Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 179 ( Belajar Menjadi Peka )



Chapter 179 ( Belajar Menjadi Peka )

0"Kau tidak menyukai kacang polong," ucap Belhart memulai pidatonya.     
0

"Tidak suka dengan buah persik. Dan tidak suka dengan coklat yang terlalu manis. Kau akan lebih suka segelas susu hangat dengan kadar gula normal. Pai apel hangat yang baru saja keluar dari panggangan. Teh Jasmine, sebagai pelengkap. Dan buah pir sebagai buah favotitemu. Sekaligus rutin kau kosumsi,"     

Monna menyimak semua penutup dengan keseriusan berlipat ganda. Tidak mengira Belhart tahu banyak soal dirinya.     

Belhart masih menjabarkan jawabannya.     

"Benci harus membuat keputusan yang rumit. Dan benci ketika harus terjepit diantara dua pilihan.."     

Monna dengan cepat menghentikan Belhart.     

"Tunggu.. tunggu... Apa maksud ucapanmu, dengan kalimat selanjutnya?"     

Membulatkan mata dan menatap dengan penuh bantahan.     

"Aku... seperti itu?"     

Mengangguk yakin dan membenarkan.     

Belhart membalas tatapan itu dengan yakin.     

"Ya. Dan kau tidak suka dengan serangga. Sebenarnya tidak terlalu nyaman dengan gaun panjang yang kau kenakan. Karena kau lebih suka mengenakan..."     

Menautkan alis dengan pandangan aneh, Belhart melanjutkan.     

"Celana? Pakaian yang hanya digunakan ksatria wanita. Dan kau ingin mengenakannya?"     

Mengerutkan kening cukup hebat dan seperti seluruh hatinya berhasil dibaca. Monna lantas mengeluh.     

"Darimana Anda bisa tahu itu semua? Mengetahuinya hanya sekedar dari memperhatikan?"     

Mengangguk kembali dan menutupi kenyataan. Belhart menjawab dengan santai.     

"Ya. Begitulah,"     

Menyipitkan kedua mata dan merasa alasan itu terlalu aneh. Monna seolah melihat sosok cenayang.     

"Bahkan sampai perihal gaun dan celana?"     

Mungkin bisa mengerti bagaimana Belhart bisa mengetahui selera makanan dan tingkah lakunya.     

Tapi, sampai soal hal pribadi tentang mengenakan celana panjang. Bukankah, Monna tidak pernah mengatakannya pada siapapun. Takut disangka aneh. Padahal dunia asalnya dulu, sudah menganggap umum dan sangat biasa penggunaan celana panjang bagi seorang wanita.     

Tunggu.     

Mungkinkah Monna sempat mengeluh pada hari mereka melakukan perlombaan berburu?     

Memang sangat terlihat gembira ketika Monna diberikan kesempatan untuk mengenakan celana ketat untuk berburu.     

Monna yang bersemangat bahkan sampai menuangkan kesenangannya itu dalam buku hariannya.     

Namun, Monna tidak ingat pernah menyampaikannya pada orang lain.     

"Aku belajar menjadi peka. Dan seperti inilah hasilnya,"     

Berkata separuh jujur dan mengalah lebih dulu untuk memahami Monna.     

Belhart tentu saja tidak bisa berkata jujur sepenuhnya dengan mengatakan bahwa dia tahu semua kesukaan dan ketidaksukaan Monna, melalui buku harian dia tulis hampir setiap minggu.     

Terkadang sangat rajin.     

Sampai-sampai selama beberapa hari secara berurutan. Monna menuliskan segala yang dia pikir dan lakukan secara hati-hati, menggunakan beberapa macam kalimat yang terkadang memiliki arti samar dan sukar dimengerti.     

Belhart kembali mengingat beberapa kalimat yang Monna tulis selama beberapa hari belakangan ini.     

[ "Aku berhasil bercerai dengannya! Melangkahi takdir dan membelokkan nasib buruk. Apakah semua ini nyata dan bukan mimpi? ]     

Ingin tahu bagaimana lengkap perasaan Cattarina soal perceraian mereka.     

Belhart sebenarnya sudah menunggu tulisan ini, sejak hari pertama Belhart memutuskan untuk bercerai.     

Namun seolah sunyi dan tidak tertarik.     

Monna sama sekali tidak menuliskan bagaimana perasaan dan tanggapan pribadinya soal perceraian dalam buku rahasianya.     

Mungkin, tidak menyentuh buku itu sama sekali.     

Setelah beberapa hari kembali ke kediamannya di Nettville. Monna menyempatkan diri merangkum seluruh ketegangan dan keanehan yang terjadi padany selama beberapa hari.     

