Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 180 ( Perbandingan )



Chapter 180 ( Perbandingan )

0Sosok itu mendadak menghilang.     
0

Berusaha mengejar dengan langkah cepat. Namun tidak menemukannya di balik tembok.     

Monna telah kehilangan jejak, bergumam seorang diri.     

"Mungkinkah... aku salah mengenali seseorang?"     

Menggaruk pelipis dan merasa ragu.     

Belhart yang berhasil menyusul Monna, bertanya dengan bingung.     

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau berjalan kemari dan terlihat sangat serius, juga panik?"     

Berpikir dengan keras. Monna yang tidak yakin, kurang bisa mendeskripsi kebingungannya.     

"Tidak. Aku hanya seperti melihat seseorang yang aku kenal. Tapi mungkin aku salah. Sehingga, kita lebih baik kembali."     

Ingat soal pada batas waktu yang telah habis.     

Belhart kemudian menuntun Monna masuk ke dalam keretanya.     

Duduk senyaman mungkin. Padahal hatinya gundah dan belum rela melepas kepergiaan Monna. Di tengah-tengah perjalanan, Belhart masih mengajukan pertanyaan untuk mengisi keheningan.     

"Apa kedua orang tuamu sangat marah pada waktu itu?"     

Tidak menyebutkan kapan waktu yang dia maksudkan. Monna mengangkat wajahnya dengan heran dan bertanya balik.     

"Waktu itu?"sebut Monna.     

Belhart mengangguk samar.     

"Hem. Ketika kau kembali ke kediaman Bourston dan mungkin sebelumnya. Apa mereka menyudutkanmu dan membuatmu susah?"     

Masih mengingat bagaimana Monna mencaci-maki nasibnya yang malang karena terus dirundung oleh orang-orang di sekitarnya. Belhart tidak bisa menutup mata dan hatinya untuk tidak peduli.     

Monna menaikkan pandangan ke arah Belhart..     

"Tidak juga. Hanya saja, aku merasa bersalah karena sudah membuat mereka kecewa dan mengkhawatirkan aku." Ucap Monna jujur.     

Lalu melengkapinya ketika tiba-tiba saja sadar akan sesuatu.     

"Bukan sebuah kemalangan yang harus dikhawatirkan. Hanya saja, mereka tidak pernah berpikir kita secepat itu bercerai," tambah Monna.     

Belhart malah jengkel.     

"Dan apa itu berarti sudah ada yang menduga bahwa kita akan bercerai suatu saat walaupun bukan sekarang?" tanya Belhart dingin.     

Sering mengartikan sebuah pernyataan dalam konotasi buruk.     

Monna menatap Belhart datar.     

"Lalu, apa Anda sekarang menyesal?" tanya Monna.     

Menatap dalam dan seakan tersiksa.     

'Aku tentu saja menyesal, Catty! Sangat menyesal dan merasa kehilangan. Tapi, mungkinkah aku mengatakannya?!'     

Berpura-pura baik-baik saja. Belhart kemudian memalingkan wajahnya.     

"Apa ada tempat bagiku untuk menyesal?"     

Tidak memberikan jawaban pasti dan membiarkan Monna menebak sendiri apa arti perkataannya. Belhart merasakan hatinya perih.     

Dan perubahan suasana ini membuat Monna merasa kurang nyaman.     

'Mungkinkah, Belhart ingin mengatakan bahwa dia sangat menyesal. Namun tidak ada jalan untuknya kembali?'     

Menggeleng cepat dan membantah.     

Monna spontan menjadi tertekan.     

"Anda benar, Yang Mulia. Semua sudah berlalu dan tidak ada gunanya saya bertanya pertanyaan bodoh ini,"     

Belhart kembali menyalakan sorot matanya yang bagai mata seekor burung elang. Ketika ada berbagai macam arti penting dalam ucapan Monna.     

"Tidak berguna dan kau sama sekali tidak menyesal?"     

Belhart menyunggingkan tersenyum kecut. Karena sadar sudah mengajukan pertanyaan bodoh.     

Memangnya Belhart masih berani berharap, misalkan Cattarina memiliki sedikit saja perasaan padanya??     

Mencari-cari di balik mata jernih yang menatapnya balik. Belhart tahu angan-angannya terlalu tinggi.     

"Abaikan pertanyaanku, jika itu mengusikmu." Ucap Belhart menyerah.     

Monna seketika membalas.     

"Aku sebenarnya sedikit merasa menyesal,"     

Ucapan yang sangat ringkas dan entah arti semacam apa yang terkandung di dalamnya.     

Pupil mata Belhart membesar.     

Menunjukkan ketertarikan dan menatap dengan sangat serius.     

"Katakan. Katakan kalimat lanjutannya,"     

Monna yang seolah menyadari sesuatu, berkata.     

