Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 151 ( Membuat Keributan Ketika Diundang dan Dipancing )



Chapter 151 ( Membuat Keributan Ketika Diundang dan Dipancing )

0  "Bukan salahku. Karena aku tidak pernah menerimanya,"     
0

  [ "Maka pada surat kedua ini. Saya masih ingin menyampaikan ketulusan saya yang entah apakah akan sampai pada Anda atau tidak ditanggapi," ]     

  Sedikit memiringkan kepala. Monna mendumel.     

  "Dia sedang menuliskan kemarahannya?"     

  Kembali membaca dan semakin malas membalasnya.     

  Kita lihat, sampai dimana surat ini akan membuatnya langsung dibuang!     

  [ "Demi untuk memberikan penghiburan yang layak. Saya ingin mengundang Anda pada perjamuan para gadis bangsawan yang sebentar lagi akan di adakan. Bertepatan pada tanggal 5 bulan ini dan diadakan di kediaman Raflentaria. Kami siap berbagi." ]     

  Sangat terlihat tujuan surat ini ditulis. Monna menggeleng tidak percaya. Ketika seorang putri bangsawan berani menulisnya.     

  "Gadis ini ternyata kurang mendapatkan pengajaran sopan santun yang ketat dari keluarganya?"     

  Melirik monna dengan ragu. Lily masih ingat bagaimana kata-kata Cattarina dulu pernah lebih kejam.     

  @w.e.b.n.o.v.e.l     

  Sering datang ke perjamuan dan pesta-pesta kelas atas. Hanya demi menunjukkan eksistensinya. Sekaligus mengacaukan suasana pesta dengan berbagai tingkahnya yang beragam. Hingga tidak ada satu bangsawan lain yang berani mengundangnya lagi.     

  Cattarina yang kesal, bahkan sengaja datang tanpa diundang!     

  Bayangkan!     

  Datang tanpa diundang. Dan dengan percaya dirinya mengganggu sang pemilik pesta yang tidak mengundangnya secara tidak langsung.     

  Sesama pelayan putri bangsawan ternyata tidak kalah punya banyak akses untuk bergosip dan menyebarkan berita satu sama lain.     

  Hingga kejelekan Cattarina semakin menyebar dan meluas dengan beberapa bumbu yang ditambah-tambahkan dalam jumlah besar.     

  "Mereka sekarang, sudah berani mengundang Anda ke pesta mereka?"     

  Menutup mulut dengan cepat. Setelah selesai menuntaskan ucapannya yang berani. Lily lalu meminta maaf.     

  "Maafkan saya, Nyonya. Saya sama sekali tidak bermaksud.."     

  Bingung melanjutkan kalimatnya dan memilih kalimat penutup yang tepat. Monna yang sudah paham kepanikan Lily, tidak langsung memarahinya.     

  Hanya melemparkan tatapan maklum dan membuka surat kedua.     

  Surat itu berasal dari...     

  "Beppeni?? Gadis muda yang aku temui bersama Belhart ketika kami melakukan perlombaan berburu dengan Argedaff??"     

  Terkejut menerima surat kedua yang Monna pikir akan sama membuatnya emosional seperti surat pertama.     

  Monna mengendurkan kewaspadaan dan ketegangannya.     

  [ "Beppeni Indira. Memberikan salam hormat pada Putri Cattarina. Saya tahu surat ini akan mengejutkan Anda," ]     

  Membenarkannya dan mengangguk.     

  "Aku memang sangat terkejut,"     

  [ "Tapi karena saya sudah pernah bertemu dan mengenal kepribadian Anda yang baik. Saya tidak bisa tidak menunjukkan perhatian saya yang mungkin sedang dalam suasan hati tidak baik," ]     

  Mengerjap beberapa kali. Monna berucap.     

  "Inti dari dua pernyataan pertama surat ini sama. Namun kenapa penafsirannya seolah berbeda?"     

  Membandingkan antara surat pertama dengan surat kedua. Surat dari Beppeni memang lebih terlihat menunjukkan perhatian yang tulus.     

  [ "Ketika tahu dari Argedaff bahwa kalian akan bercerai. Saya sangat terkejut, Putri. Saya tidak bisa mengerti bagaimana kalian bisa memutuskannya. Berpikir bahwa kalian adalah pasangan yang sangat serasi dan membuat iri," ]     

  Penjelasan jujur ini membuat Monna tertawa mengejek.     

  "Aku dan Putra Mahkota adalah pasangan yang serasi dan membuat iri? Asumsi semacam apa itu!"     

  Namun kali ini Lily, Merri, dan Dessie kompak bersuara.     

  "Tentu saja dari penglihatan semua orang yang bisa melihat bagaimana Putra Mahkota memperlakukan Anda dengan sangat baik!"     