[ "Aku sudah bercerai. Dan itu semua keinginanku sejak awal. Namun Belhart yang lebih dulu memutuskannya. Tanpa sebab dan tanpa alasan. Sehingga jika aku berada di dunia lain. Apa aku bisa menuntutnya atas gugatan cerai yang memiliki landasan?" ]     

Iseng menulis dengan perasaan campur aduk dan tidak bisa dia lukiskan. Monna yang saat itu baru bisa mencerna satu per satu situasi aneh apa yang terjadi padanya. Membuka lembaran kedua halaman bukunya untuk mulai menulis detail kekesalannya.     

[ "Aku tahu dia melakukannya demi aku. Tapi kenapa aku mendadak merasa dicampakkan? Dan kenapa aku merasa dibuang? Seperti sebuah permen karet yang jika manisnya sudah hilang, akan dibuang dan diludahkan," ]     

Pada kalimat terakhir ini, Belhart sedikit kurang paham dengan kosakata baru yang aneh dan baru dia dengar.     

Belhart juga saat itu nampak bertanya-tanya 'Permen Karet', adalah sebuah benda yang seperti apa?     

Tidak pernah ada di dunianya.     

Dan mungkin belum dihasilkan     

Tulisan Monna lagi-lagi menghinoptis Belhart.     

[ "Semua orang marah dan kasihan padaku. Kecewa dengan Belhart dan menyudutkannya. Apa lagi yang bisa aku katakan, selain berbohong bahwa semua ini adalah keputusan kami. Aku ikut menyetujuinya. Dan hal itu pernyataanku memang separuhnya benar." ]     

Senang dibela dan dibersihkan namanya. Belhart nampak tidak tega memberikan beban itu pada Cattarina. Namun semua sudah terjadi dan waktu tidak bisa diputar kembali. Mereka hanya perlu melangkah bersama di kemudian hari.     

Lamunan Belhart seketika dibuyarkan oleh Monna.     

Memetik jari beberapa kali di hadapan Belhart untuk menyadarkannya dari lamunan.     

Monna lantas bertanya.     

"Anda melamun?"     

Tidak pernah melihat Belhart melamun dan situasi saat ini menjadi hal yang baru. Belhart menggeleng lemah.     

"Bukan apa-apa. Dan maaf,"     

Mendengar kata maaf yang sangat alami, Monna bertanya lagi.     

"Anda sekarang menjadi mudah mengucapkan kata maaf?"     

Untuk hal kecil bahkan. Dan Menurut Monna itu masih saja tidak wajar.     

Belhart menunjukkan perhatian kecil.     

"Ya. Dan bersihkan mulutmu yang sedikit bernoda,"     

Monna kemudian merespon.     

"Mulutku?"     

Menyentuh wajah dan bibirnya.     

Monna yang tidak berhasil membersihkan sisa makanan yang menempel pada sudut bibir. Membuat Belhart geram. Mengulurkan tangan ke depan dan mengusap bibir Monna yang terkejut.     

Monna sontak bergerak mundur.     

Menelan ludah perlahan dan menatap Belhart dalam posisi bergeming.     

Belhart lantas bertanya dengan datar.     

"Kenapa? Apa aku tidak diizinkan menyentuhmu? Hanya untuk membantumu membersihkan sisa makanan. Hal sederhana semacam, itu juga tidak diizinkan?"     

Menelan ludah kembali dan tidak menjawab langsung.     

Monna kembali membenarkan posisi duduknya lebih ke depan.     

"Tidak. Bukan itu maksud saya. Dan terima kasih," Monna yang kikuk mulai mengaduk makanannya.     

Tidak mengerti mengapa Belhart mendadak bersikap baik padanya.     

Belhart tidak mungkin lupa status perceraian mereka, bukan?"     

Perceraian yang masih hangat dan tidak mungkin cepat dilupakan.     

Monna lalu berucap tidak lama setelahnya.     

"Aku sudah selesai makan siang. Apa kita akan kembali?"     

Melihat dua piring sudah kosong dan waktu ternyata berjalan lebih cepat daripada yang mereka bayangkan.     

Ada getir-getir kekecewaan samar yang muncul dalam sorot mata Belhart.     

Sengaja menggunakana waktu siang mereka untuk makan bersama dan mengobrol.     

Kenapa waktu berjalan tanpa bernapas?     

Selesai membayar dan mengeluarkan uang berlebih untuk memberikan tip pada pelayan. Belhart mengikuti Monna berjalan keluar dari kedai.     

Nampak puas dan nyaman ketika perutnya terisi penuh sekaligus hangat.     

Monna yang baru saja ingin menaiki kereta, berhenti. Melihat bayangan seseorang yang dia kenali melewatinya dan mengundang perhatiannya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.