Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 136 ( Syarat Perceraian )



Chapter 136 ( Syarat Perceraian )

0Hanya mengangguk pelan dan lemah.     
0

Monna yang melihat anggukan itu, hanya bisa terharu.     

"Saya punya status keluarga Bourston untuk mencukupi kehidupan saya. Baru sadar setelah Anda berkata-kata bahwa saya memang kurang mengembangkan keuangan yang saya miliki dengan lebih baik. Saya yakin, saya masih tidak akan berkekurangan."     

Belhart masih saja menunjukkan niat baiknya.     

"Bukan masalah. Semakin banyak harta yang kau milki akan semakin baik. Sehingga tidak akan ada satu orang pun yang berani meremehkanmu,"     

Monna lagi-lagi tidak bisa mengerti jalan pikiran Belhart.     

"Baiklah. Saya akan menerimanya jika itu keputusan Anda. Dan saya pribadi tidak memiliki persyaratan khusus atau permintaan khusus..!!"     

Ucapan Monna tiba-tiba saja berhenti, tepat ketika sebuah tangan yang kokoh meraih tangannya.     

"Ada apa Yang Mulia? Anda ingin melakukan sesuatu?"     

Berusaha bersikap normal padahal dalam hati mulai cemas.     

Apa yang sebenarnya Belhart inginkan dengan mencengkram tangan dan menatapnya serius?     

Lalu kenapa, di balik tatapan tajam itu. Monna melihat ada banyak kesedihan yang Belhart sembunyikan?     

"Jika begitu, aku yang akan memberikan persyaratan mutlak padamu!"     

"Persyaratan mutlak?"     

"Ya,"     

"Katakanlah. Dan jika bukan hal yang memberatkan, saya akan berusaha menyanggupinya."     

"Harus. Dan bukan hal yang memberatkan. Namun membutuhkan kesabaran,"     

Monna sontak berkedip. Mempersiapkan diri menerima permintaan terburuk dna kurang masuk akal.     

"Aku ingin kau tidak segera melangsungkan pernikahan lanjutan setelah kau bercerai denganku," ungkap Belhart.     

Memasang wajah bodoh dan terpaku. Monna yang terkejut membalas kaget.     

"Apa yang baru saja Anda katakan?"     

Mengulang dengan perasaan tenang.     

"Aku ingin kau tidak langsung mengadakan upacara pernikahan kedua setelah kita bercerai," ulang Belhart sangat transparan.     

Namun Monna yang masih belum ingin percaya, menertawakan permintaan konyol itu.     

"Anda.. mengajukan persyaratan aneh itu?"     

Menutup mulutnya dengan kedua tangan. Monna lalu mengoreksi.     

"Maaf, maksudku.."     

"Ya. Persyaratan aneh yang tetap harus kau patuhi dalam segala niatmu,"     

Monna yang entah paham dan tidak, mengangguk pelan.     

"Baiklah, jika seperti itu. Tapi, sampai berapa lama? Satu atau dua tahun?" tanya Monna.     

Termasuk wajar jika Monna tidak langsung menikah dengan pria lain setelah bercerai. Selain akan menimbulkan fitnah dan mungkin tanggapan buruk dari orang lain.     

Menjadi kurang etis. Apabila dia langsung menyanggupi lamaran dari pria lain, setelah hubungannya dengan Putra Mahkota gagal.     

Namun berapa lama waktu yang Belhart butuhkan untuk memberikannya toleransi?     

Memberikan persyaratan spontan setelah Belhart melihat kecantikan Cattarina yang akan menggundang banyak laki-laki mendekatinya.     

Dimana selama ini, Belhart sudah sangat bersikap baik pada Neil. Dan tahu bahwa Neil sebetulnya memiliki perasaan pada Cattarina.     

Dengan masih menyandang status istri sah Putra Mahkota, Cattarina saja sanggup mengundang laki-laki lain untuk tertarik padanya.     

Lalu bagaimana jadinya, jika status itu sudah tidak melekat?     

Akankah banyak pria mendekat padanya dan langsung meminangnya?     

Belhart kemudian mulai berpikir keras menentukan waktu.     

"Entahlah. Mungkin pada batas waktu yang akan aku tentukan nanti. Dan hanya aku yang boleh memberikan izin padamu untuk menikah lagi,"     

Monna serta merta mengerutkan kening dengan sangat rumit.     

"Apa Anda bercanda?"     

Sadar bahwa Belhart bukan pria yang senang bercanda.     

"Bagaimana Anda bisa mengatakan kalimat tidak masuk akal itu? Saya.. harus mendapatkan izin dari Anda, jika saya ingin menikah?"     

Hohoho.. ( tawa garing )     

Yang-be-nar-sa-ja!!     

