Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 184 ( Belhart Gila )



Chapter 184 ( Belhart Gila )

0Ingin memutar waktu tapi tidak bisa.     
0

Monna lalu bersikap sengit.     

"Memang apa yang tidak boleh aku ketahui? Dan kenapa kalian begitu terkejut? Bahkan sengaja menyembunyikan hubungan kalian yang sudah berlangsung sejak lama,"     

Monna lalu melirik Asraff.     

"Karena inikah, kakak jarang pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di istana atau luar rumah?"     

Kemudian melirik sinis ke arah Alliesia yang gugu.     

"Dan karena ini juga-kah, kau berbohong padaku?"     

Menatap dengan tatapan semakin merendahkan.     

"Setelah menipuku. Kau mengira bisa terus membodohiku? Mengatakan kau berpacaran dengan Hulck dan pria itulah satu-satunya pria yang kau cintai melebihi segalanya. Pria itu ternyata tidak lain adalah kakakku sendiri?"     

Merasa sangat terkejut dan menatap Alliesia tidak mengerti. Asraff berucap dengan getir.     

"Allie, apa maksud Catty? Kau berbohong padanya soal kita? Dan kau mengarang cerita padanya?"     

Sedikit bergerak ketika Asraff dengan manis memanggil akrab nama Alliesia dengan sebutan 'Allie'.     

Mereka ternyata sudah sedekat itu?     

Tidak mengerti lagi bagaimana kedua pasangan itu bisa membohonginya.     

Monna sungguh-sungguh dibuat hilang akal.     

"Aku minta maaf,"     

Kalimat yang terlalu pendek dan tidak terlalu memberikan penjelasan yang Monna inginkan. Monna menatap Alliesia tajam.     

"Hanya kata maaf yang bisa kau sampaikan?"     

Asraff masih mencoba meminta Monna tenang.     

"Tenang, Catty. Alliesia sepenuhnya tidak bersalah dan jangan merundungnya,"     

Tatapan Monna lalu beralih ke Asraff.     

"Kakak bahkan sekarang sudah tidak mempedulikan perasaanku dibandingkan dengan perasaannya?"     

Monna lalu berucap tajam.     

"Aku pernah melihat kalian bersama. Tapi aku pikir aku salah melihat dan mengenali kalian. Berusaha menyangkal dan berpikir positif. Namun ternyata kalian sungguh-sungguh memiliki sebuah hubungan?"     

Dengan susah payah Monna menahan kekecewaannya.     

"Aku memang tidak punya hak untuk tahu bagaimana kelengkapan hubungan kalian. Tapi apa kau tahu, aku terlihat sangat bodoh di depan Hulck yang aku tanya tentang hubungan kalian."     

Hanya sanggup menunduk dan merasa sangat bersalah. Monna benci dengan sikap lugu dan murung Alliesia.     

Seakan Monna membully-nya dan menjatuhkan mentalnya.     

Padahal yang terjadi sebaliknya.     

Alliesia lagi-lagi meminta maaf.     

"Maafkan saya, Putri. Saya sungguh-sungguh meminta maaf. Dan saya sama sekali tidak bermaksud untuk berbohong,"     

Tawa mengejek Monna pecah.     

"Apa mungkin semua ini berhubungan dengan Putra Mahkota? Kau menyukainya. Karena itu kau bertindak sejauh ini?"     

Perkataan Monna semakin membuat Asraff bingung.     

Tapi tidak dengan alliesia.     

"Aku tidak ingin kesalahan sama terulang kembali, Putri. Sudah pernah satu kali bahagia. Namun bukan kebahagiaan seperti itu yang aku inginkan. Dan sebagian lagi malah menjadi mimpi buruk. Aku sudah tidak ingin terlibat dengan kalian,"     

Sudah kuduga!     

Mimpi masa depan mereka juga berhasil Alliesia lihat dalam mimpinya.     

Mungkin akan mengundang kebingungan dan ketidakpahaman pada awalnya. Namun lambat laun secara naluriah dan kepintarannya, Alliesia pasti berhasil menemukan jawabannya.     

Sama seperti Monna yang berhasil memecahkan banyak misteri dan menghindari segala kemungkinan yang menghancurkannya.     

Asraff yang membutuhkan penjelasan bertanya.     

"Apa ada seseorang diantara kalian bisa menjelaskan sesuatu?"     

Nampak terkejut tapi tidak terlalu bodoh untuk memahami situasi apa yang menghimpit mereka.     

Monna langsung menghardik Asraff.     

"Jangan ikut campur! Karena ini karena ini adalah masalah kami!"     

Memberikan ketegasan dan meminta waktu.     

Alliesia melanjutkan argumennya.     

