Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 131 ( Cerai )



Chapter 131 ( Cerai )

0Itu juga yang Belhart harapkan.     
0

[ "Namun, seolah menemukan masalah baru dan gelisah karena beberapa sebab tertentu yang terus Beliau tutupi. Putri Mahkota kelap kali juga pernah menanyai saya beberapa pertanyaan membingungkan," ]     

Situasi yang sudah membingungkan. Ditambah dengan pertanyaan yang membingungkan. Tidakkah situasi ini seperti berada di dalam labirin yang membutakan arah?     

["Terkait mimpi saya dan hubungan saya dengan orang-orang di sekitar saya," ]     

Belhart seketika memusatkan perhatiannya.     

"Apa yang ingin dia ketahui dan apa yang kau ceritakan padanya?" tanya Belhart pada saat itu.     

Dengan ringan namun sedikit ragu, Alliesia menjawab.     

[ "Hanya beberapa kilasan mimpi. Dan mengatakan bahwa kenyataan yang saya hadapi berbeda dengan yang berada dalam mimpi. Yang Mulia memang sempat tidak percaya. Namun mendengarkan dengan tenang sesudahnya," ]     

Terus menyimak. Belhart membiarkan Alliesia terus menjadi pembicara.     

[ "Saya lalu membuat kesimpulan bahwa semua kegelisahan Yang Mulia berasal dari mimpi buruknya. Karena itu, apa orang yang pernah Anda ceritakan pernah mengalami mimpi sangat buruk adalah Yang Mulia Putri Mahkota?" ]     

Tidak bisa membantah dan memang seperti itulah kenyataannnya.     

Belhart hanya diam tanpa menjawab seluruh pertanyaan Alliesia.     

Tidak ingin menimbulkan isu atau mendoakan hal buruk terjadi pada Putri Mahkota. Alliesia hanya sekedar ingin memastikan kecurigaannya.     

Bukan ingin ikut campur atau mengambil peran penting. Alliesia pada saat itu tentu tidak bisa menutupi keterkejutannya. Karena ada beberapa hal lain yang juga dia curigai.     

Tidak berani mengatakannya pada siapapun. Alliesia hanya akan membicarakannya langsung pada Putri Mahkota ketika dia sadar nanti.     

Namun sayang kesempatan itu, nampak sulit untuk datang.     

Bangun dari pingsannya. Hari sudah menjelang malam.     

Terbangun dengan kelelahan yang menyakitkan dan melihat sesorang tertidur di sampingnya. Monna serta merta menarik tangannya dari genggaman Belhart. Membuat pria yang sedang tertidur lelap itu ikut terbangun.     

Belhart yang sempat mengucek matanya perlahan, bertanya.     

"Kau sudah sadar?" tanya Belhart cemas dan bangun dari posisinya.     

Masih terkejut dengan posisi mereka. Monna lalu bertanya dengan ragu.     

"Apa yang terjadi pada saya?" tanyanya.     

"Kau pingsan selama 8 jam dan membuat semua orang cemas,"     

Monna lalu teringat semua kejadian hari ini. Menatap keluar jendela ketika sadar hari sudah menjelang malam hari dan menyentuh kepalanya.     

Belhart mendadak menanyakan keadaannya.     

"Perasaanmu sudah jauh lebih baik? Atau kau membutuhkan sesuatu?"     

Menatap mata yang mencemaskan itu dengan perasaan sedih dan berat hati.     

Monna lalu mengeleng.     

Tidak berharap diberikan perhatian. Dan entah bagaimana menjelaskan, perhatian itu seperti duri baginya.     

Duri yang kapan saja bisa menusuk dan menyakitinya.     

Monna tanpa sadar kembali menunjukkan sikap takutnya.     

Menimbulkan kesedihan dan kekecewaan besar hadir di mata Belhart yang menyadarinya.     

"Jika ini yang kau inginkan. Ayo kita berpisah!"     

Tidak memberikan ruang atau waktu bagi Monna mengemukakan pendapatnya. Belhart serta merta sudah membuat keputusan yang sangat mutlak dan mendadak?     

Memutuskan untuk berpisah dan tanpa mendiskusikan masalah penting itu lebih dulu dengannya.     

Belhart bersungguh-sungguh ingin bercerai dengannya?     

Tapi kenapa? Dan apa alasannya? Padahal sebelum ini, Belhart sangat berkeras hati mempertahankan pernikahan mereka.     

Namun seluruh, keyakinan dan kepercayaan dirinya sirna?     

Baru saja kembali dari Kuil Suci dan menyampaikan pesan yang Putra Mahkota perintahkan. Neil tidak sengaja mendengar kalimat mengejutkan itu dari luar.     