Melebarkan kedua bola matanya. Monna tidak bisa langsung menerima keputusan itu.     

Sedangkan Belhart yang menangkap dalam artian berbeda, memicingkan mata.     

"Kenapa? Kau sudah ingin langsung menikah ketika kita bahkan belum resmi bercerai?" yanya Belhart tidak senang.     

Monna seketika menghela napas dengan frustasi.     

"Bukan seperti itu, Yang Mulia." Bantah Monna.     

"Namun, apa semua itu masuk akal dan setimpal? Kenapa jika saya ingin menikah, saya masih harus mendapatkan izin dari Anda? Bahkan tanpa batas waktu yang bisa Anda tentukan sekarang?"     

Menatap menyalak, Monna jelas tidak ingin sampai menjadi perawan tua. Jika dia harus mengikuti suasana hati Belhart yang mudah berubah-ubah. Dan cenderung lebih sering buruk daripada baik.     

Siapa yang berani menjaminnya?     

"Lalu, apa persyaratan itu berlaku juga sebaliknya?"     

Sengaja memancing perbandingan yang bisa Monna gunakan untuk membantah keinginan Belhart yang tidak bisa Monna tolerir.     

Belhart justru membuat sebuah statement yang tidak kalah mengejutkan dari syarat yang dia ajukan.     

"Ya. Aku bersedia. Silahkan saja jika itu maumu. Dan kau bebas menentukan calon istriku kelak,"     

Menatap dengan sangsi.     

Ada apa lagi dengan pria ini?     

Otaknya menjadi kusut, karena terlalu banyak mengurus perceraian dan pekerjaan negara dalam waktu bersamaan??!     

Karena itu, Belhart asal saja menyanggupi permintaan yang Monna ucapkan sungguh-sungguh?     

"Lepaskan tangan saya lebih dulu. Dan kita bicara dengan pikiran yang lebih jernih,"     

Baru sadar masih mencengkram tangan Cattarina. Belhart lalu melepaskan tangan itu perlahan dengan perasaan kecewa.     

Masih ingin berlama-lama. Namun batas waktu selalu menjadi penghalang untuknya.     

Terutama ketidaksukaan Cattarina disentuh olehnya.     

Berhasil melepaskan diri, Monna lalu meremas pelan bekas tangan Belhart. Duduk di salah satu kursi panjang yang selalu ada di dalam kamar mereka.     

Belhart dengan pasrah mengikuti.     

Berdeham satu kali, monna kemudian mencari kalimat yang paling tepat.     

"Saya bertanya seperti itu, bukan untuk memaksa Anda harus mendapatkan izin menikah lagi dari saya. Tapi sekedar memberikan perbandingan dan bukannya syarat," tukas Monna pelan agar Belhart bisa paham seluruh maksudnya.     

Namun Belhart memotong.     

"Ya. Dan aku memberikanmu izin untuk memasukannya dalam persyaratan perceraian kita,"     

Menggaruk pelipisnya bimbang. Monna bena-benar dibuat jengkel.     

"Ya?"     

"Kau bebas menentukan calon wanita yang akan menjadi calon istriku kelak. Dan itu berarti juga, jika aku tidak mendapatkan izin darimu untuk menikah. aku tidak akan menikah,"     

"Apa?"     

Monna buru-buru meletakkan tangannya di depan.     

"Tidak-tidak! Tunggu sebentar, Yang Mulia. Bukan seperti itu maksud saya!"     

Tidak mengerti dimana letak ucapannya yang salah.     

"Saya saa sekali tidak pernah bermaksud seperti itu,"     

"Tapi, jika seperti itu juga tidak masalah," balas Belhart dengan sangat tenang. Seolah apa yang dia katakan bukan masalah besar dan akan dia pusingkan kelak.     

Monna menelan salivanya.     

"Dan membiarkan akses izin yang sama juga pada Anda?"     

Mengangguk dengan yakin. Belhart membenarkan ucapan Monna menggunakan kepercayaan diri penuh. Yakin pada diri sendiri bahwa dia tidak akan menemukan pengganti istri pertamanya.     

Monna lalu memukul kepala bagian belakangnya satu kali untuk mengurangi stres.     

Monna lagi-lagi bertanya dengan sangat serius dan meminta pengertian.     

"Tapi itu bukan yang saya inginkan, Yang Mulia. Terlebih lagi, siapa yang berani melarang Anda untuk menikah lagi ketika dokumen perceraian kita akan segera disah-kan?!"     

Menahan kekesalan. Monna masih saja berusaha bernegosiasi.     

"Dan aku sudah menyetujuinya. Jadi tidak ada alasan untukmu menolak jika kau masih ingin becerai dariku,"     

Monna lalu bergeming.     

Apa ini semacam ancaman??     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.