"Aku sudah memiliki calon lain yang bisa menerima aku apa adanya,"     

Menatap sinis. Monna membalas.     

@w.e.b.n.o.v.e.l     

"Dan itu adalah kakakku? Asraff Grey Bourston?"     

"Ya. Dan itu juga sebabnya saya enggan bercerita,"     

"Apa alasannya dan kenapa?"     

Tidak akan bisa terima begitu saja jika penjelasan itu tidak logis dan sanggup dia terima.     

Alliesia menjawab.     

"Saya tidak yakin Anda akan merestui kami,"     

Mungkin sadar pada hubungan takdir yang selalu buruk antara Alliesia dengan Cattarina. Alliesia yang tidak yakin Cattarina akan sepenuhnya percaya dan menerimanya, menjadikan Alliesia membuat sebuah pertimbangan.     

Tidak memberitahukan hubungannya dengan Asraff dan sengaja berbohong untuk menutupi perasaannya.     

Monna tersenyum sinis.     

"Jadi, apa kau mengira suatu saat aku tidak akan tahu. Dan kau pikir hubungan kalian akan lebih baik seperti ini terus?"     

Mungkin benar, jika Alliesia sudah tidak mengharapkan Belhart. Namun bagaimana mungkin dia bisa terus menyembunyikan hubungannya dengan Asraff selamanya?     

Hubungan mereka sebenarnya tidak serius. dan Alliesia berencana suatu saat meninggalkan kakaknya?     

Tidak tahu jawaban mana yang benar.     

Alliesia yang tidka ingin disalahpahami, memberikan penjelasan tambahan.     

"Aku takut, Yang Mulia."     

Berucap dengan sangat sedih dan setengah tertekan.     

Monna yang tidak mengerti, menautkan alisnya.     

"Takut?"     

"Ya. Sama seperti Anda yang tidak ingin apa yang Anda mimpikan menjadi kenyataan. Saya juga takut pada masa depan saya sendiri,"     

Untuk masalah ini, dengan anehnya Asraff hanya mendengarkan dan tidak berusaha ikut campur. Atau mencari tahu lebih banyak apa yang sebenarnya mereka katakan.     

Karena jika diperhatikan dari kacamata orang asing. Orang tersebut pasti tidak akan paham.     

"Tapi masalahnya, masa depanmu dan masa depanku berbeda. Apa kau masih bisa tersiksa ketika masa depan yang kau lihat adalah masa depan bahagia?"     

Seperti mendengar sebuah lelucon. Monna yang tahu dengan sangat lengkap melebihi siapapun bagaimana masa depan Alliesia. Tidak akan pernah bisa menerima sikap Alliesia yang sangat bertolak belakang.     

Seharusnya ikut bahagia melihat mimpi yang menggembirakan dan mengejar mimpi itu.     

Alliesia justru ingin menghindarinya?     

"Akhir cerita bahagia. Tidak selamanya akan berlanjut, Putri."     

Mengerutkan kening dan mengabaikan tatapan Asraff yang menatap mereka berdua dengan sangat frustasi karena ada banyak sekali hal yang tidak bisa Asraff mengerti.     

Monna memang ragu untuk bertanya lebih jauh. Ketika mereka akan menyikap misteri hubungan buruk mereka dan hal magis yang tidak bisa ditangkap otak soal kematian Cattarina yang berulang-ulang.     

"Apa maksudmu?" ucap Monna penuh penekanan dan ketabahan untuk memahami lebih banyak. ketika dia pikir semuanya sudah selesai.     

"Belhart tidak sepenuhnya mencintaiku,"     

Menggegerkan otak Monna yang sudah panas.     

"Apa yang baru saja kau katakan?"     

"Dia terlambat mengetahuinya. Baru menyadari betapa penting kehadiran Anda dalam hidupnya dan terus mencari sosok Anda yang sudah tidak ada karena kesalahannya sendiri. Putra Mahkota akhirnya menjadi gila."     

Menutup mulut dengan sangat terkejut sekaligus tidak percaya.     

"Belhart di akhir cerita, menjadi gila?"     

Tidak bisa percaya. Namun mata serius itu terus memberikan Monna keyakinan.     

Namun, benarkah semua itu?     

Alliesia tidak berbohong lagi padanya dan mengelabuinya?     

Menipunya dan mengarang cerita seolah semua yang dia katakan adalah benar. Alliesia, sang pemeran protagonis?     

Banyak pikiran tumpang tindih dalam otak Monna.     

Jawaban seperti apa yang harus dia percaya?     

Dan mana yang harus Monna yakini?     

Cerita dalam novel berdasarkan sudut pandang Cattarina, dirinya yang dulu?     

Atau Alliesia yang membawa akhir cerita baru dalam kisah hidup Belhart?     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.