Memiliki telinga yang cukup tajam. Ketika masih ada celah pintu yang tidak menutup ketika Putra Mahkota dan Putri Mahkota bicara.     

Neil yang baru saja merasa lega melihat Putri Mahkota baik-baik saja. Mengurungkan niatnya untuk masuk dan mendekat.     

Ingin memastikan sendiri kondisi kesehatan Putri Mahkota. Neil justru mendengar sebuah kalimat yang sangat tidak masuk akal diucapkan oleh Belhart?     

Pria yang sudah Neil sadari sangat mencintai Putri Mahkota.     

Itu sebabnya, Neil tidak berani mengambil langkah berlebihan untuk terus berada di dekat Putri Mahkota. Menuruti semua perintah Putri Mahkota, ketika wanita itu berulang kali memintanya untuk pergi mengerjakan berbagai macam hal.     

Mulai yang masuk akal dan tidak.     

Neil yang sadar bahwa Putri Mahkota sudah mengetahui perasaannya. Tidak bisa membantah. Dan ingin memberikan ruang bagi Putri Mahkota, agar tidak merasa terbebani.     

Namun sekarang, Putra Mahkota yang ingin memicu masalah?     

Mencengkram tangannya kuat-kuat ketika ada dua macam perasaan mengelilinginya. Neil hanya berdiri dalam diam.     

Sementara Monna justru terbelalak.     

"Apa.. yang baru saja Anda katakan?"     

Berucap dengan tenang dan tanpa merasa terintimidasi dengan perasaan tersembunyinya.     

"Ayo kita bercerai, jika itu yang kau inginkan!"     

Tidak memberikan respon. Monna akhirnya sadar bahwa dia tidak salah mendengar dan menangkap perkataan Belhart.     

Namun, benarkah Belhart bersungguh-sungguh mengatakannya?     

Bukan hanya sekedar ingin mengerjainya dan mengatakan omong kosong. Belhart benar-benar sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya?     

Atau sebaliknya?     

Selama ini Monna hanya salah paham dan Belhart ternyata sudah memiliki wanita lain seperti desas-desus yang dia dengar?!     

Tidak pernah membuat keputusan gegabah. Belhart sadar dia pasti akan menyesali pilihannya. Namun demi ketenangan dan kebahagiaan Cattarina, Belhart sanggup melakukan apapun. Bahkan jika dia harus menyakiti dirinya sendiri.     

Karena keputusan yang sudah dia katakan, sama sekali tidak akan pernah dia rubah atau ralat.     

Berita perceraian ini pun sampai menyebar kemana-mana. Berkat Belhart yang memanggil sudah beberapa penasehat dan pihak pengadilan pernikahan negeri Geraldy untuk memberikan pendapat terkait apa saja yang dia butuhkan untuk merealisasikan niatnya.     

Lomus Dominic dibuat sangat geram.     

Datang ke ruang kerja Belhart ketika putranya menyibukkan diri dengan berbagai macam urusan yang jauh lebih tidak penting bila dibandingkan dengan masalah yang dia sebabkan. Lomus Dominic tentu berpikir bahwa Belhart sengaja menganggap remeh sebuah pernikahan dan perceraian.     

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Apa kau pernah mendengar dalam kekaisaran ada yang namanya kalimat perceraian??" runtuk Lomus.     

Berucap sangat marah hingga menghardik putranya. Lomus Dominic baru sadar bahwa putranya itu adalah pria paling bodoh dan nekat.     

Mengetahui dengan sangat jelas bagaimana perasaan putranya terhadap Cattarina. Belhart justru ingin menyerah begitu saja dan membuat semua orang menertawakan pernikahan mereka?     

Pernikahan yang memang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka. Terutama Kaisar sendiri yang menunjuk Cattarina sebagai calon Putri Mahkota yang paling pantas diantara seluruh wanita yang ada di negerinya.     

Belhart ingin membuat semua orang mengejeknya secara terang-terangan di belakang?     

Bukan bermaksud ingin peduli pada tanggapan orang lain. Namun lebih peduli pada bagaimana Belhart mengatasi masalah pelik hubungannya dengan Cattarina.     

Perceraian selalu bukan menjadi jalan tengah atau akhir!     

Namun ternyata, putranya tidak setangguh dan sekuat yang dia pikirkan?!     

Menyerah hanya karena berpikir tidak ada ruang dan celah untuknya dapat membuat Cattarina membalas perasaannya. Belhart ternyata lebih bodoh daripada yang dia bayangkan?!     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.