  Monna memutuskan untuk menyerah.     

  "Baiklah. Aku mengerti dan tenangkan diri kalian," menegur secara halus.     

  Perhatian Monna kembali dia alihkan pada tulisan tangan Beppeni yang rapi dan manis.     

  [ "Karena itu, jika Anda membutuhkan penghiburan atau teman mengobrol. Anda bisa mencari saya. Dan saya bersedia meluangkan waktu kapanpun itu sebagai bentuk pertemanan sederhana yang saya akui sepihak. Akhir kata, saya minta maaf jika ada kata yang salah. Dan semoga Putri bisa berbahagia," ]     

  Pendek, tidak banyak basa-basi dan memberikan aura positif. Monna tidak mungkin menolak ajakan pertemanan Beppeni. Selama dia suatu saat tidak terkontaminasi dengan Argedaff yang terkadang sulit dipercaya.     

  Hingga Monna kemudian beralih ke surat-surat asing lain yang berasal dari beberapa putri dari bangsawan lain. Semua isi surat itu sama. Surat bela sungkawa dan ikut prihatin. Seolah Cattarina mengalami bencana besar.     

  Tidak bisa menanggung beban itu seorang diri dan butuh dihibur. Namun semua penghiburan itu adalah palsu.     

  Sekedar ingin melihat bagaimana wajah terpukul Cattarina yang semua orang sudah tahu bahwa dia sangat mencintai Putra Mahkota. Menggilai dan mengejarnya sampai berhasil menikah dengannya. Lalu akhirnya malah diceraikan dengan tragis.     

  Memikirkan kata 'tragis'.     

  Kenapa Monna jadi memikirkan masa depan 4 kehidupan sebelumnya yang juga tragis?     

  "Apa semua ini adalah candaan? Aku pada akhirnya terikat pada satu kata terkutuk itu?!!"     

  Menahan kesal.     

  Lily, Merri dan Dessie yang mendengar ucapan kesal Monna, saling menatap.     

  Bingung dengan umpatan Monna. Dessie dengan polosnya bertanya.     

  "Siapa yang bercanda, Yang.. maksud saya, Nyonya?"     

  Mengibaskan tangan dan malas meneruskan.     

  "Bukan hal penting! Jadi abaikan protesku!"     

  Menekuk leher dan melakukan beberapa peregangan.     

  Monna melempar asal semua surat-surat itu. Lelah terus membaca hal yang tidak penting dan hanya menguras emosinya.     

  Monna memutuskan untuk beristirahat.     

  Menyantap makanan ringan yang dibawakan Lily. Monna lalu memberikan perintah.     

  "Buang semua surat-surat ini dan kecuali surat dari Beppeni. Lalu catat pesta mana saya mereka mengundangku. Karena aku ingin sekali-kali mencoba membuat keributan seperti dulu!"     

  Mulai merinding dan pusing, para dayang dibuat stress.     

  "Nyonya Muda!! Kenapa Anda harus melakukan ini?!!"     

  Menatap dengan tanpa merasa bersalah.     

  "Kenapa? Apa aku tidak bisa membuat keributan? Ketika mereka sudah mengundang dan memancingnya?"     

  Monna kini ingat, apa saja yang membuat Cattarina senang sekali mencari keributan dengan para pemilik pesta. Atau beberapa tamu undangan lain yang tidak pernah bisa akur dengannya.     

  Hidup dipergaulan atas.     

  Cepat atau lambat, kau akan tahu bagaimana mereka bersikap sangat berlawanan. Antara di depan dan di belakang.     

  Berbeda dengan Cattarina yang sederhana. Mengatakan tidak suka atau jelek. Ketika dia memang berpikir seperti itu. Dan tidak perlu melayangkan pujian yang hanya diucapkan demi menjaga tata krama.     

  Namun di belakang, orang tersebut mengatakan hal yang sangat bertolak belakang dengan pernyataannya karena pencitraan.     

  Tidak suka dengan sesuatu yang hanya manis di depan. Tapi busuk di belakang.     

  Cattarina yang menyadari banyak orang iri padanya dan tidak menerima kecantikan mereka yang kalah.     

  Tidak hanya ada satu atau dua yang secara terang-terangan berbicara buruk di belakang Cattarina. Mereka juga terkadang sengaja memancing emosi Cattarina yang memang mudah terpancing. Lebih mengutamakan kepuasan pribadi. Tanpa peduli bagaimana orang lain akan menanggapinya.     

  Cattarina, semakin lama tumbuh menjadi wanita yang bebas.     

  Berpegang pada nama keluarga Bourston yang masih dipandang dan ditakuti.     

  Cattarina sering bebas dari masalah karena bantuan ayahnya.     

  Menambahkan kebencian sejumlah orang.     

  ***


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.