"Menyesal sudah membuat Anda mengambil keputusan yang sangat mendadak. Dan tidak menunjukkan gejala perselisihan lebih dulu di hadapan beberapa orang agar tidak ada yang merasa aneh dengan perceraian kita. Saya akui, perceraian ini memang sangat tergesa-gesa."     

Bukan jawaban seperti ini yang Belhart inginkan.     

Tapi lebih pada soal penyesalan Cattarina bercerai dengan Belhart.     

Harapan Belhart ternyata terlalu tinggi. Seakan tidak akan pernah terjadi ketika hati ini terus Cattarina sakiti.     

Belhart mulai berpikiran buruk.     

Mungkinkah karena karma buruk yang pernah Belhart lakukan pada Cattarina. Seluruh kesedihan ini pantas dia terima?!     

Keduanya lalu berpisah dengan perasaan Belhart yang masih tidak menentu.     

Ingin meraih punggung itu dan tidak membiarkannya pergi menjauh.     

Haruskah Belhart bersikap seperti dirinya di masa lalu.     

Termenung seorang diri di dalam kereta kudanya.     

Belhart mengenang kembali bagaimana tulisan-tulisan Monna menganggunya.     

[ "Aku tahu ini gila! Tapi aku tidak ingin terikat pada masa lalu. Mengalami renkarnasi hingga 4 kali. Mungkinkah semua itu masuk akal? Membenci sang malaikat dan pencatat nasib yang menuliskan garis hidup kejam padaku. Aku ingin kehidupan nyamanku dikembalikan!" ]     

Beberapa tulisan lain masih saja mengobrak-abrik ketenangan Belhart.     

[ "Aku seharusnya tidak berada di dunia ini. Menjadi orang yang berbeda dan aneh!" ]     

[ "Aku seperti ingin menenggelamkan tubuhku ke dasar laut. Memilih tidak akan pernah bisa kembali karena ingatan dan luka itu masih menempel kuat dalam sel otak dan juga nadiku." ]     

Entah sudah berapa kali Belhart membaca tulisan itu dengan kepedihan dalam.     

Ingin melengkuh sang penulis dan memeluknya. Lalu menghibur dan memintanya untuk percaya padanya.     

Hari itu ternyata berakhir dengan memori yang separuh indah dan separuh tidak.     

***     

Pesta ulang tahun Belhart akhirnya tiba.     

Dihadiri oleh banyak petinggi dan orang penting yang bukan hanya berasal dari negaranya. Tapi juga negara lain.     

Pesta ulang tahun Argedaff nampak tidak semeriah pesta ulang tahun Belhart. Sama-sama merayakannya dalam waktu berdekatan. Namun jumlah orang yang hadir di pesta Belhart melebihi kapasitas.     

Memunculkan banyak tanda tanya besar dalam benak Argedaff yang hadir pada hari itu. Sebagai balasan keikutsertaan Belhart hadir di pesta ulang tahunnya minggu lalu. Perasaan iri dan kesal juga secara terang-terangan Argedaff tunjukkan.     

Sengaja mengenakan pakaian sangat mencolok untuk membalas dendam kepopuleran Belhart mengambil perhatian banyak tamu wanita di pesta ulang tahunnya saat itu.     

Argedaff juga nampak mendandani Beppeni dengan sangat meriah.     

Sengaja mengoleskan perona merah di bibirnya yang tipis. Mengepang rambut dan menghiasinya dengan permata mahal yang sengaja Argedaff beli khusus untuk hari ini.     

Beppeni juga secara spesial Argedaff percantik seelegan mungkin.     

Namun Argedaff yang mengakui kecantikan Beppeni malam ini, sadar.     

Beppeni yang manis dan cantik, tidak akan pernah bisa menandingi keistimewaan Cattarina Bourston yang merupakan ratu dari segala kesempurnaan wanita.     

Memiliki hidung yang mancung. Kulit seputih kapas dan pipi sedikit merona. Penampilan sederhana Cattarina saja bahkan sanggup membuat semua orang mengaguminya.     

Sehingga, menjadi perbandingan yang terlalu jauh jika seseorang ingin membandingkan mereka. Atau mencari kelebihan Beppeni di atas Cattarina.     

Umur yang jauh lebih muda dan belia, mungkin menjadi satu-satunya keunggulan Beppeni atas Cattarina.     

Namun, perlukah seluruh tamu undangan yang hadir pada hari ini menimbulkan banyak kecemburuan dalam hati Argedaff yang sudah panas dingin?     

Menatap Belhart yang masih bersiap-siap dengan kesal.     

Argedaff yang sengaja datang lebih awal. Kesal sendiri ketika melihat pakaian Belhart yang kualitasnya mungkin masih berada di bawahnya. Namun tidak menurunkan sedikitpun ketampanannya yang seolah mendarah daging.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.