnya bertanya, kenapa kakakn membawa Dokter Stand kemari?"     

Mengerutkan kening dengan serius.     

"Apa kau mengalami gegar otak? Karena itu kau mendadak menjadi bodoh?" ledek Asraff dengan kesal lalu menambahkan.     

"Dokter Stand tentu datang untuk memeriksa kondisimu,"     

Berpaling pada Dokter Stand. Lalu memberikan jalan.     

"Silahkan, Dokter. Periksa dia dan lakukan pengecekan menyeluruh,"     

Buru-buru menghentikan ketika Dokter Stan berjalan mendekat ke arahnya.     

"Tunggu! Tunggu!! Ada apa ini? Kenapa aku bisa pingsan? Aku hanya mendadak mengantuk hebat dan tertidur di dalam bak! Apa itu termasuk kategori pingsan yang kalian maksudkan?"     

Sedikit mlau mengakuinya. Namun Monna kini sadar sepenuhnya apa yang terjadi.     

Terlalu nyaman dengan posisi berendam dan terpejam karena sibuk sejak pagi. Mengurus perceraian lalu perjalanan yang panjang untuk kembali ke kediaman lamanya.     

Siapa yang tidak akan sengaja tertidur di tempat ternyatanya.     

Menyadari pakaiannya yang masih hanya berbalut handuk. Monna lalu menyelimuti tubuhnya. ketika tatapan bingung sekaligus heran menyebar.     

"Aku minta, Dokter Stand! Semua orang salah paham padaku dan mengira aku pingsan. Tapi tubuhku baik-baik saja dan aku tidak terluka,"     

Alpen dan Asraff kompak berseru.     

"Apa??"     

Sama-sama memasang wajah bodoh dan masih belum tahu bagaimana memberikan reaksi lanjutan mereka.     

Rubylic dengan kepercayaan berbeda, masih ingin berdebat.     

"Tidak bisa! Dokter Stand sudah datang. Dan dia wajib memeriksa kondisimu. Itu sebabnya jik apa yang kau katakan adalah benar. Semua bisa dibuktikan, sayang."     

Mengalah pada ibunya yang sudah banyak berubah dan lebih mengerikan dari pada ayahnya belakangan ini. Monna memilih untuk mengalah.     

"Baiklah. Jika ibu memaksa,"     

Tidak berani membantah dan membiarkan Dokter Stand yang memasang wajah serba salah memeriksa kondisi Cattarina.     

Beberapa menit kemudian, Dokter Stand sudah mengeluarkan pendapatnya dengan berbagai perasaan tidak berdayanya.     

"Putri Cattarina baik-baik saja. Dan memang hanya kelelahan dan mengantuk. Tidak ada tanda-tanda baru saja pingsan. Dan berdasarkan pola napasnya yang teratur selama beberapa waktu..."     

Semua orang menyimak dengan terlampau serius, ketika penjelasan Dokter Stand berhenti.     

"Beliau hanya tidak sengaja tertidur, Nyonya. Dan itu adalah benar," ungkap Dokter Stand menutup kesimpulannya.     

Membuat semua orang bernapas lega. Dan kini giliran Monna yang mencari pembenaran.     

"Apa yang sejak awal aku katakan?" ungkap Monna pura-pura percaya diri.     

Asraff justru menatapnya sinis.     

"Kau sebuh ini sebagai candaan yang sama sekali tidak lucu?!" menyindir dengan tajam. Alpen justru menegur putranya.     

"As!! Berhenti merundung adikmu dan jangan menambah masalah!"     

Mendekat pada putrinya, Alpen lalu memeluk Monna.     

"Kau sungguh baik, Catty? Syukurlah jika begitu,"     

Disusul Rubylic yang sempat sangat panik.     

"Kau membuat kami sangat ketakutan, Catty. Tolong jangan mengulanginya," ucap Rubylic yang baru benar-benar bisa bernapas lega.     

"Mari, Dokter Stand. Saya Antar Anda kembali,"     

Berhasil menyadari kesalahan yang terjadi. Dan mengembalikan orang yang seharusnya tidak perlu dipanggil sampai tergesa-gesa.     

Asraff kemudian mengantar Dokter Stand ke depan. Lalu menyuruh seseorang mengantarnya.     

Rubylic gantian memeluk Monna.     

Meneteskan air mata. Sehingga Monna merasa tidak enak.     

"Maafkan aku, Ibu. Aku tidak tahu kalau kejadiannya akan menjadi seperti ini. Dan jangan mencemaskan aku sampai seperti itu. Karena kau benar-benar baik-baik saja. Tidak akan terpengaruh pada hal-hal yang mungkin tidak penting. Atau tidak ada gunanya aku memikirkannya,"     

Rubylic sekali lagi memeluk Monna lebih erat.     

Membuat Monna semakin merasa bersalah dan malu.     

Mengutuk diri sendiri yang terlalu ceroboh dan menggegerkan banyak orang. Monna lalu melirik para pelayannya tajam.     

"Ketika kalian melihatku tidak sadarkan diri? Selain jangan panik dan memeriksa keadaanku lebih dulu. Bukankah hal itu yang seharusnya kalian lakukan?"     

Sadar sepenuhnya kalau kesalahan ada padanya. Namun bukankah semua tidak akan menjadi heboh, jika ada saja satu orang yang berinisiatif mengejek keadaannya lebih dulu sebelum memanggil kedua orang tuannya?     

Asraff yang sudah kembali dari misinya mengantar Dokter Stand kembali ke kediamannya. Memberikan teguran kecil.     

"Berhenti menyalahkan orang lain dan sadar dirilah! Memang salah siapa semua orang menjadi panik dan hilang akal sehat?" menyindir dengan separuh tajam.     

Monna mencibir. Sementara Asraff masih masih menambahkan.     

"Mendadak tertidur ketika kau sedang berendam di bak mandimu??"     

Ingin menertawakan kekonyolan itu. Namun tawa mengejek yang lebih dulu Asraff tunjukkan.     

Monna semakin merengut.     

"Salahmu karena tidak mengecekku dengan benar sebelum memanggil Dokter Stand!"     

"Ayah yang menyuruhku. Jadi salah ayah. Karena aku berpikir ayah sudah mengecek kondisimu lebih dulu,"     

"Kakak.. !"     

Menutup mulut rapat-rapat ketika Asraff dengan sangat berani menyalahkan ayahnya.     

Asraff spontan meminta maaf.     

"Ups!! Maaf! Aku hanya mengatakan fakta. Jadi jangan hukum aku ketika kau hanya sedang mencoba membela diri ketika adik kecilku ini menuduhku!!"     

Mengangkat kedua bahu dan tangannya ke atas. Asraff tentu tidak ingin disalahkan.     

"Ayah tahu, ayah salah. Tidak mengecek dulu dan ikut panik seperti ibumu,"     

Kini giliran Rubylic yang protes.     

"Kenapa sekarang, ayah jadi menyalahkan ibu? Memang, siapa yang tidak akan panik jika ada banyak orang yang menggotong Catty?"     

Kompak menatap penuh arti pada para pekerjanya yang terlihat serba salah dan gugup.     

"Tangis salah satu dari mereka bahkan membuatku bertambah panik dan syok!"     

Menggigit bibir bawahnya, Merri dan Lily ikut menunduk dalam.     

Tidak berani mengangkat wajah dan meringis.     

Monna mendadak tertawa. Tidak percaya pada seluruh kekonyolan malam ini dan geli.     

"Haha.."     

Tawa semua orang kemudian pecah.     

Dimulai dari Monna yang sudah tidak bisa menahan rasa malu sekaligus bersalahnya. Telah membuat semua orang terlibat dan melemparkan kesalahan. Lalu ikuti oleh Asraff yang tidak percaya bisa dibodohi dan Alpen yang tidak percaya bahwa dirinya juga terbawa suasana.     

Lalu Rubylic yang mulai merasa malu sekaligus lega.     

Terakhir semua pelayan yang menghelah napas jauh lebih tenang. Ketika majikan mereka nampaknya tidak akan menghukum mereka.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.